"Akhirnya semua udah selesai..." Mama Yoona menghela napas lega, kepalanya ia sandarkan kepada bahu papi Donghae.
"Aku seneng pernikahan kita berjalan dengan lancar, Ji." Papi Donghae tersenyum lega, diusapnya rambut sang istri dengan lembut.
"Jeno juga seneng kalo papi dan mama Yoona senang." Jeno mengulas senyuman tulusnya kepada sang papi sekaligus kepada ekhem, mama barunya.
"Makasih ya, nak."
"Ngomong-ngomong, apa mama tau dimana Jaehee? Sejak pulang dari tempat pernikahan, Jeno gak liat Jaehee sama sekali." tanya Jeno, mama Yoona yang baru saja menyadarinya pun menghela napas berat. Merasa sedih karena mengira mungkin putri semata wayangnya masih kecewa dan masih belum bisa menerima kenyataan bahwa dirinya menikah lagi dengan Donghae.
"Mama gak tahu. Jaehee bilang tadi dia ada urusan sebentar." balas mama Yoona seadanya.
"Sebaiknya kamu cari Jaeehe, mungkin dia lagi ada di tempat favoritnya. Dia mungkin masih belum bisa nerima pernikahan papi sama mama sepenuhnya." ujar papi Donghae, memberi usulan.
Jeno mengangguk lantas ia meraih kunci mobilnya dan berpamitan kepada mama Yoona dan papi Donghae.
***
"Gue tahu, lo pasti ada disini."
"Jeno? Kenapa lo tau gue ada di sini?" Jaehee terperanjat kaget saat melihat Jeno tengah berdiri di hadapannya.
"Ya tau dong. Ini kan tempat favorit lo." Jeno menjawab seadanya.
"Gue kira lo udah lupa." Jaehee tersenyum sinis.
Jeno terdiam, ia hanya menghela napas berat. Lantas menatap sang adik lekat.
"Jae--"
"Dimana Jina?" dengan cepat, Jaehee memotong ucapan Jeno.
"Jaehee, bunda khawatir sama lo. Ayo kita pulang." nampaknya Jeno mengalihkan pembicaraan. Jeno mungkin sedang tidak ingin membicarakan masalah Jina saat ini.
"Gue tau kok, gue juga mau pulang sebentar lagi." balas Jaehee acuh.
"Yaudah ayo pulang." Jeno menarik lengan Jaehee dan menggenggamnya.
"Jangan sentuh gue! Nanti pacar lo itu marah." ketus Jaehee dan menepis lengan Jeno secara kasar.
Seketika keadaan di sana mendadak canggung. Jaehee dan Jeno sama-sama terdiam. Tidak ada suara lain selain suara dari suasana malam.
"Maafin gue, Jaehee." ujar Jeno dengan tiba-tiba.
"Maaf kenapa? Bukannya lo gak ada salah apapun ke gue?"
"Soal perasaan lo... Maaf selama ini gue gak pernah menyadari itu. Tapi saat ini hati gue, dan segala hal yang terdapat dalam diri gue semuanya milik Jina. Semuanya, milik Jina seorang. Maaf..."
"Lo emang gak pernah ngerti perasaan gue yang sebenarnya, Jeno! Hati gue juga sakit saat lo bilang bahwa lo cinta sama Jina. Dan lebih sakit lagi saat kalian berdua bercumbu mesra tepat di hadapan gue!" Jaehee yang sudah tidak tahan membendung air matanya kini sudah menangis terisak.
"J-jadi lo... Liat itu, Jaehee?" Jeno nampak terkejut mendengar tutur kata Jaehee.
Gadis Park mengangguk.
"Iya, gue liat."
Berakhir.
Semuanya benar-benar sudah berakhir.
ー UNREQUITED LOVE 짝사랑 ー
; ꜱᴏʀʀʏ ꜰᴏʀ ᴀɴʏ ᴛʏᴘᴏ(ꜱ)

KAMU SEDANG MEMBACA
Unrequited Love 짝사랑 (Jeno Ver.) [✔]
FanfictionBukan salahku jika perasaan ini muncul. *** Park Jaehee, yang diam-diam mencintai Lee Jeno. Sahabatnya sendiri. Tapi dia harus menelan rasa sakit dan pahitnya cinta karena itu hanyalah cinta sepihak. Jeno tidak mencintainya, kasih sayang yang ia ber...