delapan

229 41 1
                                    

"aku pulang."

Rava sama Nava yang lagi nonton tv langsung teriak, "Njun udah pulang!!"

"Papa!" Teriak Nakyung dari lantai dua membenarkan ucapan keduanya.

"Njun!"

"Papa!"

"Udah Kyung, biarin. Gapapa." Renjun naruh tasnya di meja habis itu ngambil minum didapur.

Pas lagi minum dia kaget gara-gara Nava sama Rava tiba-tiba teriak, "Kyung!"

"Mama, sayang."

"Kyung!"

"Mama heh!" Nakyung muncul dari lantai dua sambil membawa vitamin, "sini minum vitamin dulu."

"Aku sama Kyung!" Ucap Rava yang tentunya diikutin Nava, "aku sama Njun!"

Keduanya pasrah dipanggil nama doang. Setelah Rava sama Nava minum Vitamin, mereka pun pergi ke kamar buat tidur.

Tapi belum lengkap kalo belum perang dulu.

Pas Rava udah naik ke kasur, tiba-tiba dia loncat ke pinggangnya Renjun yang baru aja selesai bantuin Nava naik ke kasurnya.

"Heh papa nanti jatoh!"

"Gapapa!"

"Gapapa dengkulmu."

Setelah Renjun ngegumam, Nava ikut-ikutan loncat. Kalo Rava mah aman loncatnya di kasur yang bawah, lah si Nava dari kasur yang atas, untung Ama Renjun ditangkep tuh.

"Kal- astaghfirullah." Nakyung kaget begitu masuk udah ngeliat kerusuhan aja.

"Kyung, bantuin." Renjun noleh ke Nakyung sambil masang muka melas.

Sedangkan kedua anaknya malah ketawa sambil nunjuk Nakyung, "Kyung!"









***









"

Rava!" Panggil Renjun dari ruang kerjanya.

Nggak lama datanglah buntelan lemak imut nan menggemaskan yang lagi lari masuk ke dalem ruangan sambil megang mainan mobil-mobilan.

"Kamu udah belajar buat ujian matematikamu besok belum?" Tanya Renjun.

"Udah dong." Jawab Rava dengan percaya diri.

Renjun yang denger itu langsung masang tampang nggak percaya, "papa test nih ya."

"Oke!"

"2×2?"

"Selain 2×2"

"Yaudah...2×3?"

"Selain 2×3"

"Hhhh, 1×4?"

"Papa nih, yang beda dong. Ngapain juga papa nanyain 1×4"

"Banyak maunya kamu nih, 0×1 deh."

"7."

"Salah."

"24"

"Salah."

"15"

"Salah! Katanya udah belajar kamu? Masa gitu aja nggak tau?"

"Ish, susah tau pa! Coba tanyain 0×0."

Renjun muter bola matanya males habis itu ngehela nafas, "0×0?"

"10" jawab Rava dengan muka sombong. Sedangkan Renjun udah natap anaknya datar.

"Salah."

"Tanyain lagi."

"0×0?"

"10!"

"Salah, salah, salah."

"Ih masa salah? Coba tanyain sekali lagi."

"Hhh, awas salah lagi, 0×0?" Sumpah ini Renjun mulai gedeg.

"Pasti jawabannya 10-" ucapannya Rava langsung dipotong sama Renjun, "bukan 10."

Rava langsung nunduk, "aku nggak belajar."

Renjun yang lagi mijet pangkal hidungnya langsung ngangguk paham, "nggak heran sih."

Adhitama's Family [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang