1

623 52 6
                                    

Tepat disaat embun pagi baru beranjak naik, kayuhan sepeda seorang gadis terdengar di sepanjang jalan pemukiman yang masih kosong. Masih ada beberapa mobil yang terparkir rapi di sisi jalan. Tanda bahwa sang pemilik mobil belum memulai aktivitasnya. Tidak disaat matahari belum terbit dengan sempurna.

Suara terengah dari gadis yang dengan semangat mengayuh sepeda miliknya terdengar. Keringat bercucuran di keningnya. Ada beberapa kaleng susu yang masih hangat didalam keranjang sepeda. Yang akan dia bawakan bagi sang pemesan.

Seharusnya raut wajah kelelahan yang terlihat bukan wajah Bahagia dengan senyum yang memikat. Rambut panjangnya tergerai dengan sempurna. Wajah tanpa polesan make up sedikitpun merona dengan manisnya. Dan bibir tipis yang merah alami. Sempurna, memang seharusnya gadis ini sempurna. Tapi baju yang sederhana membuatnya tampil sebagai gadis yang begitu polos.

Helena menghembuskan nafasnya saat rumah yang akan ditujunya terlihat dari sisi jalan. Helena memelankan laju sepedanya, mengayuh agar sepedanya berada di halaman rumah terparkir dengan sempurna.

Dengan cekatan Helena mengambil susu yang masih hangat di keranjang sepedanya. Helena tersenyum senang tau bahwa mungkin Mr.Fred akan menyukai susu dari Ibu pantinya. Helena berjalan kearah pintu rumah Mr.Fred. Selagi berjalan Helena melihat penampilannya yang memang selalu biasa saja, merapikan dengan semampunya. Lalu mulai memencet bel 2 kali.

Helena menunggu dengan penuh senyum. Pintu terbuka seoarang lelaki dengan wajah yang mulai mengeriput keluar, sama dengan Helena, Mr.Fred juga tersenyum membalas senyum manis Helena yang selalu bisa menyejukkan hatinya.

"Aku menunggumu" seru Mr.Fred dengan bahagia

"Maafkan aku Mr.Fred Row mogok mengeluarkan susunya tadi." Row itu Sapi dikandang pantinya, Helena yang memberikan namanya secara langsung. Mr.Fred terkekeh melihat Helena yang terlihat kesal membicarakan Row sapi kesayangannya yang entah kenapa mogok untuk mengeluarkan susu pagi ini.

"Tak apa setidaknya dia masih menghasilkan susu yang hangat bukan?" Mr.Fred mencoba menenangkan Helena yang sepertinya masih terlihat kesal dengan Row sapinya.

Helana mengangguk antusias. "Ya Mr.Fred susunya masih hangat"

"Bagus, apa kau mau masuk dulu?" Mr.Fred menawarkan Helena untuk mampir sebentar di rumahnya.

Helana menggeleng pelan, raut wajahnya mengisyratkan bahwa dia tidak enak. "Maaf Mr.Fred aku ingin sekali, tapi kau tau aku harus segera pulang. Aku harus berusaha untuk mencari pekerjaan" Helena menyahut pelan.

Mr.Fred terkekeh "Tak apa jika kau sempat mampirlah, aku akan mendoakanmu agar mendapat pekerjaan yang baik" Mr.Fred berseru pelan sambil mengusap rambut panjang Helena. Helena sudah dia anggap sebagai anaknya sendiri. Gadis ini terlalu polos untuk menghadapi dunia yang besar sebenarnya.

"Terima kasih Mr.Fred aku akan mengaminkan doamu" Helena menyahut riang. Pipinya semakin merona.

"Pulanglah hati-hati dijalan, jangan membawa sepeda mu terlalu cepat mengerti?"

"Baiklah Mr.Fred aku pergi dulu"

Helena berjalan riang kearah tempat di mana sepedanya terpakir, lalu melambaikan tangannya kearah Mr.Fred yang masih berdiri di depan pintu dengan senyum yang mengembang. Helena tersenyum lalu mulai mengayuh sepedanya dengan kecepatan sedang. Tak lupa memberi Mr.Fred senyuman sebelum pergi.

~

"Kau pulang"

Ibu pantinya, ibu Lidia. Menyapa Helena saat melihat gadis itu pulang. Helana mengangguk dan menyalami ibu Lidia.

"Maaf membuatmu harus terus memberi susu-susu itu kepada seluruh pemesan" Bu Lidia berkata lirih merasa bersalah pada Helena. Helena cepat-cepat menggeleng wajahnya tersenyum bahagia

He's Possessive GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang