Part 6 - Kisah Masa Lalu

20 5 4
                                    

votevotevote^^

"Mel, ingat yang gue minta tadi pagi ya," Dengan wajah memelas andalannya Amelia mungkin bisa membuat Farhan untuk tidak menemuinya beberapa hari. Walaupun pembuatan keripik ini hanya berlangsung dua hari, tapi setidaknya ia bisa lepas dari Farhan yang sejak dulu sering membuntutinya kemampuan Adelia pergi.

"Iye-iye gue usahain ah, elu sewot banget,"

"Awas aja kalo dia dateng-dateng gangguin gue, lu adalah orang pertama yang gue musuhin Mel!" Ancam Adelia dan langsung berlari menuju parkiran.

"Heh, kok malah gue diancem gini njir! Iya dah gua usahain deh, demi nilai ujian yang harus bagus tahun ini!" Pekik Amelia sembari melihat Adelia yang terus berlari.

-----------------------------------------------------------------

Flashback ke zaman Adelia SMP

"Dedel, akhirnya ketemu, gue nyariin lo sampai ke sudut-sudut sekolah, lo dari mana sih tadi," Dengan nafas yang ngos-ngosan Farhan akhirnya bisa menemukan orang yang dia sukainya saat itu.

"Apa tadi? Dedel? Hm nama panggilan baru nih sepupu? Lo ga kasian sama gue yang jomblo ini hah! Lebih baik kalo mau pacaran jangan deket-deket sama gue bisa? Ini gue iri soalnya, jadi tolong ya dikondisikan mas, mbak saya permisi dulu, bhaai!" Tutur Amelia panjang lebar dan langsung pergi meninggalkan mereka berdua di bawah pohon mangga yang sedang berbuah dan letaknya persis di belakang sekolah.

Adelia, Amelia dan juga Farhan memang satu sekolah semenjak mereka duduk di bangku sekolah dasar dan sampai sekarang mereka tetap menjalin persahabatan. Namun semenjak Farhan mengenal apa itu cinta monyet dan sebagainya menurutnya perasaan persahabatan ini berubah jadi cinta, sampai sekarang.

Berbeda dengan Adelia. Ia hanya menganggap Farhan adalah sahabat baiknya. Ia tidak ingin ke arah yang lebih lagi. Bahkan perasaan cinta sama sekali tidak ada dalam hati Adelia sendiri. Itulah sebabnya Adelia memilih kabur dan sembunyi jika Farhan selalu mengungkapkan perasaannya.

'pasrah gue pasrahh! Punya besti juga tingkahnya kaya tai,' Batin Adelia sembari menatap kepergian Amelia sampai ia tak terlihat lagi.

"Del, tangan lu masih berdarah? Apa perlu gue panggil si Rohman untuk minta maaf?" Farhan lebih mirip ke ibu-ibu yang khawatir kepada anaknya saat itu.

"Nggak, ga usah panggil si Rohman, gue gapapa kok," Ujar Adelia sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tapi kan gara-gara si Rohman mainin penggaris besi tangan lo jadi luka, masa lo biarin gitu aja,"

"Ga kenapa-kenapa Han, tangan gue juga udah baikan kok," Mendengar ucapan Adelia, Farhan hanya bisa mengangguk sembari tersenyum lega.

"Del nanti kita pulang bareng yaa, soalnya gue ga mau lo terus-terusan nunggu jemputan lama-lama, plis mau ya ya yaaaaa!" Pinta Farhan yang terus-terusan memohon di hadapan Adelia.

"Tapi, Amel ikut kan?" Adelia terus saja mengikutsertakan Amelia. Ia tidak mau hanya berdua saja dengan Farhan.

"Memangnya Amelia pernah ga ikut gue? Gue kan sama dia sepupu Del, ya pasti ikut lah," Ujar Farhan yang langsung membuat Adelia mengangguk setuju.

"Yaudah kalo lo maksa, makasih."

Ya begitulah seterusnya, dimana Farhan selalu mencoba mendekati Adelia dimanapun dan kapanpun. Berbeda dengan Adelia yang lebih memilih menjuh dari manusia yang bernama Farhan jika penyakit 'cimot' nya kambuh.

(cimot = cinta monyet)

Bahkan sebelum Farhan pergi meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan pendidikan menengah dan kuliahnya di Australia, ia dengan berani mengungkapkan perasaannya kepada Adelia dengan seikat mawar ditangannya dan disaksikan sendiri oleh ibu Adelia, untung saja ayah Adelia saat itu sedang keluar kota untuk ikut pelatiahan guru, kalau tidak habislah.

Dengan Caraku (On Going^^)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang