06

2.5K 271 51
                                    

Soobin menghela napas malas. Kelas berakhir hampir setengah jam yang lalu dan dia belum beranjak sedikitpun dari kursinya, sedangkan teman-temannya sudah pulang beberapa saat yang lalu.

Alasannya tentu karena Beomgyu yang belum kembali sejak Soobin antar ke UKS, entah apa yang membuat Beomgyu begitu lama disana. Kalau ia memutuskan pulang sendiri pasti bisa kena semprot oleh Yeonjun.

Soobin melirik tas Beomgyu di kursi sampingnya.

"Sekarang gue malah jadi babu itu bocah." Keluh Soobin sebelum akhirnya laki-laki berambut legam itu meraih tas Beomgyu.

Namun saat ia berdiri dan hendak melangkah, salah satu buku Beomgyu terjatuh dari dalam tasnya yang ternyata setengah terbuka.

Dengan decakan kesal, Soobin meraih buku bersampul kulit tersebut. Kenampakannya sangat aneh dengan halaman yang tebal, warna kusam dan berbeda dengan buku Beomgyu yang lain.

Alis Soobin tertaut bingung, rasa penasaran menerpanya. Ia menatap ke segala penjuru memastikan tidak ada siapa-siapa, lalu perlahan ia membuka sampul buku itu.

Soobin membukanya secara acak dan saat ia membuka halaman terakhir matanya sukses membulat, perutnya tiba-tiba terasa mulas.

Soobin sampai tidak sadar buku yang  ternyata sebuah diary tersebut telah  di rampas oleh seseorang. Soobin mengangkat kepalanya dan menemukan Beomgyu dengan raut panik bukan main.

Ia tidak percaya Soobin membaca buku diarynya yang memuat hampir semua rahasia Beomgyu, termasuk penyimpangan seksualnya yang ia curahkan disana.

"Buku itu punya lo?" Tanya Soobin memastikan. Tatapannya seperti tidak percaya, ia diam-diam berharap buku yang dia baca bukan milik Beomgyu.

"Bukan kak." Cicit Beomgyu berbohong. Tangannya yang berada di sisi tubuhnya bergetar menahan takut.

Soobin meraih bahu Beomgyu, meremat kedua bahunya.

"Jawab yang benar! Kenapa ada nama lo disana kalo gitu?!"

Teriakan Soobin yang lantang membuat Beomgyu tersentak kaget, bibirnya bergetar dan terasa keluh disaat yang bersamaan. Ia seperti tidak dapat berkata-kata.

"Kak Soobin baca?" Tanyanya takut.

"Itu beneran punya lo?"

Sedangkan Soobin kini menatapnya jijik, melihat Beomgyu dihadapannya membuat Soobin semakin mual. Bisa-bisanya ia bersepupu dengan orang semacam Beomgyu.

Laki-laki yang muda menggeleng takut, matanya tampak berkaca-kaca dan ia langsung meraih lengan Soobin. Beomgyu benar-benar takut jika Yeonjun dan tantenya tahu, dia akan di pandang sebelah mata seperti yang Soobin lakukan dan perlakuan hangat dari tantenya dan Yeonjun akan hilang.

Beomgyu baru saja merasa disayangi, dia tidak mau hal seperti itu kembali menimpanya.

"Kak aku mohon jangan bilang siapa-siapa."

"Jadi benar itu punya lo, kan? Anjing, lepasin, gue bakal bilang ke mama sama kak Yeonjun kalo lo homo!"

Soobin membuang kasar tas Beomgyu ke lantai dan mulai berjalan hendak keluar dari kelasnya. Tapi lagi-lagi tangannya di tahan oleh Beomgyu.

"Nggak, kak, itu gak seperti yang kakak pikirin."

"Bacot! Ga usah ngelak jelas-jelas buktinya udah ada. Ternyata ini alasan lo berperilaku kaya cewe karena lo homo! Dasar sampah masyarakat, ga seharusnya orang kaya lo itu keluarga gua!"

Air mata Beomgyu jatuh memenuhi pipinya, tangannya di tepis secara kasar oleh Soobin. Ucapan Soobin benar-benar menohok tepat di ulu hatinya. Pria yang jauh lebih tinggi segera menyambar buku yang di pegang Beomgyu, mau membawa bukti itu kehadapan Yeonjun. Biar tahu rasa Beomgyu dihajar kakaknya.

Both [Yeonbingyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang