lima

3.8K 606 28
                                    

Saat Winwin hyung lulus dan meninggalkan rumah untuk melanjutkan pendidikan ke universitas di Seoul, Renjun tidak bisa berhenti menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Saat Winwin hyung lulus dan meninggalkan rumah untuk melanjutkan pendidikan ke universitas di Seoul, Renjun tidak bisa berhenti menangis. Dia menangis saat menghadiri upacara kelulusan kakaknya ―itu adalah salah satu hal paling memalukan yang dilakukan Renjun. Dia menangis saat menghabiskan sore terakhir menonton televisi berdua di ruang tengah dengan Winwin. Dia memaksa tidur berdua di kamar Winwin dan menangis lagi.



Renjun sama sekali bukan orang yang cengeng. Dari kecil rasanya dia hampir tidak pernah menangis, bisa dibilang hanya beberapa kali ―tentu saja tidak menghitung saat dia masih bayi. Tapi entah kenapa dia merasa begitu sedih mengetahui akan berpisah dengan saudara satu-satunya itu.



"Kau kenapa tiba-tiba jadi cengeng begini sih?" Winwin bertanya sambil tertawa. Mengelus rambut Renjun penuh kasih.



"Berisik." Hardik Renjun cepat. Dia kemudian menyembunyikan wajah di bawah selimut. "Mataku berkeringat."


Winwin tertawa lagi mendengar jawaban bodoh Renjun. "Alasan yang masuk akal," katanya. Dia kembali mengelus rambut Renjun dan mereka berdua berbaring dalam diam. Berbagi hening. Hanya menikmati momen itu.



Jauh malam, saat Renjun sudah terlalu lelah menangis dan hampir tertidur, Winwin berbisik sambil menatap langit-langit kamar. "Hei, berbaikanlah dengan Donghyuck kalau aku sudah pergi. Tidak seru melihat kalian tidak sehomo dulu." Kata-kata Winwin didengar oleh Renjun dengan baik. Tidak melewatkan satu suku katapun. Dan itu terasa menyakitkan. Karena Winwin selalu menyebut dia dan Donghyuck homo.



Bagaimana kalau kakaknya tahu bahwa salah satu dari mereka sudah benar-benar menjadi seperti itu? Apa dia tetap akan menjadikannya sebagai lelucon seperti biasa? Renjun bahkan tidak ingin tahu jawabannya. Sudah cukup dengan reaksi dingin Donghyuck hari itu, dia tidak mau saudaranya juga memandang kepadanya dengan tatapan serupa.



Keesokan harinya, saat mereka mengantar Winwin ke stasiun, Renjun melihat Donghyuck yang memeluk kakaknya dengan hangat. Dan Renjun kemudian tersadar, alasan dia menangis bukanlah karena takut berpisah dengan kakaknya.



Hell, bukan itu yang membuatnya sedih. Bahkan saat bersama pun, mereka selalu bertengkar, jadi tidak ada alasan untuk sedih karena perpisahan sementara dengan saudaranya.



Tapi mungkin alasan kesedihannya sesungguhnya adalah karena saat melihat Winwin yang sudah tumbuh begitu dewasa dan sekarang akan pergi ke ibukota, dia belajar kalau pada satu poin dalam kehidupan seseorang akan berubah menjadi dewasa. Begitu juga Winwin. Begitu juga Donghyuck. Begitu juga dirinya.



Itu bukan sesuatu yang harus tergantung pada umur. Menjadi dewasa berarti meninggalkan sesuatu di belakang untuk mengejar yang baru. Winwin menjadi dewasa dan meninggalkan kota kecil mereka untuk belajar di ibukota. Membiarkan adik kecilnya di kota yang ditinggalkannya.



i'll leave my window open | hyuckren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang