Chapter 13

1 1 0
                                    

                      "Hijab tanpa nanti,taat tanpa tapi"

Happy reading!

Abel tersenyum hangat melihat pakaian yang ia pakai pagi ini. Jilbab lebar dan rok panjang SMA terbalut rapi di tubuhnya yang tinggi.

Kok bisa?

Bisa dong,setelah membaca kata kata yang menusuk hatinya waktu itu,Abel ingin mengubah cara berpakaian nya. Ia menanyakan hal tersebut kepada sang bunda dan ternyata Nina menyetujui nya.

Bahkan Ratu heboh,sibuk memesan baju SMA yang panjang.

Waktunya berangkat! Fighting Abel! Teriak Abel dalam hati.

Hari ini ia berangkat bersama Barra lagi.

***
"Demi apapun ya! Itu siapa!" Teriak Ana heboh menunjuk Abel yang berjalan ke arah mereka.

"Abel ga sih?" Mata Intan memincing.

"Anak baru tuh" timpal Selly.

"Idih liat aja kagak udah komen itu maaaa-h "Ana menajamkan penglihatannya"Abell?!!" Seru gadis itu terkejut setelah tau gadis berseragam panjang berjilbab tersebut adalah sahabat nya.

Abel yang baru sampai mengelus dada terkejut,"apaan dah"

"What? Ini Lo Bel?!" Tanya Intan memutari Abel yang berdiri didepan nya.

"Setan!" Sewot gadis itu.

"Gilak keren batt lu!" Ana berucap sambil menabok lengan Selly yang tengah melongo melihat Abel.

"Awshh" ringis Selly.

"Upzz sengaja" jawab Ana cengengesan.

Abel memutar bola matanya malas sudah dia duga respon mereka pasti begini. Hanya Barra yang diam bahkan cowok itu tidak berkomentar sepatah kata pun.

"Lo utang penjelasan" ucap Selly sambil menarik lengan Abel menuju kelas diikuti Intan dan Ana.

"Fine"

***
"Aisaaahh romantisnya cintamu dengan nabii !!" Diki teriak teriak disepanjang jalan koridor menuju kantin.

Diki tampang muka masam karena malu melihat kelakuan sahabatnya. Untung sahabat kalau bukan sudah pasti Diki depak dari dunia ini.

"MasyaAllah aisyahhh!!"

"Adoh! Kuping guaaa udiiin!!" Nindya teriak sambil menutup telinganya rapat rapat. Bagaimana tidak baru aja keluar sudah ada guncangan hebat di telinganya.

"Gilak bar!! Ini siapa!" Heboh Diki ketika melihat Abel yang berjalan keluar bareng Selly .

Barra yang sudah jauh di depan berhenti sambil menoleh. Alisnya terangkat ketika melihat Andrian dan Diki jingkrak-jingkrak.

Andrian berlari cepat ke arah Barra,"istri lo berdamage gua bungkus bawa pulang ya" bisik nya pelan.

Refleks Barra menonyor kepala Andrian lalu bergegas pergi begitu saja sambil berkata"gk".

Andrian melongo dengan respon Barra yang luar biasa baginya sedangkan bagi Dika itu hal yang langka cowok itu tersenyum miring lalu beranjak mengajar sahabat nya.

"Kenapa dah"tanya Abel sewot melihat Diki masih melihat nya.

"Reksona gua" jawab Diki melongo.

"Deodorant!" Gertak Nindya.

"Idih semvak lu"

"Sewot astaghfirullahhaladzim dikiyot" ucap Abel membenarkan ucapan Diki.

"Haha iya iya ustadzah"kata Diki cengengesan lalu beranjak menyusul sahabat nya yang sudah jauh.

KISTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang