O2| Heart

11 5 1
                                    

Jujur saja, Awan itu suka banget sama yang namanya donat. Kalau udah berhubungan dengan donat, apapun akan Awan lakukan agar bisa mendapatkannya.

Tapi hari ini, dengan ajaib Awan justru memberikan donat kesukaannya pada orang lain.

Semua orang tahu, kalau sewaktu waktu mereka lihat Awan bawa donat dari rumah, jangan ngiler karena Awan gak bakal kasih. Dia sangat protektif dan posesif terhadap donatnya.

"Maaf ya, khusus untuk donat buatan bunda, Awan gak akan bagi ke siapapun. Tapi kalo makanan lain, boleh."

Awan selalu menjawab seperti itu ketika ada yang meminta donatnya. Walau sebenarnya jarang ada yang minta juga sih, soalnya semua tau Awan gak bakal ngasih.

Pernah sekali, Awan bawa donat banyaaaakkk banget, sengaja akan dia bagikan ke teman teman sekelasnya. Dan rasanya jadi wajar kalau Awan tidak ingin memberikan donatnya pada orang lain, karena memang rasa donatnya luar biasa enak.

Lalu, mengapa Awan memberikan donatnya pada gadis yang belum ia kenal secara cuma cuma?? Jawabannya, Awan juga tidak tahu mengapa. Hatinya berhasil menggerakkan dirinya untuk memberikan donat itu.

Bisa jadi, karena Awan kasihan sih. Tapi rasanya kurang tepat, karena setelah menemui gadis tanpa nama itu, Awan menemukan perasaan asing yang berdesir di hatinya. Perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Kalau inilah yang orang orang bilang namanya jatuh cinta, Awan harap tidak semudah itu. Karena Awan belum tentu dapat menemuinya lagi bukan???



Tapi, terima kasih pada semesta telah menakdirkan Awan bertemu lagi dengan gadis itu. Karena sepertinya, dia benar benar jatuh cinta pada pandangan pertama.

Kali ini, Awan sudah tau siapa namanya. Aqila, Awan akan selalu menantikan setiap pertemuan denganmu!

---

Jam istirahat masih begitu panjang, sedang Awan sudah menghabiskan sisa donatnya, dan beli seblak di kantin. Jadilah pemuda 17 tahun ini memutuskan untuk pergi ke kelasnya lagi karena tak tau harus melakukan apa.

Sampai di kelas, Awan di suguhi pemandangan dua gadis yang sedang berpelukan penuh dengan suasana haru. Rupanya, mereka adalah teman masa kecil yang bertahun tahun tak bertemu, kemudian berjumpa kembali di kelas ini. Begitu sih, kalau kata Daffa.

"Jadi...., Aqila sama Jena temenan pas masih TK..?" tanya Awan seusai keduanya melepas pelukan satu sama lain.

"Yup. Gue masih inget banget pas gue ngajak dia sepedaan sore sore, tapi malah nyebur ke parit. Pulang pulang langsung kena omel. Lo ingat gak, La??" Tentu saja Aqila masih ingat dengan jelas. Tidak satupun memori itu luput dari ingatannya.

"Oiya, pasti bang Juan sekarang udah kuliah. Dia kuliah dimana, La??" tanya Jena menyinggung soal satu satunya kakak yang Aqila punya.

"Bang Juan udah meninggal 2 tahun lalu, Jen. Dia gagal jantung."

"O..oh..., i'm so sorry. Maaf, gue gak tau..." ucap Jena menyesal, tapi Aqila menggelengkan kepalanya.

"Gapapa, gak perlu minta maaf... Udah lama juga kok. Daripada sedih sedih, mending bahas yang lain aja, oke??"

"La, gimana? Donat buatan bunda Awan enak kan?? Seenak buatan mama kamu gak??" tanya Awan pada Aqila untuk membuka topik pembicaraan.

"WHAT THE HELL?!?!!! LO NGASIH DONAT KE AQILA?? Gila ya lo?!??" seru Jena tak terima. Bagaimana bisa Aqila yang baru Awan kenal langsung dia beri donat buatan bunda Awan sedangkan dirinya yang sudah berpuluh tahun Awan kenal tak pernah ia beri secara percuma.

"Heh!! Lo jangan salah paham ya, gue tadi jatohin donatnya Aqila! Jadi gue gantiin." jelas Awan dengan wajah sebal.

"Masa sih??"

"Daf, ini pawang lo lagi PMS ya? Buset garang bener. YA LO TANYA AJA KE AQILA NYA SENDIRI DAH."

"Aduh kok malah berantem siiihh??? Iya, tadi donat gue jatoh makanya Awan gantiin. Gue tau kok, donatnya emang seenak itu, tapi jangan marah dulu, oke??"

Jena memutar badannya kearah Awan sambil menatap sinis cowok itu, "Dasar Awan pilih kasih. Dahlah, gue mau jajan lagi aja!" Kemudian ia pergi ke kantin meninggalkan Aqila, Awan dan Daffa di kelas.

---

Seolah Tuhan memang sengaja, Aqila rupanya menghuni sebuah rumah yang sudah lama kosong di perumahan yang sama dengan Awan. Dan hal itu, tentu saja membuat Aqila bertetangga dengannya, Daffa, Jena dan beberapa anak lainnya yang juga satu sekolah dan kelas dengan mereka.

Pantaslah dia merasa familiar dengan wajah Aqila, karena rupanya dia gadis yang tinggal di blok sebelah dan pernah mengambil pesanan sang mama di rumahnya walau Awan tidak melihat dengan jelas wajahnya saat itu.

Aqila tidak butuh waktu lama untuk berteman baik dengan semua orang, terlebih dengan teman sebayanya yang satu komplek+bersekolah di tempat yang sama seperti Awan, Harsa, Rasi, Daffa dan Adam. Walau Aqila belum pernah melihat wajah Adam, karena kabarnya cowok itu sedang berada di California untuk syuting dan pemotretan. Maklum, artis.

Sore hari seminggu setelah Aqila mulai tinggal disana, ada notifikasi dari handphonenya yang menunjukkan bahwa dia di masukkan ke dalam sebuah grup chat. Awalnya Aqila tidak tau ini grup chat apa, tetapi sekali melihat nama grupnya, dia langsung menebak nebak kalau ini adalah grup chat remaja komplek.

muda mudi sunda empire(7)

Jena created group 'muda mudi sunda empire'

Jena added you

Jena
|alhamdulillah gue gak sendirian lagi yeeeeeeeyyyy
|qila lu ga boleh pindah lagi ye
|nanti gue cewek sendirian lagi disini :(

Adam
|perbedaannya jomplang ya sist
|cowok 5 cewek 2

haii|
ini grup apaan yaa?? |

Rasi
|grup remaja puri permata

Awan
|yg semuanya sekolah di SMA Putra Bangsa :)

Daffa
|sekelas :))

Harsa
|kalian gak ngerjain tugas sejarah?? kan besok di kumpulin.

Jena
|hah??

Daffa
|tugas sejarah mah kemaren goblok :')



Oke, Aqila cepat menyadari kalau teman temannya unik.

Bukan Salah JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang