Bab 11

2.2K 488 106
                                    

Play Mulmed
(Nilu - Are You With Me)

Gimana cover barunya? Bagus ga?

...

"Apa kau tidak pernah mencoba memeriksanya?"

Halte sudah cukup sepi ketika dua remaja itu berdiri berdampingan menunggu datangnya bus yang akan mengantar keduanya pulang ke rumah masing-masing.

Taehyung menoleh pada gadis itu dan tersenyum miring. "Kau mengkhawatirkanku?"

"Tentu saja. Itu bukan pertama kalinya aku melihatmu mimisan," ucap Jennie tanpa sadar meninggikan suaranya. Ia sungguh tidak bisa tenang memikirkan keadaan Taehyung saat ini "Seharusnya kau jangan keras kepala dan tetap beristirahat di rumah! Kenapa bertindak bodoh seperti itu? Aku bisa pulang sendiri."

"Kau memarahiku setelah apa yang aku coba lakukan untukmu?" balas Taehyung dengan alis terangkat sebelah. "Kau melukai perasaanku."

"Bukan begitu maksudku!"

Kini Jennie merasa serba salah. Gadis itu sungguh tidak sanggup mengingat bagaimana menderitanya wajah Taehyung pagi tadi. Kendati pada akhirnya pria itu membaik dan bisa melanjutkan kegiatan belajar-mengajar di kelas, tetap saja tak mudah untuk gadis Kim itu melupakan sakit yang Taehyung coba tahan sepanjang hari.

Tak lama, bus pun berhenti tepat di depan mereka. Jennie lebih dulu masuk dan disusul oleh Taehyung setelahnya. Tak ada bangku yang tersisa membuat mereka terpaksa berdiri dan menunggu sampai ada penumpang yang turun. Taehyung tak berbicara sama sekali. Jennie mengerti bahwa pria itu mungkin marah padanya.

Semua berjalan baik pada awalnya, hingga kemudian Jennie dapat merasakan pahanya mendapat usapan lembut dari sisi kirinya. Gadis itu bertingkah spontan menyingkirkan tangan pria asing di sebelahnya. Lalu saat kedua mata mereka bertemu, pria itu justru tersenyum seolah ia tidak sengaja melakukannya. Gadis Kim itu mencoba bersikap biasa dan kembali menatap jendela. Lalu lagi-lagi, pria itu kembali mengusap sensual pahanya. Kali ini ia sukses membeku sebab itu artinya usapan sebelumnya juga merupakan unsur kesengajaan. Wajahnya menjadi tegang dan ia mencengkram erat tas ranselnya.

"Sayang, kau mau singgah di rumahku dulu? Ibuku selalu berkata dia merindukanmu." Taehyung tiba-tiba saja berbicara kepada Jennie seraya menoleh. Cara Taehyung benar-benar natural saat ia menarik Jennie mendekat dan menukar posisi mereka hingga kini dirinyalah yang berada di sebelah pria tadi. Pemuda itu tampak mengernyit dan mengubah ekspresinya menjadi khawatir saat tangannya mengusap keringat pada pelipis Jennie. "Ada apa? Kau sakit? Apa latihannya melelahkan sekali?"

"Tidak. Aku baik-baik saja." Jennie nyaris menangis saat menggelengkan kepalanya. "Terima kasih," ucapnya tanpa suara kepada pemuda itu.

Tiba-tiba bus yang mereka tumpangi mengerem hingga semua penumpang mendadak maju. Taehyung lantas menarik Jennie ke depannya untuk menghindari tangan pria di sebelahnya yang mencoba kembali melakukan pelecehan.

"Tuan, kenapa sejak tadi kau bertingkah aneh?" Pemuda Kim itu bertanya dengan suara lantang hingga penumpang lain ikut menoleh ke arah mereka. Tatapannya tertuju pada yang lain dan ia berucap tegas, "Orang ini berniat melecehkan kekasihku."

"Hei, jangan sembarangan menuduh!" elak pria asing itu tampak tidak suka. "Anak muda sekarang tidak ada sopannya pada yang lebih tua hingga berani-beraninya menuduh tanpa bukti."

"Kau mengusap pahaku, Tuan," kali ini Jennie memberanikan diri untuk berbicara tegas. Bagaimana pun, ini mengenai harga dirinya sebagai seorang wanita.

Berbagai reaksi diberikan penumpang, mayoritas memandang pria asing itu dengan tatapan jijik dan mengumpatnya. Merasa tersudutkan, pria asing itu buru-buru turun pada halte selanjutnya. Jennie benar-benar lega setelah kepergian pelaku pelecehan itu. Hingga kemudian ia tersadar bahwa sejak beberapa saat lalu, Taehyung memeluknya dari belakang. Tangan pemuda itu melingkari perutnya dengan erat, mencoba melindungi kemungkinan gadis itu kembali dilecehkan dari sisi mana pun. Ketika bus itu kembali berhenti di halte tempat Jennie turun barulah Taehyung melepaskan pelukannya pada gadis itu meski dengan kaku dan canggung.

"Sampai jumpa! Jangan lupa beristirahat setelah kau tiba di rumah!" pesan Jennie pada pemuda itu. "Terima kasih ya."

"Hm." Taehyung mengangguk disertai senyum kecil dan menatap kepergian Jennie hingga bus kembali melaju.

"Kekasihmu cantik sekali," puji seorang wanita hamil yang duduk di dekat Taehyung. "Kalian terlihat cocok, bahkan tinggi badannya juga pas."

Pemuda Kim itu menjadi salah tingkah hingga menggaruk tengkuknya yang bahkan tidak gatal sama sekali. "Terima kasih, Kak."

"Kau begitu menyukainya?"

"Apa?" Taehyung bertanya dengan terkejut. Menyadari bahwa reaksinya mungkin terdengar aneh, ia pun segera meralat perkataannya. "Ah-iya."

"Itu terlihat di matamu."

Mata? Taehyung menatap wanita itu dengan wajah bingungnya.

"Ah, lucunya! Aku jadi merindukan cinta semasa SMA-ku." Tawa hangat wanita itu mengudara. Ia memandang Taehyung dengan senyum tulus lalu berkata, "Kau mungkin masih heran dengan perkataanku, tapi aku sungguh melihat bahwa kau menyimpan rasa suka yang dalam pada gadis tadi. Apa dia gadis populer sekolah yang membuatmu begitu tertarik?"

Selama ini, Jennie memang memiliki sesuatu yang kuat hingga orang-orang di sekolah terus membicarakannya. Lalu entah sejak kapan, Taehyung mulai tertarik mengamati apa yang sebenarnya orang-orang selalu lihat dari sosok gadis biasa seperti Jennie. Berbagai ingatan di mana ia diam-diam memperhatikan Jennie jauh sebelum insiden ia menyelamatkan gadis itu di tangga bermunculan di kepalanya. Bahkan saat insiden itu, ia memang sengaja berdiri di tengah tangga agar bisa merasakan setidaknya sekali saja berjalan di sebelah gadis itu walau dalam waktu yang singkat.

Taehyung bukanlah pria yang mudah mengekspresikan dirinya, apalagi jantungnya terus berdetak kencang setiap berada di dekat gadis itu. Ia sengaja bersikap dingin dan terkesan menolak kehadiran Jennie karena berpikir bahwa gadis itu mungkin mendekatinya untuk berterima kasih atas pertolongannya, ia pikir Jennie hanya kasihan padanya karena ia tidak memiliki teman hingga gadis itu berusaha berteman dengannya. Tapi sekarang ia tahu bahwa Jennie benar-benar tulus. Ia merasakan jelas hal itu ketika Jennie bahkan menangis khawatir untuknya. Jauh di lubuk hatinya, Taehyung ingin berteman dengan gadis itu lebih dekat, namun ia sengaja menolak terlalu dekat dengan Jennie karena ia khawatir ia akan membuat gadis itu bersedih nantinya.

"Iya." Taehyung menjawab cukup lama dengan tatapan mengawang. Lalu bola matanya kembali tertuju pada wanita tadi disertai senyuman kecil. "Sepertinya aku menyukainya bahkan jauh lebih lama dari aku menyadarinya."





(tbc)

(tbc)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dear You, Kim Taehyung [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang