sepuluh

4.3K 622 30
                                    

"Dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Dia..." ujar Renjun ragu. Bagaimana cara menyampaikan ini dengan benar? Renjun rasanya tidak mampu untuk membalas rangkaian pengakuan Donghyuck yang sangat panjang itu. Dia tidak ingin melakukannya. Itu akan memakan terlalu banyak waktu.


Satu-satunya yang ingin dilakukan Renjun sekarang adalah menjatuhkan diri ke lengan Donghyuck. Jadi dia melakukannya. Menghapus jarak mereka. Meletakkan wajahnya di lekukan leher Donghyuck. Dia bisa mendengar napas Donghyuck tercekat karena aksinya. Tapi itu tidak bisa dipedulikan oleh Renjun sekarang. Pembicaraan ini menguras energinya. Meski Donghyuck yang lebih banyak bicara dan dia hanya mendengar.




"Mark bukan pacarku, kau tahu?" kata Renjun setengah berbisik.




Dan dia sepertinya — mungkin saja ini hanya bayangannya — bisa merasakan seluruh tubuh Donghyuck seperti bergejolak. Nadinya berdetak hebat, sampai-sampai Renjun bisa merasakannya di kulitnya.




"Kami bahkan tidak pernah sampai ke hubungan itu. Maksudku, Mark memang keren dan semacamnya, tapi aku tidak punya perasaan seperti itu dengannya."



Renjun bisa merasakan napas Donghyuck memburu di lehernya dan dada anak lelaki itu tidak berhenti bergemuruh, tapi mungkin saja itu sebenarnya adalah suara jantung Renjun. Tapi siapa yang peduli?


Dia kembali membuka mulutnya, "Aku memang menyukai seorang anak laki-laki," — dia sengaja menekankan 'anak laki-laki' — "tapi itu bukan Mark. Dan mungkin, semua patah hati tidak berguna yang kurasakan selama setahun terakhir hanya konsekuensi dari kebodohan dan kecemasan kami berdua saja. Ini semua sangat konyol."



Renjun bisa merasakan Donghyuck meneguk air liurnya, dan jakunnya yang naik turun. Dan semua ketegangan ini semakin membunuh kesabaran Renjun dalam tiap detik yang berlalu. Bisakah mereka menghentikan basa-basi ini dan saling berciuman saja sekarang?



Lalu Donghyuck berkata dengan suara bergetar. "Jadi siapa?" katanya.




"Siapa anak laki-laki yang kau sukai itu?"




Renjun memutar bola mata. Benar-benar kehilangan kesabaran. "Seriously? Apa aku masih harus memperjelasnya?"


Donghyuck mempersulit ini semua. Karena ya Tuhan yang benar saja? Renjun secara teknis sekarang sedang menempelinya dengan manja. Apa Renjun masih harus menjelaskannya dengan kata-kata?



"Ya, katakan hyung. Katakan siapa dia. Kau tahu aku ini sangat bodoh dalam menebak."



"Ya, kau memang bodoh," balas Renjun sarkastis.



Tapi berlawanan dengan kata-kata dan nada suaranya, tangannya bergerak melingkari pinggang Donghyuck, membuat anak lelaki itu membatu.




i'll leave my window open | hyuckren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang