chapter 2

8.8K 107 8
                                    

Aku membuka mataku, aku terbangun karna gedoran di pintu kontrakan ku. Aku berdiri dan berjalan menuju pintu dan membuka nya, disana ada ibu kontrak yang menatapku marah.

Aku paham dan kembali masuk tidak menghiraukan teriakkan ibu kontrakan yang berteriak nyaring memaki ku. Aku mengambil uang dan kembali keluar lalu memberikan uang itu pada ibu kontrakan.

"Bagus, gua kira lu kgk ada uang. Secara kan lu itu miskin" Aku hanya diam mendengarkan ejekannya. Apa yang bisa aku lakukan selain diam?

"Gua pergi dulu" Aku hanya mengangguk, setelah ibu kontrakan pergi aku kembali masuk kedalam kontrakan untuk bersiap sekolah.

Ini masih subuh dan ibu kontrakan sudah datang, aku membersihkan badanku lalu memakai seragam ku. Setelah siap aku keluar dan mengunci kontrakan ku lalu mulai berjalan, sejujurnya aku ingin naik bis tapi tidak punya uang jadi yaa terpaksa berjalan.

Aku  sedikit kesusahan untuk berjalan karna sepatuku, sepatuku sudah rusak tapi aku tetap memakainya. Membeli yang baru juga tidak ada uang, jadi yaa udah lah pakai saja apa yang ada.

Selama aku berjalan, aku merasakan ada yang mengikutiku. Tapi saat aku melihat kebelakang tidak ada siapapun, jalanan masih sangat sepi karna aku berangkat sangat subuh karna menempuh jarak yang jauh.

°}
°}
°}

"Woy, beliin gua cilok. Nih uang nya" Lagi² aku disuruh membeli cilok, aku bisa apa selain menuruti nya?

Aku berjalan sambil menunduk, aku melangkah dengan sangat berat. Aku kira hari ini akan lebih baik, ternyata dugaanku salah. Hari ini sama saja seperti hari² yang sebelumnya.

"Aaaaa!!!" Aku terkejut saat ada yang menarik tanganku menuju tempat yang sepi. Aku sudah berfikir yang tidak², aku mendongkak untuk mengetahui siapa orang itu setelah kami berhenti.

"Kevin!!" Aku membulatkan mataku kala aku melihat siapa yang menarik ku kesini. Kevin, laki² yang dulu aku cintai tapi sekarang yang aku hindari.

"Kamu kenapa nurutin semua perintah dia sih?, kenapa kamu diam aja kalau kamu bisa ngelawan?. Kamu takut beasiswa mu dicabut?, aku bisa minta ayahku untuk biayain kamu" Aku memalingkan wajahku, tidak ingin menatap wajah laki² yang sudah melukaiku.

"Apa peduli mu?, aku bukan orang yang suka bergantung dengan orang lain apalagi hutang budi. Aku bisa menghidupi diriku sendiri" Ujarku, aku sangat tidak suka jika ada yang mencampuri masalahku.

"Aku tidak yakin, kamu hanya pelayan di cafe, gaji kamu juga nga seberapa kamu-"

"Kenapa kalau aku pelayan cafe?, gaji ku cukup untuk memenuhi keseharianku" Walau hanya sedikit kebutuhan ku yang terpenuhi lanjut ku  dalam hatiku.

"Kenapa kamu peduli?, bukankah dulu kamu sangat tidak perduli padaku?, jangankan membalas sapaanku, tersenyum padaku saja kamu tidak mau. Sangat lucu, sungguh kamu sangat lu. Kenapa baru peduli pada ku sekarang? Disaat aku sudah menghindari ku, ingin membuat ku terluka lagi? Apa itu yang kau mau hah?!" Ujarku, kevin didepanku hanya diam.

"Kenapa diam?!, apa benar kamu mendekatiku lagi hanya untuk menyakiti ku?! Jawab!!" Teriakku didepan wajahnya, air mataku tanpa izin mengalir begitu saja. Aku segera menghapus air mataku dan ingin melangkah pergi tapi tanganku dicekal oleh kevin.

"Lepasin, aku harus beliin Devi cilok" Ujarku berusaha melepaskan cekalan itu tapi kevin semakin mengeratkan nya membuatku meringis.

"Lepasin kevin!! Kamu mau apa lagi?! Mau nyakitin aku lagi?! Atau-"

"Karna aku sadar aku itu cinta sama kamu Renata!!, dulu aku memang bodoh sampai nga menyadari kalau aku cinta sama kamu!!, aku terlalu memandang harta hingga aku tidak sadar kalau aku cinta sama kamu!!. Tapi sekarang aku sadar, aku cinta sama kamu" Aku menatap wajah kevin, aku mencoba melepaskan cekalan itu dan berhasil.

"Tapi rasa cintaku untuk mu sudah tidak ada lagi, semuanya sudah hilang saat kamu mengatakan hal yang menyakitkan" Ujarku dan segera pergi dari sana meninggalkan kevin sendiri.

'Kenapa? Kenapa disaat aku ingin melupakan dan menghindarimu, kamu baru menyadari itu?. Rasa cinta ku sudah tidak ada lagi, sudah hilang untuk mu. Maafkan aku'

>>
>>
>>

Aku berjalan menuju cafe tempatku bekerja, tapi aku terkejut saat cafe milik kak haris tutup. Padahal ini bukan jadwal tutup loh.

"Kak, kok cafe kakak tutup?" Tanyaku, kebetulan kak haris ada disana.

"Iyaa dek, maaf yaa. Kakak nga bisa buka cafe lagi, kakak akan ke luar negri karna harus melanjutkan bisnis disana. Maafin kakak yaa, ini gaji kamu dan bonus nya" Aku menerima nya, aku menghela nafas dan menggangguk.

"Iyaa ngapapa kok kak, kalau begitu Renata pulang yaa" Ujarku, aku berjalan pergi. Aku memasukkan gaji ku dan bonus ku kedalam tas, selama perjalanan juga aku merasakan ada yang mengikutiku.

Drett.. Drett..

Aku mengangkat telfon dari temanku itu, tidak terlalu dekat. Tapi yaa cukup membuatku nyaman dengan nya.

"Halo, ada apa?"

"Gua di depan kontrakan lu nih, gua mau cerita² ama lu. Udh lama kgk ketemu"

"Eum.. Iya, aku lagi diperjalanan pulang. Tunggu aja disana yaa"

"Oke sip, gc yaa"

"Iyaa"

Aku mematikan sambungan telfon, dan berjalan. Ponselku itu aku dapat dari kak haris bisa dibilang bekas kak haris, sudah sedikit rusak tapi lumayan lah untuk ku. Dari pada tidak ada sama sekali kan?

Aku berjalan menuju kontrakan. Butuh waktu yang cukup lama hingga sampai, didepan sudah ada teman ku.

"Meysin" Sapa ku dengan senyuman.

"Ehh, lama banget sih lu njr, keburu lumutan gua" Aku tertawa kecil dan membuka pintu.

"Maaf, aku tadi habis dari cafe tempat aku kerja. Ayo masuk" Ujarku, aku masuk terlebih dahulu diikuti oleh meysin, temanku.

"Oh iya gua baru tau lu kerja, emang lu nga kerja gitu? Kok pulang cepet banget?" Aku tersenyum dan menggeleng.

"Cafe tempat aku bekerja ditutup, yaa jadi gitu. Aku sekarang bingung mau cari kerjaan dimana" Ujarku menuangkan air putih untuk temanku itu.

"Maaf yaa cuma ada air putih" Ujarku tidak enak dengan temanku ini. Dia tersenyum dan menggeleng.

"Ini lebih dari cukup. Oh iya, aku ada kerjaan untuk kamu. Kamu mau nga?" Aku menatap temanku itu, pekerjaan apa?, memang ada yang mau menerima anak sekolahan seperti ku.

"Emang pekerjaan nya apa?" Tanyaku.

"Ada deh, kamu mau nga?. Kalau mau besok aku jemput dan pergi kesana berdua" Ujarnya, aku berfikir Sejenak, bingung harus Terima atau engga.

"Gimana yaa, pekerjaan nya apa dulu?"

"Pokoknya kamu lihat aja nanti, mau nga?. Dari pada kamu nganggur kan" Aku mengangguk pada akhirnya, karna aku juga harus cari uang untuk bayar kontrakan. Uang gaji dan bonus ku ini saja tidak akan cukup.

"Oke, besok aku jemput yaa" Aku mengangguk saja. Dan kami mulai saling bercerita hari² kami, karna kami sudah jarang bertemu.







Thanks dah baca🙏💕
Maaf kalau jelek🙏
Maaf banyak typo🙏

Ini aku up yaa, mohon untuk sabar. Nata nga  bisa keseringan up karna lagi kurang sehat. Mohon maklumin yaa.

Jaga kesehatan yaaa, semua saran nata di chapter satu harus dilaksanakan.

Silahkan vote jika kalian suka dengan cerita ini🙏

Next part.......

✔🔞•|• Sugar Daddy •|•🔞✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang