Pagi-pagi buta, Nava bangun dengan wajah yang super ceria dan sumringah layaknya kalian kalo baru aja jadian sama doi bahh bahagia sangat tuh.
Hari ini, satu keluarga bakal liburan sesuai janji Renjun minggu lalu? Atau lusa lalu? Gak tau lah, pokoknya mereka bakalan liburan sekarang.
Memeriksa segala perlengkapan yang akan dia bawa nanti, setelahnya Nava pun pergi bersiap.
Masih dengan wajah sumringahnya, Nava turun dari lantai 2 menuju ke ruang makan. Tapi eh tapi sebelum sempat duduk di tempatnya dan memakan makanan sang ibunda, dia harus menerima kenyataan yang cukup...
Nano-nano.
"Maaf Kyung tapi tuntutan kerjaan, aku ga bisa nolak apalagi dengan alasan yang tidak masuk akal."
"Jadi liburan sama keluarga kamu itu nggak masuk akal?"
"Bu-bukan gitu tapi- aku kayaknya bakal telat, yaudah aku berangkat dulu jangan bilang Nava," Setelahnya Renjun mengecup pipi Nakyung lalu berlari ke arah pintu keluar.
Ya Nano-nano, tapi manisnya ilang, dicolong Nava. Hehe.
Nava mempoutkan bibirnya lalu perlahan matanya berkaca-kaca, cukuplah buat ngaca melihat kekentangan diri sendiri.
Ia pun menarik nafas panjang lalu mengusap air matanya, ia berusaha untuk memperlebar senyum lalu berjalan ke meja makan.
Nakyung yang ada disana pun kaget dengan kehadiran Nava lalu segera memasang senyum.
"Hai sayang, pagi banget bangunnya," Ucap Nakyung sambil mengelus rambut Nava.
"Iya... Mau liburan soalnya," Ucap Nava lalu memakan makanannya, sengaja membuat Nakyung merasa bersalah padahal dia tau yang salah bukan Nakyung.
Ya mungkin Nakyung bakal nelfon Renjun habis itu meluncurkan ceramah season yang ke berapa pun author nggak tau.
Dan itulah yang akan dipikirkan oleh orang berprasangka.
"Yaudah, makan yang banyak ya biar semangat,"
Nava tersenyum tipis, "semangat nangis,"
Nakyung pun mengambil makanannya lalu memakannya bersama Nava. Nava menatapnya dalam, Nakyung pasti mikirin sesuatu.
"Ma," Panggilnya.
Nakyung menoleh sekilas lalu menaikkan sebelah alisnya.
"Aku gak mau makan," Nakyung menautkan alisnya, "kenapa? Masa udah kenyang?"
"Aku udah tau," Nava menarik nafas, "kita nggak liburan kan hari ini," Tanya Nava sambil menunjukkan muka sedihnya.
Nakyung terdiam.
"Maaf ya,"
***
Tebak jam berapa sekarang?
Jam 19.00
Dan sampai jam segini Nava belum makan. Nakyung udah bolak-balik ngetuk pintu tapi nggak dibukain sama Nava.
Bahkan Rava yang didalem ikut kejebak sama Nava. Untung Rava masih mau makan meskipun harus debat dulu sama Nava buat keluar habis itu ambil makan.
Rava tuh netral gaes, gak dukung Nava dan Nakyung atau pun Renjun jadi dia lebih milih jadi figuran. Iya, lewat doang.
Tak lama pintu kamar terbuka menampakkan Nava yang sedikit pucat sambil memegangi perutnya.
Nakyung pun buru-buru menggendong Nava ke ruang makan lalu menyajikannya makanan.
Nava tanpa ba bi bu langsung makan dong. Bodo amat mau jaim mau apa kek, cacingnya udah kesurupan anjir.
"Ma,"
Nakyung menoleh antusias ke Nava, akhirnya diajak bicara.
"Kalo aku habisin makanannya, mama mau beliin aku boneka nggak?" Tanya Nava.
"Kamu bercanda?"
"Kalo kamu habisin makanannya, kamu mama beliin boneka? Boleh lah!"
"Tapi, uang siapa yang kita pake?" Lanjut Nakyung.
"Papa!"
"Nah baru anak mama, ayo kita kuras dompetnya,"
Mendengar teriakkan Nava, Renjun yang berada di ruang kerja pun segera ke ruang makan lalu menatap keduanya.
"Manggil?"
Nakyung dan Nava menoleh ke arahnya.
Semprul ini nih yang bikin Nava gak mau makan. Liat aja- Nakyungyangmaubalasdendam.
Author's note:
Aduh-aduh, udah munculnya lama, sekali muncul gaje.
Sad:(
KAMU SEDANG MEMBACA
Adhitama's Family [✔]
Fanfic[Sequel of apologetics] welcome to adhitama's family. ‼️WARNING‼️ Never ending story ©goldenjun, 2021