END?

1 0 0
                                    

Assalamualaikum gimana kabarnya cantik?

Pagi ini Abel menapaki koridor dengan hati berbunga bagaimana tidak, semalam ia tidur nyenyak dan bermimpi pergi ke Korea. Aduuhh mimpinya itu loh bel.

Saat Abel melintas, bisik bisik terdengar dari segala penjuru. Membuat gadis berkerudung tersebut mengernyit heran. Ada apa lagi ini?

"Tau kan kalo dia tunangan nya barra most wanted itu"

"Iya pasti hamil duluan masa udah tunangan aja"

"Idih sok alim padahal muna ya"

Astagfirullahaladzim.

Abel terus berjalan tanpa peduli perkataan yang diucapkan mereka. Dengan cepat ia berjalan menuju kelasnya.

Di kelas ternyata sudah heboh membicarakan Abel dan Barra. Abel masuk tanpa say helow seperti kebiasaan nya. Seketika semua mulut terdiam dan pandangan tertuju pada Abel.

"Mata lu pada ya biasa aja!" Sewot Intan melihat teman sekelas nya.

Seketika mereka sibuk dengan kegiatan masing masing dan terkadang melirik lirik Abel.

"Gapapa kan bel?" Tanya Selly khawatir.

"Gak papa kok" jawab Abel disertai senyum.

Abel hanya tak mengira kenapa bisa tersebar secepat ini. Kabar tentang apa yang Barra ucapkan di mall kemarin.

Bukan tidak ingin,hanya belum siap saja ia tau apa kata orang yang akan dilontarkan padanya dan itu yang membuat Abel resah.

Tiba tiba terdengar suara dehem dan salam dari pengeras suara.

Barra.

Yah Barra saat ini tengah berdiri di depan mic dan disampingnya ada Dika.

"Gua mau kalian semua jangan ngomong yang nggak nggak ke Rasyella Jhoana Abella" ucapan Barra membuat semua aktivitas siswa siswi terhenti untuk menyimak.

Semua mata di kelas tertuju pada Abel.

"Dia. . ."

Barra berhenti sebentar, menghembuskan nafasnya pelan. Ia yakin ini keputusan terbaik.

"Istri saya"

Semua histeris ketika mendengar Barra mengakui dengan lantang menggunakan pengeras suara.

Abel tersentak mendengar ucapan Barra. Ia tak tau apa harus sedih atau bahagia.

"Kita sudah menikah,akan saya ceritakan mengapa kami-"

Abel menggeleng pelan berlari sekuat yang ia mampu menuju ruangan pengeras suara tempat Barra berada. Ia harus mencegah cowok itu menceritakan semuanya ia takut akibatnya bisa fatal.

Ketiga sahabat nya berteriak histeris.

". . . Dan itu semua murni kesalah-"

"Nggak!"

"Abel?" Barra terkejut dengan Abel yang tiba tiba muncul menghentikan ucapannya.

"Bukan salah kamu stop jangan ngomong semuanya aku belum siap hiks" lirih air mata Abel ketika gadis itu menatap Barra dengan memohon.

Dika yang paham pun segera pergi.

"Kenapa"

"Gak jangan salah in diri kamu aku juga salah bar" ucap Abel purau.

Barra terkesiap, iba melihat air mata Abel menetes di pipi merah alami nya.

"Jangan nangis" ucap Barra sembari menghapus air mata gadis didepannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KISTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang