Setelah kejadian itu satu minggu berturut-turut Yuna tidak memasuki sekolah, kini warga sekolah tau yang ada dalam foto tersebut adalah Yuna. perbincangan hangatpun kembali menyertai website sekolah, tapi tenang foto Yuna kini telah dihapus dan akun bodongnya telah dilaporkan dan sudah di blokir. Ini memang ulah Yeji Sejujurnya Yeji sudah lama menyukai Sunghoon, mereka memang notice kalo biang kerok dari masalah ini adalah Yeji.
Yeji memang punya sedikit trauma yang selalu ingin membuatnya menyakiti seseorang, entah ada apa dengannya. Namun memang Yeji sudah dimaklumi oleh warga sekolah, dia selalu di sarankan untuk pergi ke psikiater tapi ia selalu menolak karena baginya itu tidak akan berdampak apa-apa.
Ini adalah kasus ke-6 kalinya dia melakukan kekerasan, dan Yuna yang terakhir adalah yang paling parah, Kepala sekolah dan pihaknya sudah kewalahan dengan sikapnya yang brutal ini kini mereka tidak lagi memberikan ia skors namun Yeji dipindahkan ke sekolah lain.
"Nih dimakan" Ucap Beomgyu memasuki kamar Yuna dengan membawa satu cangkir susu, roti dan satu cup selai tanpa mengetuk pintunya dulu.
Yuna masih pura-pura tidur walaupun sebenarnya iya mendengar suara Beomgyu di samping ranjangnya.
"Gausah pura-pura tidur, gue tau lo udah bangun.." Beomgyu membuka selimut yang menyelimuti Yuna.
Yuna mengambil alih selimutnya "Paansi lo Kak, udah sana biarin gue istirahat" ucap Yuna yang masih dalam posisi tidurnya membelakangi Beomgyu.
Beomgyu mendudukan pantatnya di samping ranjang Yuna "Mau sampe kapan si lo kek gini terus? capek gue tiap hari ngingetin lo buat makan, tapi lo gak pernah dengerin gue sama sekali"
"Yaudah kalo capek sana pergi" ucap Yuna asal
Beomgyu sedikit lelah dengan sifat adiknya ini, kemudian ia berdecak "Ck, mau lo apa sih? ini udah seminggu dan lo sama sekali gak ada kemajuan, lo tuh kayak orang gak punya tujuan hidup tau gak?"
Mendengar ucapan yang di lontarkan kakaknya Yuna mengubah posisi badannya dan duduk di sampingnya.
"Gue cuma pengen, mama sama papa ada disini" ucap Yuna dengan tatapan mata kosong kedepan.
Beomgyu memegang erat tangan adiknya itu, ia tau apa yang dirasakannya sekarang, Yuna masih butuh mamanya. "Mau telpon mama?" tanya Beomgyu.
"Gausah, takut ganggu" Yuna mengalihkan pandangannya.
Beomgyu menatap Yuna lekat dengan tatapannya yang sendu, Yuna tau mereka akan berakhir dengan berpelukan, tunggu saja. "Maafin kakak" Beomgyu masih memegang tangan Yuna
"Waktu gue nganterin mama papa ke bandara, gue mama sama papa sengaja gak ngabarin lo, itu semua biar lo ikhlas dan ngebiarin mama sama papa pergi buat ngebiayain hidup kita Yun.." Ucap Beomgyu yang kini telah menahan air matanya.
"Ya tapikan bisa telepon gue dulu, atau malamnya bincang-bincang dulu sama gue, nah sekarang apa mereka tiba-tiba pergi aja ninggalin gue dan gak pernah ngehubungin gue, seakan-akan gue menerima kejutan terburuk dalam hidup gue, Kak." ucap Yuna yang kini telah menumpahkan seluruh kekesalannya dengan satu tetes air mata.
"Iya gue ngerti.. karena itu juga yang gue rasain pas gue liat mama papa dadah ke gue pas di bandara, gue nangis gak karuan disana Yun apalagi lo kalo disana udah pasti histeris"
"Mama sama papa nyari duit itu buat biayain kita Yuna, perusahaan mereka bangkrut disini lo tau kan? Karena itu mereka pergi kesana buat nyari uang buat kita"
"Yuna ngerti kak maafin Yuna.." Yuna menangis dalam dekapan beomgyu, dan kini keduanya merasakan kesedihan yang sama, mereka harus menerima keadaan dengan ikhlas.
"Oh iya, leher lu udah gak sakit kan?"
Yuna mendongakan kepalanya ketika masih dalam dekapan beomgyu "udah gak sakit kok hehe"
"Tenang aja, si Yeji yeji itu udah dikeluarin kepsek"
"Hah seriusan?" ucap Yuna kaget
"Iyalah"
"Oh iya gue belum cerita" Beomgyu mengubah posisi duduknya menjadi lebih serius.
"Jadi selama gue ngebolehin lu buat gak ke sekolah, gue yang ke sekolah buat nyari tau kebenarannya tentang masalah lo. Gue tanya Jake dan kawan-kawan ternyata ini ulah Yeji sama babunya, gak heran sih Yeji pas gue kelas 12 aja emang suka bikin onar, katanya emang dia punya trauma yang suka bikin dia nyakitin seseorang, ini udah kasus keenam kalinya dia nyakitin orang lain"
"dan lo terakhir yang paling parah, sampe-sampe leher lu disayat kayak gitu gue gak terima adek gue digituin walaupun dia punya trauma, makanya gue ke sekolah. " Ucap Beomgyu tulus dengan tatapannya yang masih setia melihat manik-manik wajah Yuna.
"Karena kak Yeji suka sama Kak Sunghoon."
"Gue tau, makanya lo jangan deket-deket Sunghoon demi kebaikan lo" ucap Beomgyu datar
"Tapi kak Sunghoon baik sama gue.. Dia yang nolongin gue waktu gue dikunci di gudang"
Beomgyu terdiam sekejap "Gue udah lama temenan sama Sunghoon, dia emang anak baik. tapi lo harus biasa aja sama dia, ngerti? atau lo mau kejadian ini keulang lagi?"
"Iyadeh.." ucap Yuna final
"Dimakan ya rotinya, gue mau ke kampus dulu"
"Oh iya kalo lo mau makan ada di dapur tuh udah gue masakin" ucap Beomgyu dengan cengirannya
"Emang lo bisa masak?" tanya Yuna yang niatnya cuma bercanda
"Wah ngejek, lo?" Beomgyu sudah ancang-ancang ingin menimpal wajah Yuna dengan bantal
"Emang lo masak apa si kak?"
"Oh iya lupa gue mau ke kampus dulu" Beomgyu mengalihkan pembicaraan, dan kemudian ia mengangkat badannya dari ranjang Yuna.
"Iya gue masak telor ceplok hehe"
"Sialan gue kira-" omongan Yuna tak tuntas setelah Beomgyu melemparkan bantal pada wajahnya.
"Bersyukur lo anjir udah gue masakin juga"
•••
Tbc♡
Bakalan jarang up
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior | SUNGHOON
Fanfic"Kak Sunghoon tadi bilang aku cantik, Iya?" "najis gausah geer" Dia seperti es batu, keras namun mudah mencair. Mencairkannya butuh waktu, seperti sebuah usaha untuk mendapatkannya. Started maret 2021 @alvienaars