05

2.6K 272 35
                                    

"Kak Soobin dari mana?" Beomgyu berujar takut, meski tahu Soobin akan mengabaikannya. Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari dan Soobin baru pulang.

Sedari tadi Beomgyu berada di ruang tamu menunggu Soobin pulang, menggantikan sang tante yang sebelumnya berada disana menatap cemas kearah pintu masuk, tidak tenang sebab itu pertama kalinya Soobin pergi larut malam.

Untung saja Beomgyu bisa meyakinkan tantenya untuk istirahat dan biar Beomgyu saja yang menunggu kepulangan Soobin.

Laki-laki yang lebih tua acuh, berlalu menjauh dari Beomgyu tanpa berkata sepatahpun. Sorot matanya masih saja tajam, seakan seluruh rasa bencinya berada disana.

"Aku minta maaf kak, gara-gara aku kakak jadi bertengkar sama kak Yeonjun." Imbuh Beomgyu sekali lagi saat Soobin akan memasuki kamarnya.

Soobin yang hendak meraih knop pintu kamarnya, terdiam. Setengah malas mendengar ucapan Beomgyu. Namun dia tidak bergerak selama beberapa detik.

"Kalo lo emang ngerasa bersalah, pergi dari sini." Ucapnya mulus tanpa menoleh pada Beomgyu.

Benturan pintu yang tertutup terdengar setelahnya. Bunyinya begitu keras membuat Beomgyu terperanjat mendengarnya. Soobin membanting pintunya dan lenyap dibalik sana.

Beomgyu hanya bisa mematung menatap kosong pada pintu kamar Soobin. Kali ini sepertinya Soobin benar-benar tidak akan memberinya ampun.

Dengan langkah gontai, pemuda itu berjalan memasuki kamar Yeonjun yang juga ia tempati. Membukanya perlahan agar tidak membangunkan sang kakak sepupu yang dipikir sudah terlelap.

Namun Beomgyu salah besar, disana sudah terlihat Yeonjun yang keluar dari kamar mandi. Tubuhnya basah, entah mandi atau habis melakukan apa, jelasnya meski bukan pertama kali Beomgyu melihat Yeonjun keluar dari kamar mandi setiap tengah malam, ia masih saja gugup melihat Yeonjun yang hanya berbalut handuk pada pinggangnya.

Sedangkan bagian atas tubuhnya tidak berbalut sehelai benangpun. Secara jelas mata Beomgyu bisa menangkap penampakan dada bidang yang kokoh serta perut berotot membentuk enam kotak.

Cahaya temaram seperti ini pun tidak membuat tubuh penuh otot Yeonjun tertelan kegelapan. Hal itu tentu merupakan godaan berat untuk Beomgyu. Jangan lupakan rambut basah Yeonjun yang menitikkan air, jatuh ke bahu dan dadanya. Membayangkan menyentuh tubuh Yeonjun membuat pipi Beomgyu terasa memanas.

"Soobin udah pulang?"

Laki-laki muda itu tersentak, lamunannya seketika buyar. Beomgyu memalingkan wajahnya, enggan menatap Yeonjun.

Tapi tetap mengangguk, mengiyakan pertanyaan pria bermata rubah di hadapannya.

"Barusan kak Soobin pulang, kak."

Yeonjun bernapas lega, lantas menyisir rambutnya ke belakang, membiarkan sisa air yang berada di rambutnya terciprat ke belakang.

"Syukur deh."

Namun sepertinya pria itu sadar akan gelagat Beomgyu yang aneh, jangan lupakan mata Beomgyu yang bergerak gusar. Ia memandang ke arah lain dan enggan menatapnya. Cahaya dari lampu tidur masih bisa mempertontonkan semburat merah di wajah laki-laki itu. Menjalar sampai telinganya.

"Gak usah malu, lagian kita kan sama-sama cowok."

Mata Beomgyu sukses membulat. Ia seperti tertangkap basah menghindari Yeonjun. Buru-buru pemuda itu menyangga.

"Nggak kok, bukan gitu. Aku cuma belum terbiasa lihat orang lain nggak pakai baju di dekatku." Beomgyu masih menggeleng kuat.

"Haha, iya deh, lagian kamu nggak mungkin juga kan nafsu liat tubuh laki-laki." Kekeh Yeonjun.

Both [Yeonbingyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang