3 Years Later....
Malam itu, hujan turun dengan deras membasahi bumi. Bulir-bulir air langit yang jatuh membasahi kaca jendela, membuat seorang pria dewasa yang masih terjaga menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan kosong.
"Anastasia tidak pernah membencimu. Dia hanya ingin kau berbahagia dengan caramu sendiri."
Entah kenapa kalimat itu tiba-tiba saja muncul di kepalanya setelah tiga tahun berlalu.
Anastasia...
Ah, entah bagaimana kabar gadis itu, Lei pun tidak tahu dan tidak mau tahu.
Selepas kejadian di ballroom hotel malam itu, Lei berusaha untuk tetap menjalankan hidupnya meski bayang-bayang Anastasia tak pernah meninggalkan kepalanya sedetik pun. Senyuman manis dan wajah lembutnya terlalu sulit untuk dilupakan oleh Lei yang bahkan telah bertunangan dengan Amanda Louis.
Keangkuhan seorang Leizander mungkin dapat menolak ingatan akan Anastasia, tapi hatinya....
"Ah persetan dengan semua itu! Aku harus segera tidur karena besok Amanda akan datang," gumam Lei pada dirinya sendiri. Dengan segera, Lei menarik selimutnya dan bersiap untuk tertidur. Namun baru saja ia akan mematikan lampu kamar, pandangannya malah tertuju pada sebuah kotak beludru berwarna ungu yang ada di atas nakas.
"Anastasia menitipkan ini sebelum ia pergi. Dia bilang, dia tidak akan mengambil apapun darimu."
Lagi, kalimat dari uncle George yang mengenal baik sosok Anastasia itu kembali masuk ke dalam pikirannya. Entah kenapa hari ini pikirannya hanya tertuju pada Anastasia.
Memorinya seakan hanya ingin mengingat Anastasia.
"Sial!" umpat Lei.
Merasa harus segera menyelesaikan perasaan aneh ini, Lei pun kembali bangkit dan menghembuskan napas kasar.
"Okay, ayo kita lihat apa yang dia berikan padaku," gumam Lei yang kemudian mengambil kotak itu dan membukanya dengan kasar.
Dan begitu ia kotak beludru itu terbuka, netranya tiba-tiba saja terpaku pada isi yang ada di dalam sana. Denting jam yang berbunyi seakan menghilang dari indera pendengarnya, saat ia melihat selembar foto yang menampilkan dirinya dan Anastasia yang tengah tersenyum dengan sangat bahagia ke arah kamera.
Udara seolah menjadi senyap saat ia kembali melihat wajah cantik Annastasia yang tersenyum setelah sekian lama. Secarik rindu di relung hatinya menyeruak dengan begitu hebat ke permukaan. Rasa rindu yang selama ini ditepis oleh Lei mati-matian, malam ini benar-benar memerangkapnya pada semua memori terindah bersama Anastasia.
"Kamu harus tersenyum manis agar kelihatan tampan di foto, ok? Satu, dua tiga!"
Ah suara itu...
Perlahan, Lei mengambil selembar foto yang ternyata memiliki lembaran yang lain di bawahnya. Lei mulai membalikkan lembaran foto tadi hingga menampilkan sebuah foto lain yang menampilkan gambar dirinya tengah tertidur pulas di atas pangkuan hangat Anastasia.
"Kalau kamu lelah, kamu harus istirahat dulu Lei. Jangan memaksakan diri. Ayo sini!"
"Nanti ketika aku sudah tidak ada, kamu harus bisa merawat diri sendiri. Jangan bekerja terlalu keras, okay?"
Suara-suara Anastasia yang tersimpan rapih di dalam memorinya kini benar-benar mencuat keluar—seakan ingin mengingatkan Lei bahwa tiga tahun yang lalu, ada seorang gadis manis bernama Anastasia yang hadir di dalam hidupnya.
Satu-satunya gadis yang pernah mengajarinya cara merawat bunga dan melipat pakaian.
Tanpa Lei sadari, seulas senyum tipis terbit di wajahnya saat ia mengingat kebiasaan Anastasia yang selalu menyiram bunga di pagi hari dan mengusap lembut wajahnya ketika ia lelah hingga akhirnya ia ketiduran. Semua foto-foto mereka yang pernah diambil oleh Anastasia ada di dalam sana.
Lei melihat semua gambar-gambar itu dengan hati yang meneriakkan rindu.
Setelah puas melihat foto itu, Lei kembali melihat ke arah isi kotak. Dan kini, sebuah dress biru langsung membuat Lei tertegun.
Lei tentu tahu dress itu. Dia yang membelikannya untuk Anastasia saat ia mendapat gaji pertama sebagai seorang pelayan kopi. Dress biru sederhana yang dapat membuat Anastasia terlihat sangat cantik saat mengenakannya di ballroom hotel tiga tahun yang lalu.
"Kapan kamu akan memakai dress ini?"
Anastasia tersenyum penuh arti. Dia lalu berjalan mendekati Lei dan berbisik.
"Saat kamu akan melamarku."
Cup!
"I love you!"
Dan setelah mengecup pipi Lei, Anastasia langsung berlari masuk ke dalam apartement kecilnya dengan semburat merah di kedua pipi.
Lagi-lagi Lei hanya bisa termenung mengingat semua memori itu. Netranya kini beralih pada sebuah cincin murahan yang mereka dapatkan saat bermain game di sebuah wahana bermain.
"Bagaimana pernikahan impianmu, Ana?" tanya Lei setelah mereka menghabiskan waktu seharian untuk mencoba semua wahana yang ada di taman itu.
Sambil menatap langit malam dengan tatapan sendu, Anastasia tersenyum.
"Hm....., aku bahkan tidak berani mengimpikan hal seindah itu," jawab Anastasia yang kemudian menatap Lei.
"Tapi jika memungkinkan, aku hanya ingin menggelar sebuah pernikahan yang sederhana. Di sebuah gereja yang sepi dan disaksikan beberapa orang terdekat. Itu sudah cukup bagiku," jawab Anastasia yang kemudian menyandarkan kepalanya pada bahu Lei.
Saat mengingat kenangan itu, tanpa sengaja, Lei melihat secarik kertas putih di antara lipatan dress itu. Dengan perlahan, Lei mengambil surat itu dan mulai membacanya.
Dear, Leizander...
Mungkin ketika kamu membaca ini, aku sudah tidak lagi berada di sampingmu. Dan mungkin, kamu juga sudah menikah atau bahkan memiliki seorang bayi mungil yang lucu dengan gadis cantik yang aku lihat di ballroom hotel malam itu.
Entahlah, namun yang pasti aku harap kamu akan berbahagia.
Maaf jika selama kita mengenal aku pernah berbuat salah padamu dan maaf jika aku tidak sempat mengucapkan salam perpisahan secara langsung padamu.
Titipkan salamku pada gadis cantik yang akan menjadi isterimu.
Terima kasih atas satu musim gugur yang telah kamu lewati bersamaku.
Ily,
Anastasia
Tes....
Dan tanpa sadar, Lei menitikkan air matanya saat selesai membaca surat itu. Rasa sesak itu tiba-tiba saja menghimpit dadanya hingga menimbulkan nyeri yang luar biasa.
"Anastasia...."Tiiiiittttt......
Sudah dapat menebak endingnya?
-Soon
KAMU SEDANG MEMBACA
LEIZANDER (Pain of Regret)
RomansaKekalahannya atas Keixander saat melakukan taruhan di Russia, membuat Lei rela menerima sebuah tantangan yang diberikan oleh sang adik kembar. Menjalani kehidupan sebagai seorang pria miskin selama satu bulan adalah tantangan yang diberikan Kei kepa...