3

278 43 1
                                    

~

" Helena !"

Helena tersentak dan meringis memperhatikan wajah Alia yang menatapnya dengan sebal.

"Ada apa kenapa dari tadi Kau terus melamun?"

Alia bertanya dengan gemas, pasalnya dari tadi Helena hanya melamun. Dan tidak mendengarkan apa yang dia katakan

" Aku tidak apa-apa" Jawab Helena pelan, berusaha tersenyum pada Alia

" Ayo jangan berbohong. Aku tau kau berbohong, semenjak kita keluar dari ballroom tadi kau hanya diam dan matamu kosong"

Alia mencoba mendeskripsikan keadaaan Helena saat ini

" Bahkan kau tidak memakan makanan yang ada di depanmu"

Alia tersenyum puas tau dia memang benar. Wajah Helena merona.

" Apa kau kepikiran dengan wajah Mr.Revan yang begitu tampan tadi ?"

Helena tersedak oleh minumnya sendiri, wajahnya memerah dan merunduk. Alia memperhatikan wajah Helena yang memerah kemudian tatapanya berubah menjadi usil.

" Nah ayoooo mukamu memerah Helena ayo mengaku kau memikirkan dewa itu kan?"

Helena menggeleng dengan cepat

" Tidak Alia aku tidak memikirkannya sedikitpun"

"benarkah?"

"Iya sunguh ! "

" Aku tidak segampang itu percaya padamu nona"

Helena meringis memperhatikan Alia yang menatapnya dengan pandangan yang begitu tajam .

" Kuakui Mr.Revan memang hot sekali, kau lihat jugakan, tertutup kemeja saja ototnya sudah tercetak apalagi jika dia membuka kemeja itu"

" Alia!"

Helena memekik, wajahnya memerah seperti tomat. Astaga Helena tidak menyangka Alia begitu mesum seperti ini.

" Kenapa?" Alia bertanya dengan polos , Helena mengeleng dan menyuap Chicken cordon bleu yang ada di hadapannya saat ini. Makanan yang ada diperusahaan memang tidak bisa di katakan buruk. Gulungan daging ayam tipis yang diisi dengan ham dan keju satu ini pasti akan jadi menu kesukaan Helena.

Helena meringis, dan hanya mengangkat bahunya. Tanda bahwa dia tidak tau dan sekaligus tidak ingin membahas tentang ini.

" Kau tau Helena entah ini perasaanku saja atau apa, aku merasa saat kita berada di Ballroom tatapan Mr.Revan tidak pernah berpaling dari kita. Aku tidak tau siapa yang di tatapnya tapi aku tau feeling ku benar bahwa mata elang itu seperti mengawasi salah satu di antara kita "

Kali ini Helena tersedak. Alia terkejut dan mengambil minum untuk Helena

" Astaga Helena makanlah dengan baik"

Helena hanya mengangguk dan megiyakan. Tetapi pikirannya mampir kemana-mana. Perkataan Alia menjadi beban untuknya. Tentu dia tau bahwa mata elang itu mengawasinya.

Secara tiba-tiba tanpa bisa ditahan ada rasa takut menyelimuti Helena. Apa dia akan dipecat?

Jika dia dipecat bagaimana dengan nasib anak-anak panti. Dia harus membantu keuangan ibu Lidia.

" Helena ada apa?" Alia bertanya khawatir

" Tidak aku tidak apa-apa"

"Ayolah Helena jangan berbohong aku tau kau ada masalah"

" Aku hanya memikirkan anak-anak panti" jawab Helena seadanya. Dalam hati dia meminta maaf sebesar-besarnya pada Alia. Walaupun dia tidak sepenuhnya berbohong.

He's Possessive GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang