Chapter 10

0 1 0
                                    

Balik lagi votmen nya yahh

Happy reading 💛

Resepsi pernikahan Abel dan juga Barra digelar sangat sederhana, walaupun keduanya sama sama orang berpunya namun Abel dan Barra menolak pesta besar-besaran.

Itu karena keadaan mereka yang masih kelas 12 dan 11 SMA. Tetangga tau saja sudah dibilang bunting duluan apalagi kalo khalayak tau hadeh tambah riweuh pasti.

Sahabat keduanya juga tak ada yang tau. Abel dan Barra di izinkan oleh Bu Maya dengan alasan kepentingan keluarga.

Yah,tentu saja Bu Maya tau. Beliau juga sudah berjanji tidak akan membocorkan ini pada murid yang lain. Semua guru juga diundang namun hanya beberapa yang hadir supaya tidak terjadi kecurigaan.

Barra sudah siap di depan penghulu tinggal menunggu pengantin wanita.

"Bang! Ciisss!"

Dwi,adik Barra sibuk memotret Abang nya yang tampan berbalut jas itu

Barra hanya menyungging kan senyum tipis.

Beberapa menit kemudian Abel keluar dituntun mama nya. Gadis itu begitu anggun dengan gaun putih yang menjuntai.

"Woah cantiknya calon kakak ipar"

Intan? Bisik Abel dalam hati kok bisa tau?

Abel pun menoleh kearah suara. Bernafas lega ketika yang dilihat nya tak sesuai dengan pikiran nya.

"Makasih" jawab Abel malu malu.

"Semoga bisa merubah abang ya kak,biasalah cowok dingin itu gimana" bisik gadis berambut cokelat pirang itu ke Abel.

Abel hanya menyungging kan senyum andalan nya.

"Baik,calon pengantin sudah siap?" Tanya pak penghulu pada keduanya .

Abel menghela nafas panjang, "siap pak".

"Siap pak" Barra berkata mantap.

"Saya nikahkan. . ."

"Saya terima nikah dan kawin nya. . ."

"Bagaimana-"

"Tunggu!"

Semua tamu terdiam,menoleh penasaran saat suara laki laki terdengar.

Apa lagi ini? Pangeran yang menyelamatkan aku kah? Harap Abel dalam hati.

Ketika semua kepala tetuju pada sosok yang menghentikan akad nikah itu,sosok yang dipandang pun meringis malu,menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Siapa kamu?" Tanya Ratu.

"Eh anu ini saya Dika tante temen nya Abela"jelas Dika.

"Lo?!"  teriak Abel sambil menunjuk muka sahabat nya, Dika.

"Iya gua! Masa lo nikah gua ga diundang!" Kata Dika manyun.

"Njir! Yaudah Lo tinggal duduk gosah teriak teriak kek ada kebakaran!" Bentak Abel lalu gadis itu menyeret sahabatnya untuk duduk di dekat ayah nya .

"Baiklah semua mari kita lanjutkan"

"Giama-"

"BENTAR!!"

Satu lagi halangan. Para tamu pun menghela nafas, berusaha sabar. Ada saja yang menghentikan padahal tinggal bilang SAH!

Sederet cowok tanpan tampak ngos ngoson menatap Barra tajam. Siapa lagi kalau bukan Andrian,Dika,dan Diki.

"Mari lanjutkan" kata Dika mempersilahkan penghulu untuk melanjutkan.

Mereka pun duduk tenang. Hingga acara ijab qobul itu usai. Kini keduanya sah sebagai suami istri.

KISTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang