sembilan

4.3K 624 52
                                    

"Kenapa kau melakukan itu padaku? Ya Tuhan, apa yang kulakukan salah sehingga pantas mendapat omong kosong ini darimu?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Kenapa kau melakukan itu padaku? Ya Tuhan, apa yang kulakukan salah sehingga pantas mendapat omong kosong ini darimu?!"


"Astaga hyung, dengarkan aku."


"Tidak, kau yang dengar Lee!" Renjun berteriak frustasi. Terlalu lelah untuk menahan emosinya.


"Kau tahu seberapa besar aku menyukai Nancy dulu? Astaga kau pasti tahu, kau membaca semua puisi yang kubuat untuknya, kau pengkhianat! Dan kau mengencani cinta pertamaku, membawanya ke kamarmu setiap hari. Membiarkan aku menontonmu menyentuh kulitnya, menciumnya sementara itu adalah satu-satunya hal yang kuinginkan di seluruh dunia."


"Hyung, itu..."



"Serius. Sebenarnya apa masalahmu Hyuck? Apa kau dendam kepadaku karena apa yang kulakukan dulu?"


"Kau tahu aku tidak pernah menyimpan dendam untuk apapun yang kau lakukan."


"Atau ini hanya caramu menunjukkan betapa superiornya dirimu?"


"Tidak benar."


"Karena kau adalah Lee Donghyuck. Lee Donghyuck yang tampan, yang pintar, yang serba bisa, yang lokernya setiap hari diisi surat pengakuan setidaknya satu, yang bisa mengencani gadis yang lebih tua. Sementara aku? Aku adalah bayangan yang hilang di balik sinarmu. Tidak punya teman lain. Dibenci karena kata-kataku yang sering menyakitkan, hanya tahu belajar."



"Astaga hyung, kau tahu kalau itu bukan dirimu!"


"Karena kau ingin menunjukkan seberapa hebatnya dirimu dibandingkan aku yang pecundang ini."


"Astaga Huang Renjun diamlah. Sudah cukup!" Donghyuck berteriak. Dengan cara dia tidak pernah melakukannya kepada Renjun sebelumnya. Wajahnya merah karena luapan emosi. Matanya menatap Renjun garang. Dia berdiri dari kasur Renjun, berjalan ke arah anak yang lebih tua itu dan berhenti tepat beberapa centi darinya, berhadapan, mengintimidasi Renjun.



Seketika seluruh kata yang tadi di ujung lidah Renjun hilang begitu saja. Seperti memang tidak pernah ada sebelumnya. Renjun melihat kepada Donghyuck dengan ketakutan yang belum pernah dia rasakan selama ini.


Donghyuck selalu bisa membuat Renjun merasakan berbagai macam emosi. Takut seharusnya bukan salah satunya. Tapi sekarang Renjun tidak yakin. Tidak ada yang bisa dia yakini sekarang saat hal itu berhubungan dengan Donghyuck. Dia selalu mengira bisa membaca Donghyuck sejelas kertas, tapi ada terlalu banyak rahasia anak lelaki itu yang baru ditemuinya hari ini.



Namun kemudian tatapan Donghyuck kepada Renjun segera melembut. Dia meraih tangan Renjun dan mengelusnya ke pipi. Dengan gerakan teramat halus. Matanya tertutup, seolah menikmati sensasi persentuhan kulit mereka.



i'll leave my window open | hyuckren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang