Play Mulmed
(Song Ji Eun ft. Sung Hoon - Same)...
"Jennie, kau mau ikut ke kantin?" Pertanyaan yang dilontarkan oleh gadis bernama Chaeyoung membuat sang pemilik nama yang disebutnya lantas menoleh. "Apa kau masih berkutat dengan buku baletmu?"
"Ya," sahut Jennie menatap buku di tangannya sekilas. "Siang nanti aku harus mempelajari teknik baru. Pelatih memintaku untuk membaca teknik awal sebelum mencobanya di ruang latihan."
"Jadi kau tidak ikut?" tanya Chaeyoung mencoba memastikan.
Jennie tampak berpikir sejenak sebelum menggeleng kecil. "Aku akan membaca buku ini terlebih dahulu. Kalau masih ada waktu, aku akan menyusul," ucapnya memberi senyuman kecil. Chaeyoung pun mengangguk lalu meninggalkannya sendiri di sana.
Sepeninggal gadis Park itu, Jennie kembali menatap bukunya dan membaca dengan seksama untuk beberapa menit. Sebenarnya ia merasa pusing membaca buku itu. Ia terbiasa mempraktekkan secara langsung daripada membaca teknik terlebih dahulu. Berdecak sebal, Jennie memilih untuk bangkit dari kursinya dan berniat untuk pergi mengembalikan buku tersebut ke perpustakaan.
Memberi senyum dan membalas sapaan beberapa orang yang memanggil namanya, Jennie menunjukkan sikap ramahnya pada semua orang. Saat hampir mendekati tangga, gadis itu menatap gambar yang tertera pada buku di tangannya dan menjinjitkan kakinya untuk mencoba. Namun sayangnya, dewi fortuna tidak memihak karena detik setelahnya kesialan datang menimpa gadis cantik itu. Seorang adik tingkatnya tidak sengaja menyenggol Jennie dan membuat gadis itu terhuyung. Semua yang ada di sana berteriak panik saat tubuh Jennie terdorong mundur menuju tangga. Jennie merasakan tubuhnya mulai mengambang dan mungkin akan segera menghantam lantai kalau saja tidak ada seseorang di tengah tangga.
Bugh!
Mereka sama-sama terjatuh, tetapi kepala Jennie seratus persen aman karena orang itu menahan Jennie dengan tangannya. Gadis itu masih menutup matanya dengan jantung yang berdegub cepat setelah selamat dari tragedi yang bisa jadi berakibat fatal jika orang itu tidak menolongnya.
"Kau baik-baik saja?"
Suara berat pemuda yang menolongnya membuat Jennie perlahan membuka matanya. Untuk beberapa saat, iris mata hitam pekat yang menatapnya khawatir itu seolah mengunci iris hazel-nya. Mereka bertemu tatap dalam satu titik yang entah mengapa membuat Jennie tak dapat berpaling sedikit pun.
"Ah-ya," jawab Jennie setelah ia dapat menyadarkan diri sepenuhnya. Buru-buru Jennie memperbaiki posisinya menjadi duduk dan memperhatikan kerumunan orang-orang yang menjadikan mereka pusat perhatian. "Kau sendiri? Apa kau baik-baik saja?" Jennie bertanya balik.
"Hm," sahut pemuda itu menggumam kecil. Ia bangkit berdiri lebih dulu lalu membantu Jennie untuk ikut berdiri. "Lain kali hati-hati!" pesannya sebelum meninggalkan Jennie yang masih mematung menatap siluetnya yang mulai menjauh.
Jennie mendengus dan mengulas senyum kecil. Pria itu benar-benar dingin seperti gosip yang selama ini selalu beredar di sekolah.
"Kim Taehyung!" seru Jennie cukup keras hingga membuat pemuda itu menoleh dan menatapnya. "Kau mau ke perpustakaan?" tanya Jennie.
Meski wajahnya masih dipenuhi kebingungan, pemuda Kim itu mengangguk. "Iya."
"Ayo pergi bersama! Aku juga mau ke sana," ucap Jennie segera melangkah menuju Taehyung.
🥀
"Kau suka membaca buku sejak kapan?" tanya Jennie pada pemuda yang duduk di hadapannya itu. Suasana perpustakaan yang benar-benar sepi memaksa gadis itu untuk berbicara dengan berbisik amat pelan.
Tanpa melepaskan pandangannya dari buku, pemuda Kim itu menjawab singkat, "Sejak kecil."
"Pantas saja pintar," gumam Jennie lebih seperti berbicara pada dirinya sendiri. "Taehyung, aku boleh tidak sesekali minta diajari olehmu?" pintanya seraya memberikan puppy eyes-nya pada Taehyung.
"Diajari apa? Kau juga pintar," sahut Taehyung tanpa minat lebih. Sejujurnya, Taehyung merasa cukup terganggu dengan kehadiran gadis itu di sebelahnya, terlalu berisik dan banyak bicara.
Jennie menyenderkan tubuhnya pada sandaran kursi dan melipat tangannya dengan ekspresi sebal. Sebagai pelajar, Taehyung itu adalah tipikal si dingin yang kaku dan tidak bisa berinteraksi dengan leluasa pada orang baru. Jika biasanya pria dengan kacamata yang bertengger di hidung yang dinilai sebagai siswa yang culun, Taehyung dengan kepribadian menjengkelkannya itu jelas mematahkan presepsi semacam itu. Sebab, wajah tampannya itu justru menjadi idaman siswi di sekolah mereka.
Menyadari bahwa gadis itu kini diam, Taehyung mengangkat wajahnya dari buku dan menatap Jennie heran saat gadis itu memandanginya dengan raut wajah cemberut. "Ada apa?"
"Mulai sekarang kita adalah teman."
Ekspresi bingung Taehyung tercetak jelas melalui kedua alisnya yang menyatu. "Maksudmu?"
Bukannya menjawab, Jennie malah tersenyum dan bangkit berdiri. "Bye, Kim Taehyung!" ucapnya sesaat sebelum ia berlalu dari hadapan pemuda Kim itu.
"Sebenarnya dia itu kenapa?" gumam Taehyung termenung di tempatnya sambil menatap Jennie yang kini menghilang di balik pintu masuk perpustakaan. Saat hendak kembali fokus pada buku bacaannya, manik matanya tidak sengaja bersinggungan dengan buku yang sebelumnya gadis itu sempat baca. Perlahan tangannya bergerak memutar buku itu agar bisa membaca judulnya dengan benar. "Dia suka balet?"
Lalu ia tersenyum kecil.
-tbc-
Cerita ini per-babnya emang engga aku targetin harus sampai 1000 kata lebih. Kemungkinan banyaknya juga engga sampe 40 bab gitu. Intinya ini bakal jadi cerita yang dikemas dengan alur sesederhana mungkin, terkesan singkat, tapi semoga bisa berkesan buat para pembaca.
See you!💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You, Kim Taehyung [on going]
Fanfiction[Trailer Tersedia | Baku] -Taennie- Dear you Kim Taehyung, pria dingin dengan sejuta pesona dalam kemisteriusan. ✋⚠️ : Angst, melodrama, sickness. (Follow author sebelum membaca) ©luluaps, March 2021