5

474 40 2
                                    

"Jeonghan-ssi, Soonyoung-ssi merindukanmu"






.
.


Jeonghan yang mendengar ucapan Jihoon langsung menitikan air matanya. Mengingat kebersamaan dengan sang adik sedari mereka kecil. Jika Jeonghan dapat menukar tempat dengan Soonyoung pastilah sudah ia lakukan. Ia akan melakukan apa saja agar dapat melihat Soonyoung kembali sehat.

"Jeonghan-ssi, kau percaya pada arwah? Eum maksudku seseorang yang keluar dari raganya dan berkeliaran?" tanya Jihoon ragu

"maksudmu?" bingung Jeonghan menautkan kedua alisnya

"mungkin kau tidak akan percaya akan hal seperti ini, namun aku dapat melihat mereka. Dan sekarang Soonyoung-ssi bersama kita, lebih tepatnya berada di sampingmu" ucap Jihoon hati-hati

Jeonghan hanya terdiam, ia tidak mempercayai hal gaib seperti itu namun entah mengapa ia seakan merasakan kehadiran adiknya. Soonyoung yang melihat sang kaka menangis pun ikut menitikan air matanya. Ingin rasanya memeluk kaka tersayangnya namun apalah daya ia tidak dapat menyentuh apapun.

"tolong beritahu kakakku agar jangan bersedih lagi. Aku tidak tahan melihatnya menangis sedangkan aku tidak bisa memeluknya" lirih Soonyoung pada Jihoon

"Jeonghan-ssi, Soonyoung memintamu untuk tidak bersedih lagi karna ia tidak bisa memelukmu. Ia juga menangis disampingmu" iba Jihoon melihat kedua saudara dihadapannya begitu menyedihkan.

"benarkah? Kau serius adikku ada disini? Tapi mengapa bisa ia keluar dari tubuhnya?" tanya Jeonghan setelah menghentikan tangisnya

"aku juga tidak tahu alasannya, menurut ibuku itu dikarenakan ada urusannya yang belum selesai" Jihoon menjelaskan secara garis besar

"Soon-ie, urusan apa yang belum kau selesaikan?" ucap Jeonghan menatap sebelah kanannya yang tidak ada siapapun

"katakan padanya aku harus meyakinkan ibuku untuk memaafkannya meski bukan salah kakakku" mohon Soonyoung

"Soonyoung harus meyakinkan ibu anda dan Soonyoung agar memaafkan anda" ujar Jihoon

Jeonghan tidak bisa berkata apapun. Ia merasa bahkan saat Soonyoung koma pun adiknya masih memikirkan dirinya. Jeonghan merasa bersalah

"eum maaf Jeonghan-ssi, tapi mengapa kau berada di Daegu?" tanya Jihoon ragu takut menyinggung perasaan Jeonghan

"sebenarnya waktu aku memutuskan untuk pergi jauh, aku berencana untuk ikut membantu kedai makanan temanku di pulau jeju. Namun belum sempat kesana, aku bertemu mantan suamiku dan ia membawaku kesini. Ia mengancam akan membunuh adikku di rumah sakit jika menolak" penjelasan Jeonghan membuat kaget Jihoon dan Soonyoung.

"apa kau disakiti olehnya?" tanya Jihoon khawatir

"tidak, aku baik-baik saja. Ia sudah tak pernah menyakitiku meski masih beberapa kali membentakku karena aku selalu menangisi adikku" tatapan Jeonghan sayu membuat Jihoon berpindah tempat duduk menjadi disamping Jeonghan dan memeluknya

"syukurlah jika kau tidak disiksa olehnya" peluk Jihoon seraya mengelus punggung Jeonghan.

Soonyoung yang melihat pemandangan dihadapannya pun menghangat. Ia memang tak salah meminta bantuan pada Jihoon karena Jihoon wanita yang lembut dan penyayang.

Setelah berbincang, Jeonghan pamit pulang karena tidak mau membuat Seungcheol marah. Begitu pula Jihoon yang memilih pulang untuk beristirahat.

.
.

Keesokan harinya Jihoon kembali ke aktivitasnya sebagai dokter. Menangani pasien hingga mengecek keadaan para pasiennya di kamar rawat termasuk Soonyoung. Begitu masuk ke kamar rawat Soonyoung, Jihoon tak menemukan keberadaan Soonyoung. Mungkin mengunjungi ibunya, batin Jihoon.

Hingga beberapa hari kemudian saat Jihoon duduk sendirian di taman berniat bersantai sejenak setelah melakukan operasi, Soonyoung tiba-tiba duduk di samping Jihoon.

"kau disini rupanya" kekeh Soonyoung

"kau mencariku?" tanya Jihoon melirik sebentar ke arah Soonyoung

"tentu. Aku belum mengucapkan terima kasih tempo hari. Aku terlalu berfikir macam-macam. Tapi aku lega karna kakakku tidak apa-apa meski ia harus tinggal dengan si brengsek Choi" ujar Soonyoung menghadap lurus ke depan

"eum aku juga lega. Usahaku jauh-jauh ke Daegu tidak sia-sia" senyum Jihoon

"setelah kuperhatikan, ternyata kau cantik juga" Soonyoung menatap Jihoon sambil tersenyum

"kau baru sadar?" ketus Jihoon padahal wajahnya sudah merona

Malam itu mereka habiskan dengan saling bercerita. Mulai dari latar belakang Soonyoung hingga tentang kemampuan Jihoon melihat makhluk halus

.
.

"dokter Lee, pasien kamar 1506 mengalami kejang tadi dan jantungnya melemah" seru suster Boo berlari menghampiri Jihoon. Mendengar hal tersebut membuat Jihoon berlari menuju kamar rawat yang di huni oleh Soonyoung dan segera memeriksanya.

"dokter Lee" panggil suster Boo saat keduanya keluar dari kamar rawat Soonyoung. Jihoon hanya berdehem menanggapi

"mengapa kau sangat panik begitu pasien kamar 1506 drop?" tanya Seungkwan penasaran

"tentu aku panik jika pasienku keadaannya memburuk" jawab Jihoon malas

"eiyy tapi selama ini kau tidak pernah sepanik tadi meski pasienmu henti jantung. Kau termasuk dokter yang selalu tenang dan tepat jika menghadapi pasien. Karena itulah kau disebut malaikat oleh keluarga pasien" Jihoon memang tipe dokter yang tidak mudah panik meski keadaan pasiennya memburuk. Tapi entah mengapa mendengar kabar Soonyoung yang melemah, Jihoon langsung panik.

"jangan sok tahu kau kwan-ie" jika Jihoon sudah memanggil Seungkwan dengan namanya santai, itu artinya Jihoon sedang kesal

"mian.. Aku hanya membayangkan bagaimana jika ada cinta lokasi antar dokter dan pasien seperti di drama yang sering kutonton" kekeh Seungkwan





......
Tbc

Oh My! {SoonHoon}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang