sembilan

232 47 0
                                    

"capek."

Pulang dari kantor, bukannya mandi habis itu ganti baju, Renjun malah langsung ngejatuhin badannya di kasur sebelah Nakyung.

"Airnya lupa belum aku siapin." Nakyung ngulurin tangannya buat ngelus rambutnya Renjun.

"Gapapa, paling aku gak mandi." Gumam Renjun tapi masih bisa didenger sama Nakyung.

Nakyung nyubit pinggangnya Renjun kenceng, "mandi dulu sana!"

Renjun ngelus pinggangnya yang kena cubit habis itu malah tiduran diatas perutnya Nakyung.

"Males."

Pas lagi enak-enaknya tiduran, Renjun ngerasain perutnya Nakyung kayak agak keras gitu.

"Perutmu kok keras?" Tanya Renjun sambil natap Nakyung yang lagi nonton tv.

"Kebanyakan makan kali ya aku tadi?"

"Apa kamu hamil lagi ya?" Nakyung langsung natap Renjun begitu denger pertanyaan Renjun tadi.

"Nggak mungkin ah." Ngomongnya sih gitu tapi tetep aja dia pikirin.

Renjun yang diomongin gitu ngangguk doang habis itu lanjut tiduran di atas perutnya Nakyung.





***




Malemnya Nakyung pergi ke apotek sendiri buat beli testpack.

"Gara-gara Renjun nih, jadi kepikiran kan." Dumel Nakyung sambil jalan masuk ke dalam rumahnya.

Nakyung gak bisa gak kepikiran setelah denger pertanyaan Renjun tadi. Soalnya pas hamil Rava, Renjun juga yang nyadar kalo perutnya Nakyung lebih keras dari biasanya.

Habis ngelepas jaketnya, Nakyung langsung masuk ke kamar mandi.

---

"Mama mana dek?" Tanya Renjun setelah keluar dari kamar mandi kamarnya.

"Ndak tau." Jawab Nava habis itu ngelanjutin mainnya lagi.

"Pa," Rava narik-narik ujung bajunya Renjun, "laper."

"Kak, kamu tau mama dimana nggak?"

"Nggak tau. Pa laper!"

"Iya deh iya, mau makan apa?"

"Ayam."

Selagi Renjun pergi ke dapur sama Rava, diem-diem Nakyung keluar kamar mandi dengan tatapan kosong.

Nava yang liat langsung teriak ke Renjun, "pa! Ini mama!"

"Suruh ke dapur, dek!"

Nava noleh ke Nakyung, "Mah, disuruh ke dapur."

Nakyung ngangguk habis itu pergi ke dapur. Sampai dapur dia bisa liat Rava duduk di meja makan, dan Renjun yang lagi sibuk ngebersihin ayam.

"Sini biar aku aja." Nakyung ngiket rambutnya habis itu ngambil alih ayam yang dipegang Renjun.

"Dari mana?" Tanya Renjun tiba-tiba.

"Nggak dari mana-mana."

"Bohong," Renjun meluk Nakyung dari belakang, "jaket kamu tadi di sofa bukan digantungan."

Nakyung ngehela nafas habis itu nyuci tangannya, "kalo aku bilang ini, kamu bakal seneng atau sedih?" Nakyung nunjuk perutnya.

"Yang tadi sore ya?"

"Iya, tadi aku diem-diem beli testpack."

"Hasilnya?"

Nakyung megang tangannya Renjun, "Positif."

Renjun kaget bukan main habis itu ngeliat Nakyung, "aku bingung harus sedih atau seneng."

"Ya harus seneng lah, Njun."

"Tapi kamu sedih gitu." Renjun nyubit pipinya Nakyung.

"Ngebayangin nggak bisa pelukan sambil hadap-hadapan sama kamu, aku boleh sedih nggak sih?"

"Ahaha," Renjun ngebalik badannya Nakyung habis itu meluk Nakyung, "kalo gitu sekarang pelukannya dibanyak-banyakin biar puas."

"Terus nanti aku bakal keliatan gendut, belum lagi habis lahiran nanti aku harus rajin olahraga, huft." Nakyung niup poninya sebel.

"Kamu mau cewe apa cowok?" Renjun ngalihin topiknya biar Nakyung nggak terlalu kepikiran.

"Cowok aja, nanti Nava biar dijagain sama kakak sama adeknya."

Baru aja Renjun mau ngomong tapi keburu dipotong sama Rava, "laper, muk meninggoy."

"Kebanyakan bergaul sama kamu, Rava jadi bisa bahasa alien." Renjun nyolek pipinya Nakyung.

Sedangkan yang dicolek bales nyubit hidungnya Renjun, "mau mati muda?"

"Hehe."

Adhitama's Family [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang