Part 15 - mam basoo°•°

4 2 0
                                    

"KAAAAAK BANGUN! UDAH MAU JAM TUJUH KAK, KAKAK GAK KE GEREJA?!" Pekik Syila yang sudah rapi dan siap untuk pergi, namun tidak dengan Adelia yang masih tidur. Vera yang melihat putrinya yang tak kunjung bangun hanya bisa geleng-geleng kepala dan membiarkan teriakan Syila yang membangunkan kakaknya. "HADUH KAKAAAK! BANGOOOON!" Kali ini bukan saja berteriak, Syila juga menarik rambut kakaknya itu dan akhirnya kerja kerasnya membuahkan hasil.

"AAAA SAKIT!" Pekik Adelia dengan penampilannya yang sangat berantakan dan membuat Syila dan Vera geleng-geleng kepala melihat putri tidur yang satu ini.

"Gak gereja kak? Ini mama, papa sama Syila udah mau jalan," Tanya Vera dan hanya mendapatkan gelengan kepala dari Adelia.

"Loh kakak gak gereja? Tumben syekali, biasanya kakak yang paling semangat setiap minggu pagi," Kali ini Syila ikut berkomentar dan kali ini Vera setuju dan heran dengan jawaban Adelia barusan.

"Kakak gak gereja pagi, kakak mau gereja siang sama temen-temen omk, udah jelas kan? Yasudah silahkan pergi saudara-saudara, kakak mau cuci muka dulu," Jelas Adelia dengan wajah khas baru bangun tidur dan beranjak menuju kamar mandi. Baru saja Adelia keluar dari kamarnya, Faris memanggilnya dan menghentikan langkahnya menuju kamar mandi.

[*omk - orang muda katolik]

"Ehh kak, papah udah siap, kok kak Adel baru bangun? Gak ke gereja?" Tanya Faris yang saat itu hendak berjalan menuju dapur untuk sarapan.

"Adel gereja siang pah, mau ikut sama temen-temen omk, Gilang juga mau ikut omk pa, boleh kan pa?" Mendengar hal tersebut tentu saja Faris hanya bisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya pertanda bahwa ia setuju.

"Selagi itu baik ya boleh dong, yasudah sana cuci muka dulu," Ujar Faris sembari mengacak-acak rambut putri sulungnya tersebut dan kembali berjalan menuju dapur.

"Ternyata perginya sama kak Gilang ya, jangan lupa beliin jajan ya kalau pulang hehe," Syila muncul dari balik pintu secara tiba-tiba dan mengagetkan Adelia.

"Big no! Jajan kamu udah mama lebihin tetep aja minta dari kakak, pokoknya big no!" Pekik Vera yang baru saja keluar dari kamar Adelia dengan sebuah bando ditangannya.Mendengar hal tersebut Syila tentunya kesal dan memilih untuk sarapan dengan Faris di dapur. Sementara itu Adelia hanya bisa tersenyum puas karena adik perempuannya itu tidak berhasil untuk memalaknya.

Sementara itu...

Gilang Dika Pratama tengah bingung mencari baju mana yang akan ia pakai siang ini. Semua baju sudah ia keluarkan dari lemari, tapi tidak ada satupun yang menurutnya bagus. Jujur saja selama ini ia ke gereja hanya pada saat menjelang paskah atau menjelang natal, itu pun dipaksa oleh mamanya dan mamanya juga yang selalu menyiapkan bajunya. Gilang bisa saja meminta tolong kepada mamanya, tapi mamanya pasti akan mengintrogasi dirinya terlebih dulu.

'Tuhan, Gilang mau tobat, tapi bantuin Gilang pilihin baju, Gilang binguuung!' Batin Gilang yang tengah duduk dilantai sembari memandangi langit-langit kamarnya dan berharap akan ada keajaiban yang datang padanya.

"Astaga Gilaaaang! Ini ngapain semua baju-baju kamu keluarin?!" Bukannya keajaiban, tapi yang datang pada saat itu adalah Dinda yang sangat kesal dengan pemandangan kamar putranya.

Bukannya menjawab pertanyaan mamanya, Gilang malah merebahkan tubuhnya ke atas kasur yang sudah bertebaran dengan baju-bajunya. Dinda yang sudah siap untuk marah langsung menjewer telinga putranya itu tanpa ampun sama sekali. Bagaimana Dinda tidak marah, pagi-pagi ia sudah disuguhkan dengan pemandangan baju-baju yang keluar dari lemari. Bahkan kamar ini terlihat seperti baru saja diterjang angin topan lokal.

"AAAAU!!! AMPUN MA, NANTI GILANG BERESIN KOK," Rasa sakit dan telinga merah yang nyut-nyutan, itulah rasa sarapan pagi yang diterima oleh Gilang. Oh iya, jangan lupakan omelan Dinda sebagai penutup.

Dengan Caraku (On Going^^)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang