Spoken Words 4 (Last) : LOVE

343 42 4
                                    

Genre : Romance

Setting : AU, Indonesia

All character are belong to Hajime Isayama

Story by me

************************************

Kelas sudah mulai sepi. Hanya ada kedua anak manusia yang saling membenahi peralatan alat tulis mereka ke dalam tas. Tanpa saling berbicara, keduanya tetap pada aktivitas memasukan alat tulis.

Apalagi pada Hange. Gadis itu dengan terburu memasukkan alat tulisnya ke dalam tas. Mulutnya terkunci rapat, ia melakukannya karena memiliki rencana yang sedari kemarin telah ia buat. Yaitu, menjalankan skenarionya agar Levi dapat jujur padanya.

Dilihatnya jarum jam yang telah menunjukan pukul 15:00 tersebut melalui jam tangan yang terpasang apik di pergelangan mulusnya. Sebelum ia menjalankan skenarionya, ia harus memastikan bahwa lelaki itu tidak akan pulang mendahuluinya lagi seperti kemarin. Kalau hal itu terjadi, gagal lagi rencananya.

Gadis itu mulai beranjak dari tempat duduknya. Dan berpura-pura tak menghiraukan kehadiran Levi yang masih membereskan peralatannya. Ia melangkahkan kaki berniat mau keluar kelas. Lalu saat melewati pintu, ia agak melirik sedikit pada lelaki itu untuk memulai aksinya tersebut.

Sedangkan Levi hanya menatap tidak peduli pada kepergian gadis itu barusan. Tapi, tumben sekali Hange terlihat terburu saat keluar kelas tadi, biasanya akan mengoceh tidak jelas. Ia hanya mengedikkan bahu. Lelaki itu pun juga kini ikut beranjak dari kursi dan melangkahkan kaki keluar kelas.

Mata Levi memandangi setiap area di koridor saat keluar kelas. Ternyata jam segini suasana masih cukup ramai, pikirnya. Ia berjalan melewati ruang-ruang kelas dengan langkah perlahan.

Tapi kini ia jadi menyadari, bahwa sosok Hange yang sudah lebih dulu pergi dari tadi. Biasanya gadis itu akan selalu menungguinya pulang. Kenapa ia baru teringat sekarang? Tadi saja seolah tak peduli saat gadis itu duluan pulang. Ia hanya dapat mendengus dalam hati kini.

Saat akan sampai di depan pintu fakultas, matanya malah menangkap sosok Hange yang ternyata sedang berjalan beriringan dengan lelaki lain. Ia pun berusaha mengabaikan, tapi entah mengapa tetap tidak bisa. Atensinya tetap saja tertuju pada kedua orang tersebut yang berjalan di depannya.

Ia mendelik kesal ke arah kedua orang tersebut. Lalu dengan cepat berjalan agar dapat mendahului keduanya tanpa menghiraukan pemandangan yang tertangkap oleh kedua matanya.

Tapi saat sudah sedikit jauh dari mereka, suara Hange dengan cepat datang memanggil.

"LEVIIII...."

Kepala Levi langsung menoleh. Dilihatnya gadis itu yang berjalan cepat menghampirinya. Kenapa Hange sangat aneh? Ah, bukannya memang biasa begitu. Tapi ia jadi mendengus kesal akan perubahan sikap gadis itu yang begitu cepat. Tadi menghiraukannya, sekarang memanggilnya. Apa Hange berniat memanasinya? Apalagi dengan lelaki yang tadi mengobrol dengan gadis itu juga masih di sampingnya.

"Apa?" tanyanya.

"Hehehe..." gadis itu malah menyahut dengan cengengesan. Levi mendelik kesal pada sosoknya.

"Kalo gak penting ngapain manggil!"

Hange mendekat satu langkah ke arah Levi. Tubuhnya dicondongkan sedikit, lalu gadis itu mulai membisikkan kata di telinga lelaki itu. "I Love You..." Levi hanya dapat membeku dengan kata-kata gadis itu barusan. Tanpa sadar, kini gurat-gurat kemerahan telah tergambar di wajahnya. Jantungnya jadi berdetak cepat karena kata-kata gadis itu padanya.

L.O.V.E WORDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang