• Pindahan

660 57 2
                                    

Pagi yang indah, Shandy baru saja masuk ke dalam asrama baru yang telah di renovasi SMA 1ID beberapa waktu lalu. Kini ia akan beradaptasi lagi dengan teman seasramanya karena harus diacak ulang. Sebenarnya Shandy sudah kelas 3, dia bisa saja pulang ke rumah tanpa repot-repot menginap diasrama baru dan bertemu orang-orang yang belum ia kenal dekat. Shandy bukan introvert tapi dia butuh waktu untuk dekat dengan orang baru.

Puk

Ia menoleh mendapati seorang anak remaja yang lebih tinggi darinya. Tersenyum lebar dan merangkul dirinya akrab, ralat kalau untuk pria ini pengecualian. Shandy dekat dengannya bahkan saat SMP dia dulu adalah adik kelasnya.

"Udah besar aja lu Fik, makin tinggi lagi. Apa kabar cil?" Fiki, iya namanya Fiki. Usianya 16 tahun sebentar lagi 17 tahun. Anak kelas 1 SMA. Jujur sangking magernya Shandy tuh gak tahu kalau Fiki satu sekolah dengannya ya gimana yah orang sibuk kaya dia gak punya waktu buat absenin satu-satu adik kelasnya. Maksudnya sibuk molor.

"Gue baik Shan, lu gimana udah bisa beradaptasi sama lingkungan baru? Kalau belum biar Fiki tampan yang bantuin beradaptasi oke," goda Fiki sambil menaik turunkan alisnya.

"Najis." singkat, padat, dan nyelekit. Fiki mengusap dadanya sabar udah biasa sama kata-kata yang keluar dari pria satu setengah tahun lebih tua darinya itu.

"Udah ah, pokoknya lu harus jadi teman sekamar gue atau engga-"

"Gue gak traktir lagi, dih dih iya deh apasih yang engga buat Shandy Maulana hahaha," ucap Fiki mendapat geplakan sayang dari Shandy.

"Ih tumben sih biasanya lebih jahil lu dari gue, bentar-bentar gue masukin barang-barang dulu habis itu cerita," ujar Fiki sebelum masuk ke kamar yang ia pilih, tak lupa ia mengambil alih barang Shandy dan membawanya masuk.

Shandy menatap sekeliling lalu mendudukan dirinya di sofa ruang tamu. Sepertinya ia dan Fiki paling awal datang. Ia melihat Fiki yang sudah keluar dari kamar bertepatan dengan masuknya teman sekelasnya, Ricky Zakno.

"Eh Shandy di asrama ini juga kamu? Seasrama lagi dong kita," ucap Ricky basa-basi langsung mencuri tempat duduk Fiki. Lagi-lagi anak itu mengusap dadanya sabar dan berpindah tempat.

"Ya menurut lu? Kiraiin kita gak bakal seasrama lagi," ucap Shandy membuat Ricky tersenyum sok ganteng.

"Kenapa? Gak bisa jauh-jauh dari cowo ganteng kaya gue yah?"

"Najis." Fiki tertawa melihat wajah masam Kakak kelasnya itu. Sedangkan Ricky akhirnya pamit naik ke lantai atas untuk mencari kamar yang pas untuknya.

"Lapar nih makan bubur kuy? Traktir gue ya ya ya ya Bangsen ganteng, plisss," mohon Fiki membuat Shandy mendelik malas.

"Iya iya, buru ah jangan lama."

"Tunggu bos."

Beberapa saat kemudian, Farhan masuk ke dalam asrama barunya. Sepi tapi salah satu pintu kamar terbuka. Ia berinisiatif masuk dan menemukan kamar yang cukup lebar untuk digunakan berempat. Terlihat dua tas dan koper yang diletakkan begitu saja di lantai.

"Ini orang-orang pada kemana sih, apa gue di kamar atas aja yah? Ah tapi mager turun naik disini aja kali," monolognya lalu meletakkan tasnya di ranjang yang masih kosong.

Tak lama seseorang masuk ke kamar itu dan dengan antusias Farhan mendekatinya soalnya itu adalah teman sekelasnya.

"Gilang lu disini juga? Kita emang gak pernah pisah ya bro," ucap Farhan senang sedangkan remaja bernama Gilang itu tersenyum tipis.

"Iya sampai bosan gue ada lu mulu, ini karena gue mager aja jadi ambil kamar bawah lho kasihan Ricky sendirian di atas," jelas Gilang membuat Farhan bingung. Ia gak tau Ricky juga ada di asrama ini.

Adolescence [Un1ty]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang