Bab 18

1.3K 296 54
                                    

Play Mulmed
(Tate Mcrae - That Way)

...

"Taehyung!"

Sang pemilik nama lantas menoleh pada sosok cantik yang memanggilnya dari kejauhan. Gadis berkacamata itu pun mempercepat langkahnya menuju sosok tinggi yang berdiri sambil memegang gagang serokan. Kebetulan hari ini sekolah mereka mengadakan kegiatan bersih-bersih sebelum memasuki minggu-minggu ujian. Ia sendiri tidak sengaja melihat keberadaan Taehyung di halaman belakang saat hendak membuang sampah.

"Kau mencariku?" tanya Taehyung sesampainya sosok itu di hadapannya. Tatapannya menatap sekeliling sebelum akhirnya kembali berpusat pada si jelita—Irene. "Apa ini terkait olimpiade?"

Irene lantas mengangguk. "Maaf kemarin aku tidak datang."

"Oh, tak apa. Kemarin aku juga menemani Jennie berlatih sampai tidak sempat untuk mendatangi ruang diskusi kita," ujar Taehyung tak ingin Irene merasa bersalah karena absen tanpa pemberitahuan. Menatap plastik di tangan kanan gadis itu, ia pun mengambilnya dan meletakkan benda tersebut di tumpukan sampah lainnya. "Kau sudah selesai 'kan? Ayo pergi! Di sini banyak nyamuk."

Keduanya pun berjalan berdampingan untuk pergi dari sana. Sepanjang perjalanan, Irene sesekali melirik Taehyung. Ada hal yang sangat ingin ia tanyakan pada pemuda itu, namun ia takut dinilai terlalu ingin tahu urusan pribadi orang lain. Sejak dulu, ia dan Taehyung tidak dekat kecuali ketika membicarakan urusan akademis dan klub olimpiade matematika yang mereka geluti.

"Kau mau kita membuat jadwal pengganti?" Taehyung melontarkan pertanyaan saat mereka tiba di depan kelas Irene. Memutar tubuhnya agar mereka saling berhadapan, ia tanpa ragu menatap gadis itu tepat di bola matanya. "Aku akan meluangkan waktuku sesuai jadwalmu."

"Bagaimana kalau hari ini?"

Taehyung terlihat berpikir selama beberapa saat sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Kita mulai satu jam setelah pulang sekolah saja, seperti perubahan yang sudah kita lakukan."

"Ah-iya, ini bukan hari Kamis. Omong-omong, boleh aku bertanya sesuatu?" Kini Irene mencoba memberanikan diri untuk mengungkapkan isi hatinya. Melihat Taehyung tampak tak menunjukkan penolakan, ia pun kembali bertanya. "Kenapa sejak kelas 11 semester lalu kita mendadak merubah jadwal?"

"Kau keberatan?" Taehyung balik bertanya.

"Tidak. Aku hanya bertanya." Gadis itu memperbaiki posisi kacamatanya dengan canggung saat pemuda tinggi itu hanya menatapnya. "Kalau kau tidak ingin menjawab tidak apa-apa. Aku tidak berniat menyinggung atau-"

"Aku selalu mengantar Jennie pulang," jawab Taehyung jujur. "Selasa, Kamis, dan Sabtu adalah jadwalnya latihan balet, karena itu aku meminta jadwal kita setiap hari Kamis diselesaikan lebih cepat. Hari lainnya diundur satu jam karena aku juga mengantarnya terlebih dahulu sebelum akhirnya kembali ke sekolah."

Irene nyaris kehilangan suaranya saat mendengar penjelasan itu. Sepertinya Taehyung yang selama ini bersikap dingin pada siapa pun itu sudah berubah—atau mungkin hanya berubah hanya untuk Jennie. "Kau dan Jennie berkencan?"

Gadis itu seolah lupa bahwa suasana lorong yang cukup ramai hingga suaranya yang keluar terdengar cukup keras itu mengundang perhatian. Meski tak sepenuhnya menjadi hening, nyatanya beberapa siswa menjadikan mereka sebagai pusat perhatian setelahnya. Taehyung yang menyadari itu pun merasa kurang nyaman, apalagi Irene memberikan pertanyaan yang sifatnya cukup pribadi. Sejenak pemuda itu menatap sekeliling dan membasahi bibirnya. Sudah pasti akan muncul berbagai rumor jika dirinya menolak untuk menjawab pertanyaan barusan.

"Aku tidak berkencan dengan siapa pun, termasuk Jennie. Mungkin kau salah paham karena kami bahkan tidak sedekat itu untuk dikira berkencan. Aku hanya bersikap baik pada teman satu kelasku."

Dear You, Kim Taehyung [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang