Bukan salahku jika perasaan ini muncul.
***
Park Jaehee, yang diam-diam mencintai Lee Jeno. Sahabatnya sendiri. Tapi dia harus menelan rasa sakit dan pahitnya cinta karena itu hanyalah cinta sepihak. Jeno tidak mencintainya, kasih sayang yang ia ber...
Pagi yang indah, di hari Minggu yang cerah. Namun, suasana hati sang gadis bernama Jaehee itu sedang memburuk, bagaikan langit yang sedang mendung. Disebabkan ulah seorang pemuda yang telah menjadi sahabatnya selama kurang lebih belasan tahun lamanya.
Semua menjadi titik awal ketika Jeno, tiba-tiba saja datang menemui Jaehee dengan semangat yang membara bak api.
Flashback on.
Saat itu, Jaehee sedang membantu pekerjaan rumah mamanya. Kebetulan saat ia telah selesai menyapu lantai, ia mendapati Jeno yang tengah bertengger di kusen pintunya.
"Hai, Jaehee!" sapa Jeno dengan wajah sumringah.
Jaeheemengerutkan dahi, melihat keanehan dari gelagat Jeno. Ada apa sebenarnya dengan sahabatnya ini sampai bisa tersenyum sumringah seperti itu? "Tumben, pagi-pagi gini lo udah dateng? Biasanya juga masih re-ba-han!"
"Ada apa?" lanjut Jaehee, penasaran.
"Lo tau gak?"
"Enggaklah bego! Lo, kan belum ngasih tau apa-apa ke gue!" seru Jaehee, sedikit 'ngegas'.
"Iya juga sih, gue emang belum ngomong apa-apa ke lo." Jeno nyengir, tak merasa bersalah.
"Dasar. Terus, kenapa lo nanya kayak gitu?! Buat gue bingung aja!"
"Hehe, maaf. Gue cuma mau ngasih kesan penasaran ke lo. Biar kayak di drama-drama gitu loh..." Jeno menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ada-ada saja tingkahnya.
"Hmmm... Yaudahlah, apa yang mau lo omongin ke gue?! Kayaknya penting banget, tuh?" Jaehee yang masih berlagak kesal tapi juga penasaran.
"Ya, bener banget! Tebakan lo bener banget Jaehee! Ini emang hal penting yang bakal gue omongin ke lo!" Jeno menjentikkan jarinya penuh semangat.
"Jadi? Apa sebenernya yang bakal lo omongin? Gece, ya! Jangan bertele-tele!" sahut Jaehee yang semakin merasa penasaran dan sedikit kesal karena Jeno yang tidak langsung to the point.
"Sekali lagi gue minta maaf."
"Iya, iya, udah gue maafin."
"Jadi, tadi gue joging di sekitar Sungai Han. Nah, di sana... Gue gak sengaja nemuin sosok yang--"
"Sosok apa?! Jangan banyak halu, deh! Lo pasti kebanyakan nonton film sama drama horor sampai ngehalu nemuin sosok hantu yang pernah lo tonton, kan?!?" Jaehee memotong ucapan Jeno.
"Eh, nak Jeno. Tumben, pagi-pagi begini udah dateng?" ucapan Jeno lagi-lagi terpotong dikala Im Yoona, ibunda dari Jaehee datang menghampiri mereka.
"Iya, tante." Jeno mengangguk, namun sebenarnya ia sedikit kesal karena sejak tadi ucapannya dipotong terus. Yang pertama oleh anaknya, dan sekarang ibunya.Duuh! Kompak sekali ibu dan anak ini, ya?!
"Udah sarapan, nak Jen?" tanya Yoona.
"Belum, tante. Hehe." balas Jeno, menggeleng.
"Kalo gitu, nanti kalo kalian udah selesai ngobrolnya kamu ikut sarapan aja, ya bareng Jaehee."
"Iya!"
"Oke, tante pergi dulu ya. Ada janji sama temen-temen tante." pamit Yoona. "Oh, Jaehee, kamu jangan lupa nanti ajak Jeno sarapan bareng."
"Iya, mama."
"Sampai jumpa, Jaehee dan Jeno."
"Sampai jumpa, mama."
"Sampai jumpa tante."
Sepeninggalan Yoona, Jeno segera melanjutkan kata-katanya yang tadi sempat terpotong.
"Jadi tadi di Sungai Han gue ngeliat sosok cewek cantik! Lo tau?! Visualnya kek bidadari! Baru kali ini gue ketemu sosok cewek sempurna kayak dia!" ujar Jeno dengan penuh semangat.
"Lo juga harus tau, Jaehee. Dia ternyata juga bisa main biola! Tadi, gue sempat liat dia lagi berlatih biola!!!" Jeno kini bertambah semangat.
"Lo tau kan? Cewek kayak dia itu adalah tipe cewek ideal gue! Cantik, bisa main biola, dan lo tau?! Dia juga cewek baik hati, tadi gue liat dia nolongin nenek-nenek yang mau nyebrang jalan! Like an angel, gak sih?" Jeno semakin mengembangkan senyumnya.
Jaehee hanya bisa mengangguk pasrah dan diam-diam menelan ludah dengan susah payah. Nyalinya untuk menyatakan cinta kepada sahabatnya ini semakin menciut saat mendengar setiap tutur kata Jeno.
Iya. Jaehee sudah melakukan kesalahan dengan mencintai pemuda yang berstatus sebagai sahabatnya sendiri. Dan kini, ia harus menerima bahwa pemuda yang disukainya itu ada kemungkinan malah menyukai orang lain, dan bukan dirinya. Membuat hati Jaehee yang mula-mula baik-baik saja, mendadak bersedih bagaikan langit yang sedang mendung.
Flashback off.
Im Yoona
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.