Bab 21

1.4K 316 55
                                    

Play Mulmed
(Vancouver Sleep Clinic - Someone To Stay)

...

Kendati tengah libur, suasana parkiran sekolah begitu ramai oleh hiruk-pikuk murid kelas Jennie yang akan mengadakan kemah bersama hari ini. Semua tampak menenteng tas jinjing mereka masing-masing sambil menunggu giliran barang mereka dimasukkan ke bagasi bus.

"Tumben kau mau ikut acara seperti ini?" tanya Jaehyun sembari mengambil alih tas yang sejak tadi dipegang oleh Jennie. Pemuda Jung itu memiringkan kepalanya dan memberi tatapan curiga. "Kau benar-benar Jennie Kim, 'kan?"

Pukulan telak mendarat pada pundak Jaehyun. "Kau pikir aku ini kerasukan?"

"Siapa yang tahu?" balas Jaehyun disertai gedikan bahu tak acuhnya. "Omong-omong, sepertinya semua murid kelas kita ikut ya. Untung saja kau tidak sedang dalam mode malas, jadi kau bisa merasakan kebersamaan semacam ini sebelum lulus."

"Urus saja urusanmu sendiri," sinis Jennie. Namun ketika memikirkan kembali perkataan pemuda itu, ia tak dapat mengelak bahwa hal tersebut lah yang mempengaruhinya berubah pikiran hingga bersedia ikut. "Tapi kau benar. Beberapa hari yang lalu Taehyung juga membuatku tersadar bahwa hal-hal semacam ini memang tidak terjadi dua kali."

"Ah iya, Taehyung! Apa kau melihatnya kemarin?" tanya Jaehyun mendadak teringat bahwa sosok itu kemarin berlari meninggalkan rumahnya sendiri dalam kondisi terbuka. "Saat aku mengantar surat kondisinya terlihat tidak bagus, tapi dia malah pergi begitu saja ketika kukatakan bahwa kau di sekolah berlatih sendiri."

"Kami bertemu, tapi aku tidak sadar bahwa dia di belakangku selama perjalanan," jawab Jennie. Gadis itu meregangkan tubuhnya dan menghela napas panjang. "Aku baru tahu itu dia setelah aku akan turun."

"Jadi kalian tidak berbincang dan meluruskan masalah yang terjadi?" tanya Jaehyun sedikit tak percaya bahwa kedua teman dekatnya itu tidak menemukan titik temu berbaikan. "Dilihat-lihat pun, ia tidak menunjukkan diri di sini. Sepertinya dia tidak ikut."

"Mungkin dia sedang tidak dalam kondisi baik. Kau sendiri yang berkata bahwa dia terlihat tidak bagus kemarin." Ketika tiba giliran mereka, Jaehyun yang membawa barang Jennie pun maju lebih dulu. Dan saat itu pula Jennie bergumam pelan, "Padahal dia bilang ingin menikmati kebersamaan sebelum pergi ke universitas, tapi malah tidak ikut."

"Kau bilang apa, Jen?" tanya Jaehyun seraya menoleh kecil.

Jennie menggeleng konstan. "Tidak. Aku hanya menggumamkan lagu tanpa sadar."

Tepat pada pukul sembilan seluruh siswa dan siswi diminta untuk memasuki bus agar mereka berangkat. Tempat duduk mereka diizinkan untuk memilih sendiri, sehingga secara otomatis Jennie memilih untuk duduk bersebelahan dengan Jaehyun. Absen dilakukan oleh wali kelas mereka dengan memanggil setiap nama dari arah depan. Satu persatu dari mereka bergantian mengangkat tangan disertai seruan 'hadir,.

"Kim Taehyung!" Guru Lee menyerukan nama Taehyung dengan lantang, namun tak ada yang menyahut. "Dia tidak ikut?"

"Belum ada yang melihatnya pagi ini, Ssaem." Johnny menyahut dari arah belakang tempat duduk bus.

Pria paruh baya itu mengernyit saat menatap kertasnya dan mulai menuliskan sesuatu di daftar. "Mungkin keadaannya belum memba-"

"Hadir, Ssaem!" Bersamaan dengan suara berat itu, sosok Taehyung muncul dengan hoodie hitam yang membalut tubuhnya. Pemuda Kim itu tampak begitu segar, bibirnya berwarna merah muda dan wajahnya telihat sangat ceria. "Maaf terlambat menyahut. Itu karena memakan waktu cukup lama untuk memasukkan barangku ke bagasi bawah, Ssaem."

Dear You, Kim Taehyung [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang