O3| Jealousy, Jealousy

7 4 0
                                    

Akhir akhir ini, hidup Awan terasa semakin berwarna. Baik di sekolah, maupun di rumah, seolah tidak berhenti ada yang membuatnya bahagia.

"Pagi semuaaaa." sapa Awan saat tiba di kelas.

"Kesambet apaan ni bocah pagi pagi udah happy begitu." ledek Adam melihatnya.

Bagaimana tidak bahagia, pagi pagi sudah ada Aqila di rumahnya mengambil pesanan mamanya pada sang bunda.

Kalau kata Daffa, pagi pagi udah liat bidadari.

Mau berangkat ke sekolah, liat Aqila mau berangkat juga, dia ajakin nebeng. Mentang mentang seminggu lalu udah dapet sim. Cus lah dia jalan pake motor bang Dani yang udah lama gak di pake lagi.

Biarkanlah Awan menyimpan rasa ini seorang diri saja, karena dia tidak peduli apakah Aqila juga menyukainya atau tidak.

Dia hanya berharap, Tuhan menolongnya suatu hari nanti agar dia bisa menyatakan perasaannya saat ini.

---

Hari ini, pekan olahraga sekolah resmi di mulai. Setiap kelas bekerja sama sebaik mungkin untuk memenangkan setiap lomba yang di adakan.

Awan akan mewakilkan kelasnya untuk bertanding taekwondo dengan wakil wakil kelas lain. Tidak lupa, dia juga mengikuti lomba futsal untuk kelasnya. Bisa dibilang, Awan banyak berpartisipasi kali ini.

Sebelum tanding taekwondo di mulai, Awan sudah bersiap dengan memakai seragam taekwondo nya dan mengulang beberapa jurus.

Awan punya kawan kawan yang supportiv, sehingga sebelum dia maju untuk lomba, mereka ada di sekitar Awan untuk memberi dukungan.

"Wan, jangan malu maluin kita ya, kalo lo kalah kita unfriend aja"

"Wan, kalo lo menang jajanin gue jangan lupa ya"

"Wan, kalo menang, lo gue kasih nomer Olivia Rodrigo deh"

"Semangat Wan, lawan lo bang Yohan"

"Kalo lo kalah, jangan nangis ya Wan"

Berbagai ucapan semangat yang nyeleneh keluar dari mulut para sahabatnya yang tak Awan hiraukan. Dia sudah biasa dengan kelakuan kawan kawannya yang extra-ordinary itu, walau dia juga begitu sih.

Diantara seluruh kawan sekelas nya yang memberi semangat, Awan hanya mengharapkan ucapan semangat dari Aqila sang pujaan hati.

"Awan!"

Heiii, yang ia tunggu kehadiran nya datang juga.

"Semangat ya, Wan! Nanti kalo lo menang, gue traktir seblak bu Tejo yang paling pedes. Mau kan??" kata Aqila sambil menunjukkan senyum paling indah setelah senyum bunda yang Awan pernah lihat.

Awan menggeleng, "Nggak deh. Gimana kalo gue menang, lo turutin satu permintaan gue. Gimana??" pinta Awan dengan akal akalannya.

"Oke, tapi jangan yang susah susah ya."

"Deal. Tunggu gue menang ya, la!!" kemudian Awan berlari begitu saja meninggalkan Aqila yang tak bisa berkata apa apa.




Dengan penuh semangat dan harap, Awan bertanding melawan kakak kelasnya. Sedikit harap di hatinya agar Aqila disana melihatnya mengerahkan segala usaha agar dapat menang.

Dan, dia sungguhan menang. Benar benar menang, melewati berbagai babak pertandingan.

Begitu tau dia juara satunya, Awan segera mencari keberadaan Aqila diantara penonton. Tetapi, Aqila tidak disana. Tapi dia juga tidak berhenti begitu saja.

Tanpa meminum air pemberian Harsa, tanpa ganti baju seperti yang Daffa suruh, tanpa ngadem dulu biar keringatnya hilang, tanpa istirahat dulu seperti perintah Adam, Awan segera berlari sekencang mungkin. Mencari keberadaan Aqila untuk menagih janjinya.






Namun, dia harus menahan cemburu kala melihat Aqila sedang tertawa riang sembari memakan eskrim bersama Rasi.

Sesak di dadanya semakin menjadi ketika melihat Rasi dengan lembut menguncir rambut Aqila dengan jedai agar tidak menghalangi gadis itu memakan es krimnya.

Ah, ternyata begini rasanya sakit hati??

Bukan Salah JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang