"Ini hari terakhir kita di Bali?" Sarada duduk di sebuah batu. Celana panjang yang ia pakai ia singsingkan sampai lutut, lalu wanita itu memutuskan memasukkan kakinya ke dalam air.
Air Terjun Sekumpul, destinasi wisata indah Bali yang menawan hati. Air terjun ini terletak di Kabupaten Buleleng, Bali Utara. Tidak terlalu ramai, apalagi hari ini bukan weekend. Mereka bisa melihat pegunungan dan persawahan yang masih begitu asri.
Boruto duduk di sebelah Sarada sembari menatap istrinya senang. Pria itu memang masih agak curiga dengan Sarada yang tampak berbeda, tapi sejauh perbedaan itu ke arah yang lebih baik, Boruto tak apa-apa.
"Iya. Habis ini mah liat lumba-lumba, enggak?" ajak Boruto. Sarada mengangguk, kedua sudut bibirnya terangkat perlahan.
"Boleh. Deket sini emangnya?" tanya Sarada mencaritahu. Boruto mengambil air dengan telapak tangannya, menyipratkannya sedikit pada Sarada.
"Bolt, basah!" Sarada menutupi wajahnya dengan tangan, membuat Boruto terkekeh geli. Pria itu malah melanjutkan aktivitasnya alih-alih menjawab pertanyaan Sarada.
Sarada memandang suaminya heran. Tapi seketika wanita itu tersadar. Memorinya terlempar jauh ketika mereka baru saja menikah.
Bukankah Boruto sering seperti ini? Malah Sarada yang mengabaikannya terus-terusan.
Boruto mengambil air lagi, mencipratkannya pada Sarada sambil tertawa iseng. Pria itu tersenyum lebar saat Sarada mengerucutkan bibirnya dan membalas cipratan Boruto dengan cara yang sama.
"Kalo kamu yang biasanya, pasti marah kalo aku cipratin," tutur Boruto menyendu. Sarada mungkin melihat senyum di wajah suaminya, tapi tatapan safir Boruto tak bisa berbohong.
"Kata siapa? Aku enggak gitu, kok!" Sarada memilih membalas riang, mengambil air dengan kedua tangannya dan langsung menyiramkannya pada muka Boruto.
Boruto yang awalnya bengong jadi membulatkan mata kaget saat merasakan sensasi dingin menyerbu wajahnya.
"Hey! Kamu nakal, ya!" Boruto tak mau kalah, pria itu tak tanggung-tanggung langsung mengambil sekepalan air dan menyiramkannya ke wajah Sarada. Alih-alih marah, wanita itu malah tertawa geli.
Sarada memberanikan diri menangkup leher suaminya. Boruto yang merasakan sentuhan Sarada terhenyak, dadanya kembang-kempis tak karuan saat Sarada tiba-tiba mendekatkan wajahnya pada wajah Boruto, lalu menggesekkan hidung mereka bersamaan.
"I am lucky for having you, tau?" Sarada melepas tautan hidung mereka, tertawa pelan. Jauh dalam lubuk hatinya jujur wanita itu merasa miris.
Hatinya jelas mencelos saat Boruto membandingkan dirinya dengan dirinya di masa lalu.
Sarada merasa rendah, tak pantas bersanding bersama Boruto setelah segala yang ia lakukan di masa lalu.
Tapi wanita itu memutuskan memberanikan diri, meraih wajah Boruto sekali lagi dan mengecup bibir suaminya lembut. Entah dorongan dari mana, tiba-tiba saja Boruto sudah menarik tubuh Sarada intens, melumat bibir istrinya hangat. Sarada terbuai, Boruto pun terhanyut dalam ciuman penuh cinta itu.
Tapi Boruto buru-buru melepaskan ciumannya saat menyadari satu hal. Sarada membelalak kaget saat Boruto tiba-tiba menarik kepalanya agar tak lagi bersentuhan.
"Bolt?" Sarada memajukan dagunya. Boruto malah menepuk dahi.
"Kita di air terjun, Sarada. Kamu enggak lupa, 'kan, tempat di Indonesia itu rata-rata banyak penunggunya? Nanti kalo kita berbuat yang kayak gini-gini, bisa dianggap enggak sopan dan kita diikutin sampe ke Jepang. Kamu enggak mau hal itu terjadi, 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Avenoir : Rewrite The Stars | BoruSara
Science FictionPernikahan politik membuat Sarada muak, apalagi setelah Boruto membawa wanita pulang untuk dijadikan istri kedua. Tapi bagaimana bila saat mereka sedang proses bercerai, Boruto justru meninggal dan Sarada mengetahui fakta mencengangkan tentang suam...