Shandy menatap pantulan wajahnya dari cermin, ia tersenyum miring mengingat kejadian masa lalunya. Iya saat dia masih SMP tentunya.
"Kok Yubi mau sih pacaran sama dia? Dekil gitu sok asik pula," ejek teman sekelas Shandy yang bernama tag Muh Farhan.
Shandy yang mendengar itu hanya bisa merotasikan bola matanya. Ia mengambil cermin yang selalu dibawa-bawa teman perempuan sekelasnya itu.
"Ngaca dong emang lu lebih ganteng daripada gue? Jelek kok ngatain orang jelek," balas Shandy tak mau kalah.
"Apa lu bilang? Mentang-mentang berhasil dapatin si Yubi lu jadi songgong gini yah, mau gue pukul lu?" ancam Muh membuat Shandy tertawa sumbang. Teman sekelasnya yang melihat itu hanya menatap keduanya penasaran, biasalah menunggu baku hantam diantara keduanya.
"Lu pikir gue takut? Setan lu!"
Muh yang mendengar itu langsung melesatkan tinjuannya pada wajah Shandy. Tidak ada yang melerai mereka sampai mereka dipanggil ke ruang Bimbingan Konseling. Muh yang notabenenya sering buat masalah waktu itu akhirnya dipindahkan ke Sekolah lain, tetapi tetap saja bagi Shandy rasa bencinya pada orang seperti itu tidak akan pernah hilang.
"Sen? Woy jangan melamun," tegur Farhan membuat lamunan Shandy buyar. Ia berdehem kemudian melangkah meninggalkan Farhan yang cengo ditempat.
"Unik banget tuh bocah," ucap Farhan keheranan.
...
Fiki dan Zweitson sedang asik menonton video yang kemarin mereka buat. Zweitson diminta oleh Fiki untuk mengedit beberapa part agar videonya terlihat estetik. Fenly yang melihat itu ikut menimbrung.
"Mau di upload diakun siapa?" tanya Fenly membuat keduanya langsung menoleh.
"Nanti saja dipikirin, masih ngedit nih biar terlihat lebih menarik kan kalau menarik orang-orang jadi pada penasaran," jelas Fiki yang diangguki Fenly.
"Suara kalian merdu juga yah, jadi ingin kolaborasi juga nih," sahut Zweitson membuat Fiki tersenyum bangga.
"Eh gimana kalau lu nyanyi sama gue? Love Scenario dari iKON masih booming kan? Kita nyanyi itu saja siapa tahu banyak yang suka," usul Fenly yang diangguki Zweitson antusias.
"Boleh juga nih kak, besok yah hari ini aku harus selesain tugas dulu," setuju Zweitson membuat Fenly mengajaknya kompak.
"Gue gak diajakin?" tanya Fiki yang langsung digelengin oleh Fenly.
"Gak dulu Fiki."
Shandy yang daritadi mendengar pembicaraan mereka terlihat tertarik akan suatu hal. Entah kenapa ia juga ingin menyanyikan lagu itu bersama Fenly dan Zweitson.
"Kenapa kak Sen?" tanya Ricky yang kini berdiri didepannya.
"Hadeh, Ricky kenapa sih lu manggil gue kakak? Kitakan sekelas beda beberapa bulan saja berasa tua gue," protes Shandy membuat Ricky terkekeh sambil mengusak surai yang lebih tua.
"Hahahaha Iya-iya maaf sudah kebiasaan dari dulu, eh jangan lupa jawab dulu kenapa tadi kok melamun?" tanya Ricky lagi membuat Shandy menatapnya malas.
"Mau tahu banget atau mau tahu saja?" tanya Shandy balik.
"Ey serius dong Shandy, kitakan dekat," desak Ricky membuat Shandy merotasikan bola matanya.
"Kepo." Shandy melangkah menghampiri Fenly, Zweitson dan Fiki yang sedang asik mengobrol itu meninggalkan Ricky yang dilanda penasaran.
"Ricky gue mau bicara sama lu," ucap Farhan tiba-tiba membuat Ricky menoleh ke teman sekelasnya itu.
"Apa?"
"Jadi gimana? Kira-kira gue pernah buat salah apa ke dia yah? Kok dia kaya musuhin gue banget," heran Farhan yang kini mendudukan dirinya di samping Ricky.
"Aku gak tahu juga sih, mungkin cuman perasaanmu saja dia memang gitu orangnya ngeselin, tapi jangan dimasukin ke hati, kan dikelas juga dia normal-normal saja kok," jelas Ricky seadanya.
"Engga gue merasa kaya ada jarak diantara kita padahal gue sudah baik-baik sama dia tapi responnya buat gue merasa dia risih sama gue," curhan Farhan dengan keningnya yang mengernyit.
"Aku gak paham sama dia sih tetapi Fiki lebih tahu Shandy mereka juga pernah satu SMP pasti dia lebih banyak tahu semua tentang Shandy begitu juga sebaliknya," jelas Ricky lagi yang diangguki Farhan.
"Si bocah itu yah?"
A_____A
Farhan tersenyum melihat Fiki yang memakan es krimnya dengan lahap. Sekarang mereka berada di luar asrama. Sengaja, Farhan juga sudah traktir Fiki makan siang. Tahukan kenapa Farhan melakukannya?
"Fiki gue mau bertanya boleh gak?" buka Farhan membuat Fiki mengalihkan pandangannya.
"Ini yang sudah gue tunggu-tunggu bang, memang mau tanya apa sampai sogok gue makanan sama es krim?" tanya Fiki sambil mengaduk es krimnya itu.
"Pinter bener nih bocah."
"Shandy, gue punya salah yah sama Shandy?" tanya Farhan lagi membuat Fiki berhenti mengaduk es krimnya.
"Oh Shandy, gue gak tahu ini benar atau engga yah mau gue jelasin gak bang?" Farhan mengangguk antusias.
"Karena lu gak bisa dance terus dengan percaya dirinya ingin ikut eskul itu. Shandy gak suka kayaknya," ucap Fiki membuat Farhan menatapnya datar sedangkan Fiki kembali asik memakan es krimnya mengabaikan Farhan yang kini mengusak surainya kesal.
"Gak membantu sama sekali lu Fik, kalau soal itu gue tahu yah," ucap Farhan pada akhirnya membuat Fiki tertawa kecil.
"Bang jangan dibawa perasaan, Shandy memang ngeselin lagipula dia orangnya humoris gitu nanti juga cepat akrab kok," final Fiki yang tidak membantu penasaran Farhan sama sekali.
"Sebenarnya gue salah apasih?"
Bersambung
A/N : Kira-kira kenapa guys?
Sabtu, 24 Juli 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Adolescence [Un1ty]
Short StoryCerita keseharian masa remaja UN1TY di Asrama Sekolah mereka. Desc : Cerita ini hanya fiktif belaka. Cast milik FAS/1ID ENT dan Tuhan yang maha esa. Bahasa Semi-Baku Make : 12, April 2021, 20:54 WITA Up : 12, April 2021, 21:52 WITA ⓒKangRebahan17