3. HOBI BARU SAGA

92 89 51
                                    

"Yakin lo gak ada hubungan apa-apa sama cewe tadi, siapa sih namanya?" tanya Ardit yang masih terus mendesak Saga.

"Dia adek kelas kita bukan sih?" tanya Gino

"Kayanya sih iya, liat aja muka sama tingginya" jawab Darel melirik Gino

"Apaan sih lo pada, kok jadi ngomongin Bubu sih" protes Saga sambil menyedot kopi cappucino nya.

"Ohh namanya Bubu, lucu juga. Kelas mana Ga?" tanya Ardit menaik turunkan alisnya.

"Kenapa? Mau lo gebet juga?" sungut Saga malas, Saga sudah sangat hapal dengan kelakuan sahabatnya yang satu ini.

"Santai bro, kok nge-gas" tahan Ardit mengusap pundak Saga dengan kekehan yang justru berubah menjadi tawa.

"Katanya bukan pacar, tapi kok sensi" sindir Darel

"Yakin lo mau ngebahas Bubu terus?" ucap Saga malas.

"Eh itu anaknya" ucap Ardit spontan Dari kejauhan terlihat Bubu dan Rara sedang berjalan ke arah mereka , Bubu yang masih setia menjilat dan memandangi ice cream vanilla miliknya, sedangkan Rara masih belum bosan dengan kegiatannya mengomeli Bubu.

Tidak hanya Saga yang kaget, tapi juga Bubu ikutan kaget dengan suara melengking Ardit, sampai-sampai ice cream vanilla ditangan Bubu terjatuh begitu saja.

"Anjirr ice cream nya jatoh" ucap Ardit sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Nangis deh" ucap Saga yang sudah tau apa yang akan terjadi berikutnya.

"Hah nangis?"

"Liat aja"

Bubu menatap nanar ice cream yang baru saja dia beli itu. Matanya memanas, hidungnya memerah dan masih menatap ice cream nya yang sudah tergeletak dilantai dan mungkin akan segera mencair.

"Rara.. ice cream Bubu" rengek Bubu dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Eh jangan nangis dong, kita beli yang baru ya" ucap Rara yang mulai kelimpungan menghadapi Bubu dengan tangisannya.

"T-tapi ... hiks..."

Bubu menangis dan tamatlah sudah riwayat Rara. Setelah ini dia harus berusaha membujuk Bubu agar berhenti menangis, dan itu sama sulitnya dengan mengerjakan tugas matematika dari pak santoso yang selalu ia buat mandiri tanpa melihat dari google.

"Kan? Nangis dia" ucap Saga melirik Ardit yang masih menganga melihat kejadian tersebut.

"Itu serius dia manusia dan sekarang jadi anak SMA Ga?" tanya Ardit masih dengan keterkejutannya.

"Gue kira gue doang yang meragukan eksistensinya di bumi ini" ucap Saga sambil terkekeh.

"Udah yuk ah, gantiin tuh ice cream dia , kecuali lo mau diteror tangisan dia tiap malem" ucap Saga yang lebih terdengar seperti peringatan.

...

Bubu sedang duduk melamun sambil meminum teh tutuk kesukaannya, tebak saja sendiri apa merek sebenarnya. Sambil memegang pembukuan upacara ditangannya. Pikirannya melayang jauh entah kemana sampai-sampai ia tidak mendengar curhatan Rara yang sudah sepanjang jalan tol itu.

"Bubu! Ngehalu-in apa sih lo? Oppa oppa korea?" teriak Rara kesal

"Astaga Rara ngagetin Bubu aja, Oppa nya upin ipin sekarang pindah ke korea ya? Gak di Malaysia lagi?" tanya Bubu penasaran

"Ngomong sama bendera sana" pekik Rara emosi

"Bendera kan gak punya mulut Ra" jawab Bubu membuat kepala Rara rasanya semakin mendidih.

SAGA DAN BUBU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang