07

373 72 15
                                    

What your number?

Pagi ini Dita kembali datang ke rumah sakit, seperti biasa gadis itu nampak ceria, dengan kotak bekal makanan yang dia bawa. Dita berharap hari ini Suinn mau bertemu dengan nya. Atau setidak nya membiarkan Dita melihat wajah Suinn sekali saja.

Sudah satu minggu semenjak Suinn di rawat di rumah sakit karena cideranya, Dita tidak pernah bisa bertemu pemuda jangkung itu. Bahkan Suinn tidak pernah membiarkan siapapun masuk ke dalam kamar nya, kecuali Eunwoo. Hanya Eunwoo yang di biarkan masuk oleh Suinn.

Tentu saja Dita sangat merindukan Suinn untuk saag ini. Gadis itu ingin adadi sisi Suinn saat dia terpuruk seperti ini. Tapi bagaimana bisa dia berada di sisi Suinn jika mrlihat wajahnya saja Dita tidak bisa.

Tapi Dita tidak akan menyerah, dia akan tetap datang ke rumah sakit setiap hari, membuatkan Suinn sarapan untuk Suinn setiap hari. Berharap Suinn mau menemuinya walaupun hanya sebentar saja.

Dita sudah sampsi di depan kamsr Suinn. Langkah gadis itu berhenti tepat di depan pintu. Dita memundurkan kembali tangan nya dari gagang pintu, gadis itu mundur satu langkah, Dita nenarik nafas lalu mengetuk pintu.

"Hari ini aku datang lagi." Ujar hadis itu riang.

"Bagai mana keadaan mu saat ini?" Tanya Dita, tak ada jawaban sama sekali. Seolah Dita sedang berbicara dengan pintu di depan nya.

Dita merapikan rambut nya menatap lurus ke depan pintu lalu tersenyum.

"Hari ini aku masak nasi goreng." Dita terlihat senang saat mengingat kembali, tadi pagi Dita memasak nasi goreng ini penuh dengan penuh harapan agar dia bisa bisa bertemu Suinn.

Perlahan senyum itu memudar dari wajah manis gadis itu, Dita tertunduk lesu, lelah rasanya setiap pagi harus menatap pintu seperti ini. Lelah baginya bicara seolah dia baik baik saja seperti ini. Mungkin beberapa perawat, atau pasien lain akan menganggap Dita adalah gadis gila yang setiap hari berbicara pada pintu di depan nya.

"Tidak bisakah kita bertemu sebentar saja?" Ujar gadis itu pedih. Tak berani lagi menatap pintu di depan nya, perlahan aliran kecil mengalir di pipi gadis itu.

Eunwoo yang melihat kejadian itu dari jauh perlahan berjalsn menghampiri Dita, Enwoo meraih tangan Dita dan kemudian menariknya masuk ke dalam kamar itu.

Dita tersentak kaget, saat pintu itu terbuka bahkan Dita enggan melewati batas pintu itu. Dia tidak berani masuk jika bukan Suinn sendiri yang memperbolehkanya.

"Ayo masuk!" Desak Eunwoo. Dita tetap pada posisinya berdiri saat ini. Eunwoo menarik nafas merasa kesal sendiri dengan situasi saat ini. Eunwoo melepas tangan Dita dan berjalan masuk.

"Hyung, bagaimana bis...." ucapan Eunwoo terhenti saat melihat tempat tidur Suinn kosong, tidak ada Suinn di sana.

"Hyung..." Eunwoo langsung berlari mencari ke kamar mandi, dan Suinn juga tidak di sana.

"Dia tidak ada di sini." Ujar Eunwoo pada Dita. Dita yang mendengar itu segera berlari masuk dan mencari Suinn. Dan tak ada Suinn di dalam kamar itu.

"Arghhh, kemana dia pergi? Dia tidak boleh berjalan jauh dulu, kondisinya masih belum pulih." Ujar Eunwoo prustasi. "Harusnya aku tidak meninggalkan tongkat itu di dalam kamar bersamanya." Sambungnya menyesal.

"Untuk saat ini ayo kita cari dia dulu." Ujar Dita menarik Eunwoo ke luar kamar.

"Sebaiknya kita berpencar saja." Usul Eunwoo. Dita bergegas mencari ke arah berlawanan dari Eunwoo.

Dita berlari kesana kemari untuk mencari Eunwoo, dia juga menanyakan kepada pasien lain, kepada perawat atau orang lain yang dia temui, tapi tidak satupun yang tau keberadaan Suinn.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SECRET NUMBER : you are my moon.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang