Kado Arfan

36 9 0
                                    

"ga mau" syira menghentak tangan rizal yg ingin menariknya

"Syira g mau pulang sama abang, syira mau pulang sama arfan" ucap syira berjalan ke arah parkiran motor arfan

Rizal hendak mengejar namun di cegah oleh arfan
"Biarin dia pulang sama gua, gua bakal hibur dia" ucap arfan, sedangkan rizal hanya mengangguk lemah

Di sepanjang perjalanan syira terus menangis sesegukan membuat arfan ber inisiatif untuk membawa syira ke tempat lain dulu.

Syira terus saja mengelap air matanya yg jatuh, entah kenapa dia begitu kesal mengingat kejadian tadi, abangnya benar benar sudah membuatnya malu mengaku sebagai suaminya, syira tau mungkin ini hanya bercanda, tapi tetep syira tidak suka.

Arfan menghentikan motornya di salah satu pedagang bakso di pinggir jalan kawasan harapan indah

"Ko berenti di sini fan?" Tanya syira dengan wajah bengkak nya

"Mending kita makan bakso dulu, minum es dulu biar mood lu baik lagi, g nangis mulu, emang g kasian tuh muka udh kaya di tonjokin orang" ledek arfan melepas helm nya

Syira duduk di karpet yg sudah disediakan di hamparan rumput rumput itu.

"Nih makan es krim dulu, biar hatinya bisa dingin lagi" ucap arfan memberikan 1 es krim cup ke syira

Syira memerhatikan sekeliling, banyak pedagang yg berjejer dan banyak pula yg lebih memilih makan di sini bersama pasangannya

"Sederhana tapi nyaman ya fan" syira membuka pembicaraan

"Udh g sedih lagi kan?" Tanya arfan yg memakan es krim nya sambil menunggu pesenan baksonya

Syira menggeleng kembali memerhatikan hamparan danau yg ada di belakangnya

"Lu aturan bersyukur ra punya 2 abang yg peduli sama lu, yg sayang sama lu, yg pengertian sama lu" syira menoleh ke arfan

"Gua juga punya sodara tapi hubungan gua sama dia bukan seperti adik kk, lebih tepatnya seperti musuh" ungkap arfan lagi

"Ko bisa?" Tanya syira

"Dia selalu salah paham sama gua, dia ngira kalau gua itu anak kesayangan ayah, dia ngira kalau gua g tertekan hidup sama ayah, padahal kalau gua suruh milih, gua bakal milih hidup seperti dia g ada tekanan, g ada kekangan, tapi seberapa pun gua jelasin ke dia, dia tetep g mau damai sama gua, dia tetep benci sama gua, dia selalu anggap gua musuh" lanjut arfan

"Sekarang dia tinggal di mana?"

"Dia tinggal sama kakek gua dan g pernah mau pulang ke rumah"

"Masa sodara begitu fan? Siapa si sodara arfan, biar syira yg kasih pelajaran ke dia"

"Gua g yakin lu bakal berani ngadepin sodara gua"

"Yeh berani lah, kan arfan g salah"

"Gua juga g tau gimana pandangan dia tentang gua, mungkin dia merasa g adil kalau gua jadi anak kesayangan ayah, karena gua terkenal anak yg badung, suka keluyuran g jelas, suka pacaran, suka pulang malem, g kaya dia"

"Emang siapa si sodara arfan, orang mana? Bang rizal kenal ga?" Tanya syira penasaran

Belum sempat arfan menjawab bakso yg mereka pesen sudah datang

"G usah di bahas lagi ra, mending sekarang kita makan bakso nya" ucap arfan mengalihkan pembicaraan

Setelah makan arfan mengajak syira keliling liling dulu, di bumbui dengan adegan berantem mereka, setelah itu barulah arfan mengantar syira pulang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pilihan Hati SyiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang