Hari minggu, semua orang pastinya sangat suka dengan hari minggu, bahkan jika bisa mereka akan menandatangani petisi agar semua hari diganti dengan hari minggu.
Yahh, sayangnya itu semua hanya khayalan.
Dan bagi Renjun, semua hari sama saja baginya. Mau itu weekend ataupun weekdays. Kenapa? Karena Renjun selalu bekerja dihari apapun itu. Ada saatnya Renjun membenci pekerjaannya (saat pekerjaan numpuk dan harus lembur) dan ada saat Renjun mencintai pekerjaannya (saat gajian).
Hari ini ada yang spesial, karena Renjun benar-benar free dari pekerjaan dan kertas-kertas. Semua anggota Adhitama berkumpul di ruang keluarga dengan Renjun yang bersandar di sofa lalu ada Nakyung yang juga bersandar di dada Renjun, lalu kedua anaknya yang ikut-ikutan orang tuanya. Saling nyender gitu ceritanya.
Mereka sekarang lagi asik nyimak Rabbit Invasion yang lagi sibuk mempersiapkan kendaraan mereka menuju bulan. Kalo kata Nava sih, "kenapa nggak sewa roket aja, pa. Daripada bikin dari bak mandi? "
Yang hanya dijawab, "biar ceritanya panjang, dek." Oleh Renjun.
Saat adegan menunjukan salah satu Rabbit menjadi perempuan, Nakyung menyeletuk, "dek, cantik kelincinya apa mama?" Tanyanya.
Renjun hampir saja tersedak ludahnya sendiri karena pertanyaan Nakyung. Mau ketawa dia tuh, tapi takut digaplok.
Nava menunjuk TV lalu menjawab, "kelincinya jelek, kayak papa."
"Dih, kok papa???" Renjun menyahut tidak terima. Jelas.
"Tos dek." Nakyung menyodorkan tangannya ke arah Nava namun dengan secepat kilat langsung ditarik oleh Renjun lalu leher Nakyung dipeluk erat olehnya, "gak, gak, gak ada."
"Terus siapa yang ganteng?" Tanya Renjun nggak terima dibilang jelek sama anaknya sendiri.
"Abang." Rava mengangkat tangannya antusias. Akhirnya ada timing yang pas untuk dirinya ikut perdebatan.
"Kalo papa, bang?" Tanya Nakyung penasaran dengan jawaban Rava.
Rava menoleh kebelakang meneliti wajah papanya, sedangkan Renjun sudah memasang wajah beserta isyarat yaitu berkedip yang seakan-akan bilang, "ngomong ganteng cepet, nanti papa kasih kinderjoy." Padanya.
"Papa ganteng." Ucap Rava lalu kembali fokus ke Rabbit Invasion yang sekarang lagi sibuk gangguin orang.
Nakyung yang merasa tidak puas pun bertanya lagi, "papa ganteng?"
"Papa jelek!"
Nakyung pun tertawa penuh kemenangan mendengar seruan Nava yang antusias banget mau ngeledekin bapaknya.
Sedangkan Renjun, ia menatap Nakyung sinis lalu mengeratkan pelukannya yang ada dileher Nakyung yang langsung membuat Nakyung gak bisa nafas.
"Heh lepasin!"
"Bilang 'tolong papa ganteng' dulu."
"Iyuh," Nakyung melirik Renjun yang mukanya tambah sepet habis itu ketawa bentar, "gak ah, mending gini aja."
"Yaudah, biarin kehabisan nafas."
"Kayak berani aja."
"Oh, berani lah." Sama Renjun beneran dicekek, tapi ya nggak terlalu kuat, ngancem doang, "kutabok remot nih!"
"Aw atut."
"Njunnn!"
"Apaaa?"
"Edan."
Rava dan Nava hanya diam saja melihat orang tua mereka yang mesra-mesraan depan mereka. Kalo kata mereka sih, "BIASALAH."
Pada akhirnya Renjun pun melepaskan pelukannya namun dengan wajah yang menurut Nakyung tuh katanya kayak orang nahan boker, nggak mengenakan.
Sama Nakyung dagunya Renjun dicolek, "yaelah si ganteng ngambek."
"Astaghfirullah, geli."
"Nah kan, mending jelek dibilangin." Renjun natap Nakyung sepet pas denger ucapannya Nakyung.
Nava yang ngerti siapa pemegang kasta tertinggi keluarga Adhitama be like, "iya, papa jelek aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Adhitama's Family [✔]
Fanfiction[Sequel of apologetics] welcome to adhitama's family. ‼️WARNING‼️ Never ending story ©goldenjun, 2021