11| Sweetener

1 0 0
                                    

Tidak baik.

Malam ini, Aqila hanya memakai jumpsuit berbahan jeans diatas lutut. Saat ini, kakinya sudah jadi bahan tontonan anak anak cowok bandel di pasar malam.

Sementara itu, Aqila yang tidak sadar masih saja asik sama Jena mancing ikan boongan di kolam plastik.

"Iiih, yang bener nangkepnya Jenaaaaaa!!" kata Aqila geregetan.

Dari jarak yang cukup jauh, Awan segera menghampiri gadis itu dan melingkarkan jaket yang tadinya dia pakai ke pinggang Aqila.

"Lain kali gausah gaya gaya pake jumpsuit di tempat begini. Lo mau kaki lo jadi bahan tontonan cowok bandel??" kata Awan, sebelum kembali pergi dari sana.

Setelah sadar apa yang terjadi dan siapa yang memberikan jaket itu padanya, Aqila auto 5L. Alias lemah, letih, lesu, loyo, LUV U AWANNNNN.






"Jen, gue mau nikah sama Awan aja lah kalo begini."

"Haahhh????"

———

Sayang sekali, kebaikan yang Awan lakukan justru di balas dengan sakit hati yang ia rasa, ketika melihat Aqila kini pergi membeli tiket bianglala dengan Harsa.

Kalau di lihat, Aqila nampak seperti gadis yang suka gonta ganti cowok mungkin, tapi nyatanya nggak. Dia memang senang berteman dengan siapapun. Dia pintar mendengarkan, tapi ceritanya juga selalu di dengarkan. Tolong jangan heran mengapa Aqila tetap bisa begini disaat hatinya sudah jatuh pada Awan. Lagipula, dia dan Awan juga tidak berstatus bukan?? Jadi Aqila bebas mau jalan atau main dengan siapapun.

"Bianglalanya gak tinggi, kurang keren ah." ucap Harsa begitu bianglala mulai berputar.

"Gapapa lah, yang penting naik." jawab Aqila sambil memotret pemandangan kota yang terlihat dengan handphonenya.

"La,"

"Hmm??"

"Apa mimpi lo?? Atau, apa yang bener bener inginkan sekarang??"

"Lo pasti tau,"

"Apaan??"

"Apalagi kalau bukan sembuh??? Habisnya, ngehidupin papi sama bang Juan kan gak mungkin."

"Selain itu???"

"Apa ya..." gadis itu mulai memilin milin rambutnya, dan menatap keatas sebagai tanda sedang berpikir.

"Gue pengen kuliah jurusan psikologi, di UI. Gue pengen mama bahagia. Gue pengen kalian bahagia terus. Gue pengen Awan selalu sehat, dan bahagia di sepanjang hidup dia..."

"Sesuka itu lo ke Awan???"

"Hmm, mungkin. Gak tau ah, masa bodo."

"Lo pernah ngebayangin gak sih, kalau Awan suka sama lo???" tanya Harsa dengan netra terarah kepada Aqila. Bianglala kini sudah hampir sampai di bawah, yang membuat keduanya harus segera turun nanti.

"Yaa, pernah si. Tapi gue mah gak mau berharap ah. Takut kecewa. Hahaha."

"Kalau lo berharap sama gue, gue janji lo gak akan kecewa, La."

"Eh??"

———

Pukul 7 pagi, Aqila sudah tiba di kelas. Dia tidak menemukan banyak orang di pagi buta begitu. Sengaja berangkat sekalian mama pergi kerja, ingin tau suasana sekolah saat belum ramai.

Sayang sekali paginya harus hancur karena pms.

Begitu sampai di kelas, gadis itu langsung tidur dengan perasaan kesal tanpa sebab jelas. Kepalanya dia taruh di atas tangannya yang menjadi bantalan diatas meja.

Dia bahkan gak bangun, sampai kelas sudah ramai.

"La??? Lo tidur???" tanya Adam begitu masuk ke kelas, kemudian mendatangi meja Aqila.

"Jangan di ganggu, pms kalo kata gue mah." kata Jihan melihat Adam yabg sedang mengecek kondisi cewek itu. Tapi, Adam gak peduli.

"La??? Bangun yuk. Lo sakit ya?? Pindah ke UKS aja gimana???" ajak Adam dengan suara selembut mungkin, takut kalau perkataan Jihan benar si Aqila ini lagi pms.

"Hmmmm, perut gue sakit, Dam... Mau tidur ajaaa."

"Yaudah, tapi tidurnya di UKS aja ya?? Yuk, gue anterin." ajaknya lagi, yang berhasil membuat Aqila bangun, kemudian pergi ke UKS bersama Adam.

Bukan Salah JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang