Kembali ke vila mereka, bulan sudah mulai bersinar lembut. Pegawai resor datang mengantarkan makanan yang Boruto pesan. Duduk di ruang makan, Sarada benar-benar merasa linglung. Menatap hampa makanan yang ada di hadapannya, Sarada termenung. Ribuan pikiran berputar di otaknya, tanpa sanggup ia hentikan.
Kalau sekarang aku kembali ke masa lalu, apakah masa depan akan tetap sama?
Atau ... Masa depan akan berjalan jadi lebih baik?
Di mana sebenarnya aku sekarang?
Sarada tadi mengecek ponselnya. Ponsel lamanya, ponsel di mana ia belum menggunakan ponsel untuk berbuat dosa dengan cara menghubungi orang-orang untuk menyuap mereka seperti dulu.
Boruto duduk di hadapannya, memakan santai daging bebek betutu yang mereka pesan. Ada dua varian betutu: ayam dan bebek. Boruto memesan keduanya, pria itu penasaran dengan citarasa betutu yang selalu digaungkan di Bali.
"Kamu enggak makan, Sar?" Boruto menyuwir daging bebek dengan tangannya, daging bebek berbalut bumbu yang dibakar menggunakan sekam itu memang tampak menggoda selera.
"Enggak laper," jawab Sarada pendek. Matanya masih menatap hampa daging yang Boruto lahap.
Ia belum bisa menerima semua ini secara utuh.
Boruto yang menyadari kekosongan tatapan Sarada jadi menarik napas dalam-dalam, menyuwir daging bebek dan menyodorkannya ke hadapan mulut Sarada langsung.
"Aaa!" Boruto menyuruh Sarada membuka mulut. Sarada tersentak kaget, mulutnya jadi menganga.
Sepersekian detik, Boruto sudah menjejali mulutnya dengan daging bebek betutu. Membiarkan Sarada mencecap bumbu rempah dari bebek betutu, Boruto tersenyum senang sambil meminum air kelapa yang ia pesan juga.
"Kamu harus makan, Sarada. Mau sakit lagi? Seminggu lagi pemilu," ungkap Boruto mempertegas. Ia tidak ingin Sarada jatuh sakit gara-gara tidak mau makan.
Dulu saat mereka masih sekolah, Sarada suka tiba-tiba demam saat berlomba. Ketika ditanya apa alasannya, gadis itu cuma meringis. "Tadi lupa sarapan, Bu."
"Bolt, apa semua ini nyata?"
Alih-alih menjawab perkataan Boruto, wanita itu justru melemparkan pertanyaan aneh dengan memanggil Boruto memakai nama kecilnya dulu saat masih sekolah.
Pupil Boruto melebar tak percaya. Alisnya mencuat, kerutan muncul di dahinya. Pelan-pelan safirnya itu melebar membentuk tatapan horor yang ia layangkan pada sang istri.
"Sar, kamu beneran enggak nginjek canang, 'kan?" Boruto menatap cemas istrinya.
Dari sebelum ia pergi ke Bali untuk bulan madu, Shikadai sudah mewanti-wanti Boruto agar berhati-hati dengan canang.
Shikadai dan Yodo berbulan madu ke Bali juga, dan wanita berambut pirang pasir itu tidak sengaja menendang canang. Keesokan harinya, Yodo kesurupan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avenoir : Rewrite The Stars | BoruSara
Science-FictionPernikahan politik membuat Sarada muak, apalagi setelah Boruto membawa wanita pulang untuk dijadikan istri kedua. Tapi bagaimana bila saat mereka sedang proses bercerai, Boruto justru meninggal dan Sarada mengetahui fakta mencengangkan tentang suam...