2

13 3 0
                                    

"hai," seorang siswi dengan rambut hitam legam menyapa Sharollate dengan suara yang ramah.

"hai juga," Sharollate membalas sapaannya dengan ramah, dan senyum manis.

"kenalkan namaku Zeyra, boleh aku duduk di sebelahmu?"

"aku Sharollate, tentu."

"terimakasih, Shar."

"sama-sama." untuk pertama kalinya Sharollate berbicara dengan orang lain selain orangtua dan para pekerjanya. Sharollate sebenarnya senang tapi kesenangannya itu tidak sebesar kebenciannya saat bertemu dengan orang yang banyak bicara, seperti Zeyra ini.

"kau tahu Shar, kakakku bilang saat kita baru masuk sekolah dasar seperti ini akan banyak hal menyenangkan yang menanti. Apa kau juga bersemangat untuk itu?"

"tidak."

"kenapa?"

"bisakah kau diam?" "ya, tidak apa-apa. Aku hanya tidak bersemangat saja untuk itu."

"sayang sekali padahal menurutku akan lebih menyenangkan saat kita bisa melakukan banyak hal baru itu bersama."

"aku bahkan tidak tertarik." "ya kita lihat saja nanti," Sharollate lantas langsung berlalu pergi dari hadapan teman barunya itu. Ia lebih memilih keliling sambil mengamati lingkungan sekitar sekolahnya, ketimbang mendengar ocehan teman duduknya itu.

"tolong!"

"teriak saja sesukamu! Tidak akan ada yang menolongmu!"

Langkah Sharollate terhenti untuk mengamati satu anak laki-laki yang sedang di hajar habis-habisan oleh sekelompok laki-laki yang lebih tinggi darinya.

"buruan mereka terlalu lemah, apakah itu adil? Haruskah aku membantu buruan itu?" Sharollate menimbang-nimbang untuk membantu anak laki-laki tersebut.
"em, sepertinya tidak. Aku sedang malas sekarang." Sharollate hendak pergi dari sana, tapi tanpa sengaja matanya bertemu dengan mata anak laki-laki yang sedang dirundung itu.

"Ck. Hei kalian!"

"mau apa kau ke sini bocah?"

"bukankah tidak adil berburu sesuatu yang lebih lemah darimu? Terlebih lagi kalian memburunya beramai-ramai."

"apa yang dikatakan bocah ini? Kalian paham?"

"tidak bos,"

"berikan anak laki-laki itu padaku, akan ku bayar dengan harga tinggi." semua orang tercengang mendengar apa yang baru saja keluar dari mulut seorang anak perempuan berusia 7 tahun itu.

"sebenarnya kau ini bicara apa si, bocah?"

"5juta kurasa cukup untuk membeli buruan itu," Sharollate menunjuk anak laki-laki yang sudah babak belur.

"a-apa? Li-lima juta?"

"bagaimana?"

"ya, ya baiklah. Bawa saja dia." mereka menghempaskan anak laki-laki itu kehadapan Sharollate, dan Sharollate langsung mengeluarkan cek, kemudian menuliskan nominal yang disepakati.

"ini, jangan berani-berani mengganggunya lagi. Dia milikku mulai sekarang." Sharollate langsung memberikan cek tersebut kepada para perundung.

Sesaat para perundung telah pergi, Sharollate menatap sendu anak laki-laki yang babak belur tersebut.

"pergilah," ujar Sharollate.

"terimakasih, siapa namamu?"

"kau siswa disini juga?" bukannya menjawab Sharollate justru balik bertanya,

BEAUTIFUL EVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang