Prolog

128 11 1
                                    


"Bang, nanti disekolah jangan nakal!"

"Jangan bikin ulah,"

"Jangan usil,"

"Jangan ngeledek anak orang,"

"Jangan kelahi atau tawuran lagi,"

Bla bla bla...

Pagi yang cerah berasa mendung karena berbagai asupan ceramah yang kudapat di pagi ini. Ingin rasanya aku keluar, tapi kalau keluar auto ditabrak sama kendaraan yang lewat di jalan. Yasudah mari kita simak isi ceramah nyokap dan bokap gue di pagi yang macet ini. Kenapa macet? Kenapa gak cerah? Kenapa gak mendung? KARENA INI JALANAN JUGA LAGI MACET ANJROT!

Oke lanjut...

"Pokoknya papa sama mama gak mau kamu pindah-pindah sekolah lagi! Kalo kamu berulah lagi, udah mendingan kamu gak usah sekolah dan ucapkan selamat tinggal sama semua fasilitas yang kamu dapatkan saat ini!" Tegas Papa dan diikuti oleh anggukan kepala dari mama.

What!!! Gue ga mau dong semua fasilitas gue diambil, apa kata dunia gue yang biasanya main di kafe tiba-tiba beralih jadi anak rumahan yang nongkrongnya cuma di kamar. NO NO NO itu semua gak akan terjadi. Pokoknya, gue harus bisa lulus dari sekolah itu dengan baik! Ya walaupun bukan amat baik sih, tapi yaudalah ngga kenapa-napa.

"Gil, kamu dengar gak sih dari tadi papa ngomong panjang lebar!" Seru Papa yang membuat gue tersadar dari dunia hayalan gue.

"Denger kok Pa, pokonya kali ini Gilang janji mau berubah," Ujar gue sembari memandang kearah jalanan yang padat.

"Jangan janji-janji dulu kalo belum bisa ditepati, Papa maunya kamu janji dengan sepenuh hati, tatap mata Papa sama Mama biar kami bisa yakin! Ini sama aja kamu gak akan pernah serius sama janji-janji kamu!" Tegas Papa yang membuat gue semakin muak berada dalam mobil ini.

"Udah ya Pa! Ini masih pagi! Jangan buat aku semakin benci dengan dunia ini dan mencoba untuk bunuh diri!" Ujar gue dan langsung beranjak keluar dari mobil dan memutuskan untuk berangkat sendiri ke sekolah.

7 : 45

Masih ada waktu lima belas menit lagi sebelum gue dihukum, eh tapi kayaknya ga dihukum deh, kan gue anak baru heheee.

'Eh itu kayaknya satu sekolah deh sama gue, hmm gue nebeng aja kali yak biar cepet nyampe,' Batin gue sembari berjalan kearah siswi tersebut dan langsung naik di jok belakangnya.

"HEH LU SIAPA? MAEN NAIK-NAIK AJA! TURUN CEPAT! ATO GUE LAPOR POLISI!" Pekik siswi tersebut yang telinga gue seakan ingin meledak.

"Sorry, gue cuma mau nebeng, mobil gue kejebak macet disana, gue nebeng ya pliiiis! Kita kan satu sekolah, nih lambang seragam elo sama gue sama kan, jadi boleh ya gue nebeng, atau gini deh gue aja yang bawa motor lu, biar kita cepat sampe, ya ya yaaaa!" Pinta gue sembari memohon-mohon sambil mengeluarkan ingus buaya andalan.

"Ya-yaudah deh, tapi jangan sampe kita telat, kalo telat lo harus nanggung hukuman gue nanti!"

"Oke setuju, sekarang lo mundur, biar gue yang bawa motor lu," Ucap gue dengan yakin dan langsung melajukan kendaraan roda dua tersebut di jalan raya.

Dengan penuh kehati-hatian gue pun mencari celah diantara kendaraan lain yang sedang melaju, dan beruntungnya kami selamat sampai sekolah di menit-menit terakhir sebelum bel sekolah berbunyi.

"Oke gue langsung cabut ya, bai bai!" Ujar siswi tersebut sembari mengambil kunci motornya dari tangan gue dan langsung berlari menyusuri lorong-lorong sekolah tersebut.

Tiba-tiba salah satu satpam sekolah di sekolah ini menghampiri gue. Badannya yang tinggi, besar dan berotot seakan menakutkan ketika di tatap secara langsung. Gue pun bingung harus bagaimana. Sebisa mungkin gue bersikap bodo amat sampai satpam tersebut sampai di hadapan gue.

"Kamu kayaknya belum pernah bapak lihat, kamu murid baru ya?" Ujar satpam tersebut dengan suara yang sangat laki dan menurut gue gak seram-seram amat sih.

"Ehh iya pak, saya mau ke TU tapi saya gak tau ruangannya dimana, bapak bisa tolong antarkan saya ke ruangannya pak?" Tanya gue dengan hati-hati. Kenapa hati-hati? Yah pokoknya begitulah.

Satpam itu pun mengangguk dan langsung berjalan di depan, dan gue pun hanya bisa mengekor dibelakangnya.

Sedari tadi aku lewat banyak ciwi-ciwi cangtip yang berusaha memanggilku dengan berbagai cara. Tapi anehnya kenapa semuanya pada manggil gue o'om sih.

"O'om ganteng!!!"

"O'om gagah!!!"

" O'om kotak-kotak!!!" (apaan coba maksudnya)

Daaaaaaan
.
.
.
.
.
"O'om, anaknya ganteng juga ya!"

(wait!)

Ternyata oh ternyata yang digodain dari tadi pak satpam ini!!!

APA YANG MEREKA LIHAT DARI PAK SATPAM BESAR INI, PADAHAL KAN MASIH GANTENG GUE KEMANA-MANA (¯―¯٥)

♡♡♡


"Nak, ini ruangannya, kamu langsung tanya aja sama ibuk yang itu ya," Ujar satpam itu sembari tersenyum dan langsung kembali ke pos nya (yah dan tidak lupa dengan teriakan ciwi-ciwi yang kembali terdengar saat satpam itu lewat).

Tanpa banyak ba bi bu, gue pun langsung masuk ke ruangan tersebut dan langsung bertanya ke salah satu pegawai yang sedang sibuk dengan buku yang bertuliskan nama-nama siswa yang terlambat.

"Permisi buk, nama saya Gilang Dika, saya murid baru di sekolah ini buk, saya tadi dianter satpam katanya disuruh ke sini," Ujar gue dengan sopan seperti anak baik pada umumnya.

"Ayo ikut ibu!" Seru ibu tersebut dan langsung menuntunku menuju lapangan sekolah.

'Lah kok ke lapangan sih, aneh banget,' Batin gue sembari memandangi penampilan pegawai tata usaha yang terkesan killer itu dari belakang dan gue hanya menurut diajak ke lapangan.

Sesampainya di lapangan ternyata gue disuruh hormat bendera sampai jam istirahat pertama, SIAL SIAL SIALL!

"Kamu hormat bendera sampai jam istirahat pertama. Walaupun kamu murid baru disini, terlambat tetaplah terlambat, lain kali kalau nggak mau dihukum, datang tepat waktu ya!" Tegas pegawai tersebut sembari menepuk pundak ku yang saat itu sedang dalam posisi hormat bendera.

"BANGSAD! BAHKAN SEKOLAH INI LEBIH BURUK DARI SEKOLAH GUE YANG SEBELUMNYA!"



♡♡♡

- Selamat membaca -

- Bantu ramein cerita baru aku yaa♡ -

makasiii
(≧▽≦)



👇⭐Yakali kalian ga vote

Dengan Caraku (On Going^^)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang