Ada yang aneh dari Chifuyu, Takemichi melihat sejak pagi ini. Senyumnya semakin menawan, pipinya kadang bersemu merah disinari cahaya matahari yang mengintip malu-malu di ruang kelas. Matanya jelas tidak fokus ketika dosen menerangkan di depan, entah melayang-layang kemana.
Beruntung, temannya ini tidak terlalu diperhatikan meskipun warna rambutnya masihlah mencolok. Iris biru lautnya yang terang sangat memikat, dengan aroma segar dari Pinus dan papermint. Kali ini lebih seperti asap, mengelilinginya.
Untuk beberapa saat, mereka berdua terpaku di antara meja bersebelahan sampai akhirnya Chifuyu itu menoleh dan pandangan mereka bertemu.
Takemichi menggerakkan mulutnya tanpa bersuara dan tersenyum.
Chifuyu membalas senyumannya dan menggeleng pelan. 'Bukan apa-apa,' katanya.
.
Kelas pertama berakhir, mereka tidak berbagi kelas untuk jam kedua. Tapi Takemichi masih bergaul dengan temannya ini sampai satu jam selanjutnya, mereka memutuskan menuju kantin.
Banana shake dan sandwich hangat ditangan, karena kantin ramai mereka memutuskan untuk makan di taman kampus tempat Nongkrong bersama teman Geng Mizo middle lainnya, agak jauh dan memang harus melewati fakultas lain yang rata-rata dari mereka adalah Alpha.
Omega seperti mereka seharusnya tidak berkeliaran disana-sini, tapi inilah rutinitas. Lagipula tidak ada yang menakutkan karena hanya orang bodoh yang akan melakukan tindakan Perundungan di bawah Universitas mereka yang ketat.
Akkun melambai di ujung sana, Chifuyu dengan senang berlari kecil dan mendahuluinya. Sementara Takemichi yang sedang berjalan berhenti sejenak hanya karena aroma pekat dari bargamot dingin seperti menekannya.
Di ruang atas, seseorang membuka jendela dan menatap ke luar. Pria itu menopangkan dagu di atas terali jendela, memperhatikan seseorang di bawah, pandangan matanya tak sekali pun berhenti mengikuti sosoknya.
Takemichi yang berada di bawah tidak sengaja melihat dan mengikuti arahnya, dan menemukan orang itu sedang menatap temannya, Chifuyu.
Dari aromanya yang kuat, Takemichi yakin dia adalah Alpha. Gedung yang dia gunakan adalah fakultas kedokteran, seolah-olah tahu sedang diperhatikan Alpha bersurai hitam pekat itu menatapnya dan menyeringai lebar hingga gigi taringnya terlihat.
Takemichi tertegun, tidak banyak Alpha secara terang-terangan mengeluarkan gigi taringnya secara terbuka. Dia berhenti setelah temannya datang, bersurai perak menepuk pundaknya bahkan sempat melirik kearahnya sebelum mereka pergi.
"Takemichi, kenapa kau diam saja disana?" Takuya yang datang dari Gedung yang sama mendongak ke atas dan menemukan jendela terbuka lebar tanpa seorangpun, heran. "Apa yang kau lihat?"
Takemichi menggeleng, menggosok lehernya merinding. "Bukan apa-apa."
Tapi Takemichi masih penasaran dengan dua orang diatas, pasti mereka adalah senpai Takuya. "Na, Takuya... Apa kau mengenal Alpha dengan rambut hitam panjang?"
Takuya meliriknya, mereka saat ini telah sampai di tempat nongkrong. Yamagishi tentu saja mendengarnya, "Oho... ada Alpha yang menarik perhatian Takemichi?"
Chifuyu yang selesai menelan sandwichnya melirik, penasaran. "Eeh... Siapa-siapa? Laki-laki atau perempuan?"
"Katanya Alpha dengan rambut panjang," Takuya berujar lembut. Dia menepuk bahu teman sesama omeganya, "Maaf Takemichi, tapi kau harus menjelaskan lebih detail."
"Dia laki-laki, oke." Takemichi mendesah kecil, mengusap wajah Yamagishi yang bermain-main dengan seringai nakalnya. "Dan aku tidak tertarik sama sekali, dia sepertinya memperhatikan Chifuyu."
Chifuyu tersedak minumannya, "A-ku apa!?" Aroma Pinus dan papermint-nya menguar sekali lagi.
Beta seperti Yamagishi, Akkun, Makoto pasti tidak terlalu tahu aromanya tapi bagi Takemichi dan Takuya, Omega Chifuyu sedang bersolek seakan senang karena seseorang memperhatikan mereka.
"Aku melihat dia memperhatikanmu dari jendela sana," kata Takemichi mengambil posisi duduk setelah menunjukkan tempat yang dimaksud dengan dagu, tangannya sibuk membuka plastik sandwich miliknya.
"Eh... Tapi dibilang tertarik, coba kau lihat Alpha di lapangan tanpa melihatnya." Makoto bergumam tanpa menunjuk, "Yang memiliki Tatto Harimau di lehernya juga sejak tadi melihat kearah kita."
Mereka dengan serasi menatap kearah lapangan basket dan menemukan ikemen dengan rambut panjang sedikit diwarnai pirang dan pias lonceng di sisi kiri telinga. Sialan memang, Alpha selalu tahu dan tepat; dia yang maksud memperhatikan balik, tersenyum lembut hingga matanya melengkung cantik.
Bukannya mereka menanggapi ucapan Makoto, tapi paket Beta dan Omega laki-laki ini tiba-tiba tersipu atas tindakannya.
Dengan bibir gemetar, Yamagishi berbisik. "Namanya Hanemiya Kazutora."
"Yamagishi, kau selalu tahu orang-orang bukan." Ini jelas bukan pertanyaan tapi pernyataan. Yamagishi nyengir, "Dan sepertinya aku tahu siapa Alpha sebelumnya yang kau maksud, Itu Baji Keisuke."
Chifuyu tahu tidak baik membicarakan Alpha karena telinga mereka tajam bahkan dari jauh sekalipun. Bisikan ini tidak termasuk rahasia, dia hampir menegur mereka sampai orang yang dimaksud datang.
Dia menyikut perut Takemichi yang masih berkerumun, ngeri -memerah dalam prosesnya. "Mereka kesini!"
Takemichi dan teman-temannya mengangkat kepalanya, menatap dua Alpha. Panther dan Tiger, batin mereka berteriak serasi.
"Mereka lebih cepat, juga lebih tangguh dari Haitani bersaudara yang ingin mengejar Takemichi." Celetuk Akkun, hingga mencapai telinga mereka.
Yang satu menyeringai, sisi lainnya terkekeh kecil.
Telinga Takemichi memerah, kenapa dia yang mereka olok-olok jelas sekarang adalah bagian Chifuyu!
Lihat, Chifuyu disampingnya sudah semerah Tomat.
Ah.. tiba-tiba Takemichi ingat, hari ini Chifuyu tampak bahagia. Mungkinkah karena tahu kejadian ini pasti akan terjadi?
Tapi dilihat dari posturnya, Omega cantik ini tidak mengenali dua Alpha yang sedang berjalan ke arah mereka. Lalu sebenarnya apa yang membuatnya bahagia?
TBC,
Purwakarta
20/July/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
LAZUARDI [BAJIFUYU] -TAMAT✓
Fanfic[Tamat + Ekstra] Di ruang atas, seseorang membuka jendela dan menatap ke luar. Pria itu menopangkan dagu di atas terali jendela, memperhatikan seseorang di bawah, pandangan matanya tak sekali pun berhenti mengikuti sosoknya. Takemichi yang berada di...