Eps 14. Rumah Kosong

0 0 0
                                    

𝙲𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚋𝚎𝚛𝚊𝚙𝚊 𝚔𝚘𝚗𝚝𝚎𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚙𝚊𝚛𝚊 𝚙𝚎𝚖𝚋𝚊𝚌𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊 𝚜𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚗𝚢𝚊𝚖𝚊𝚗.

𝙱𝚊𝚗𝚢𝚊𝚔 𝚝𝚎𝚛𝚍𝚊𝚙𝚊𝚝 𝚊𝚍𝚎𝚐𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚖𝚋𝚊𝚗𝚝𝚊𝚒𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚔𝚊𝚝𝚊-𝚔𝚊𝚝𝚊 𝚔𝚊𝚜𝚊𝚛 𝚍𝚒 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖𝚗𝚢𝚊

𝙺𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚜𝚎𝚜𝚞𝚊𝚒 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚐𝚎𝚗𝚍𝚛𝚎 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊𝚗𝚢𝚊

𝙼𝚒𝚜𝚝𝚎𝚛𝚢/ 𝙷𝚘𝚛𝚘𝚛|𝚃𝚑𝚛𝚒𝚕𝚕𝚎𝚛|𝚁𝚘𝚖𝚊𝚗𝚝𝚒𝚌

𝙹𝚊𝚍𝚒 𝚖𝚘𝚑𝚘𝚗 𝚋𝚊𝚌𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚋𝚒𝚓𝚊𝚔.

(𝘿𝙄𝙇𝘼𝙍𝘼𝙉𝙂 𝙈𝙀𝙉𝙅𝙄𝙋𝙇𝘼𝙆 𝙆𝘼𝙍𝙔𝘼 𝙄𝙉𝙄)


Sudah dua minggu lebih Rion tinggal di rumah Sia, lalu disekolah jarang sekali ada hantu yang mengganggunya lagi karena ada Rion dan monster kucing itu yang terus menjaga Sia disampingnya.
Sedangkan Rion dia sangatlah dekat dengan Bunda sesekali ia membantu bunda memasak, dan mencuci piring. Menurut Ningsih Rion itu adalah mantu idaman banget pokoknya deh, karena dia bisa segalanya.


Setelah selesai mandi Sia keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga menuju ke dapur, disana ia melihat Rion yang tengah sibuk membantu Bundanya mencuci piring-piring kotor. Ya meskipun bisanya ada bibik yang mencuci dan memasak namun berhubungan beliau sedang pulang kampung akhirnya Bunda sendiri yang turun tangan untuk memasak dan memberes-bereskan rumah. Namun setelah kedatangan Rion, Bunda tak kesepian lagi dan dia malah sering menyuruh-nyuruh Rion untuk membantunya didapur.
Melihat Sia keluar dari kamarnya dan kini duduk di meja makan mengawasi dirinya, Rion menghentikan aktivitasnya sejenak kemudian tersenyum kepada Sia.

Sia menopang dahunya diatas meja makan sambil memperhatikan Rion yang masih terus memandanginya.

"Wah... Ternyata kamu rajin juga ya, bantuin Bunda dan kamu hebat sebagai seorang lelaki bisa mencuci piring dan membantu masak" ucap Sia kagum dengan Rion.

Ningsih tertawa kecil saat mendengar Sia memuji Rion. "Iya,, rajin banget ya Si, udah pinter beres-beres rumah pinter masak. Cocok banget ya jadi calon menantu idaman Bunda" Sindir Ningsih seraya memasak sayur lodeh.

"Issss... Calon menantu apaan sih Bunda... Sia masih sekolah Bunda,, jadi gak mau mikirin yang begituan dulu" ketus Sia.

"Iya Bunda ngerti kok, tapi emangnya kamu bakalan nolak gitu kalau Rion bakalan ngelamar kamu?! Secara kan dari wajah dan kepribadiannya udah ok" Kata Ningsih, kemudian Ningsih berjalan kearah Rion yang masih sibuk mencuci piring-piring kotor.

"Terutama yang paling penting tuh ini Sia" Ningsih memegang kedua pipi Rion

"Yang penting ganteng, pokoknya Bunda merestui hubungan kalian berdua?!" tutur Ningsih.

Terdiam sejenak, terus memandangi wajah Rion yang sangat tampan dan good looking.

"Apaan sih Bunda,, jangan terlalu sering memujinya nanti dia besar kepala lagi" kata Sia.

Ghost's BelovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang