chapter 5

7.1K 124 0
                                    

Aku merasa terusik dengan tepukan di lenganku. Aku membuka mataku dan menemukan Renata yang berdiri dibelakang ku dengan memakai baju seragam.

"Maafin Renata karna ganggu daddy tidur, Renata mau pergi ke sekolah. Tapi waktu mau keluar dari gerbang, penjaga nya malah ngelarang bilang kalau daddy nda bolehin Renata pergi sendiri" Aku mencoba memahami informasi yang diberikan oleh Renata.

"Oh iya, daddy siap² dulu yaa. Daddy anterin" Ujarku, aku melihat Renata yang mengangguk lucu.

"Renata tunggu diluar yaa daddy" Aku mengangguk, sebelum Renata pergi aku mengusap surai hitam nya.

Angga pov end.

Renata pov.

Aku menunggu daddy didepan pintu kamar daddy. Tak lama daddy keluar dengan pakaian santainya.

'Kenapa tampan sekali?. Oh astaga, sadar lah Renata sadar'

"Ayo berangkat sekarang sayang" Aku mengangguk dan mengikuti daddy, aku harap belum ada siswa atau siswi di sekolah itu di jam 6 ini.



"Ini masih sepi sayang, kau yakin akan masuk sekarang?" Aku mengangguk, lebih baik jika sekolah masih sepi. Aku bisa menikmati ketenangan.

"Renata masuk yaa dad, hati² dijalan nanti" Ujarku, daddy tersenyum dan mengangguk. Setelah mobil daddy menjauh aku mulai masuk kedalam, didalam sekolah masih sangat sepi. Aku menyusuri sekolahan itu, melihat tempat² disana.

Aku berjalan hingga sampai ke taman, aku jadi ingat awal aku bertemu dengan kevin. Seorang murid kaya raya yang orang tua nya adalah penyalur dana di sekolah ini.

Awal pertemuan dan awal kebodohan ku karna menaruh hati pada nya. Tapi sekarang tidak lagi, aku tidak akan menaruh hati ku ke sembarang laki².

Aku kembali berjalan dan sampai ke sebuah pohon besar, dibawah pohon itu. Aku mengobati kevin yang terluka, tapi setelah diobati dia langsung pergi tanpa ucapan Terima kasih. Aku tidak perlu ucapan Terima kasih, cukup senyum saja, tapi itu mustahil.

"Renata!!" Aku membalikkan badanku dan tersenyum senang. Didepan ku ada meysin yang berlari lalu memeluk ku.

"Renata.. Maafin gua, maafin gua udh bawa lu kesana terus kasih lu ke pak angga. Maafin gua, lu bisa kok mukul gua hiks" Aku tersenyum dan mengelus punggung nya.

"Ngapapa, aku udh maafin kamu. Udh yaa jangan nangis lagi" Ujarku menenangkan temanku ini. Aku melepaskan pelukan saat teman ku ini sudah mulai tenang.

"Oh iya, kamu kok pakek seragam di sekolah ini. Kamu pindah ke sini yaa?" Tanyaku, meysin tersenyum dan mengangguk. Aku langsung memeluknya dengan senang.

"Yey!! Meysin sekolah disini" Ujarku senang, aku melepas pelukan dan menatap meysin.

"Kalau gitu, ayo jalan di sekolah bareng²" Ujarku, meysin mengangguk.

Kami berdua mulai berjalan lagi, kami berhenti di ruang praktek memasak. Disana ada kenangan buruk, aku yang membuat sebuah kue dan memberikan nya kepada kevin tapi dia dengan tidak ada hati nya menolak kue ku dan membuangnya.

"Renata, are you oke?" Aku mengangguk, lalu lanjut berjalan melihat pemandangan sekolah. Sampai ke lapangan sekolah yang masih sangat sepi, disini juga sama.

Dilapangan ini kevin menghina ku karna aku yang tidak sengaja jatuh kepelukan nya. Jujur, itu tidak sengaja sangat tidak sengaja. Dia mendorongku dengan sangat kasar, dan juga menghinaku karna aku miskin, miris sekali diriku.

Kami lanjut berjalan dan sampai didepan gudang. Iyaa gudang, tempat dimana markas kevin dan teman²nya berada. Tempat dimana dia mengatakan hal yang paling menyakitkan hingga aku memutuskan untuk menyerah dan menjauhi nya.

"Renata, ke kelas yok. Gua sekelas sama lu" Aku mengangguk. Aku dan mesin berjalan menuju kelas, bercerita mengenai banyak hal. Hingga-

"Gua cari lu kemana² ternyata disini, beliin gua cilok kayak bisa. Nih uang nya" Devi melempar uang nya, aku ingin mengambil nya tapi ditahan oleh meysin.

"Jangan, biarin dia beli sendiri. Kita ke kelas aja" Aku bingung, harus mengikuti meysin atau membelikan  Devi dan teman²nya cilok.

"Udh, dia masih sehat walafiat untuk beli cilok sendiri" Aku hanya diam saat di tarik meysin menjauh. Tapi-

"Woy! Lu siapa hah?! Anak baru sok²an jadi pahlawan untuk anak buangan kayak dia" Ujar amel.

"Diam, berhenti menganggu Renata kalau nga mau hidup kalian jatuh miskin"  Ujar meysin lalu menarikku lagi.

"Lu kenapa mau aja sih disuruh² sama mereka?, kenapa nga ngelawan?" Sekarang kami sudah ada dikelas, meysin duduk disebelahku.

"Beasiswa mey, dia anak kepala sekolah" Ujarku.

"Yaa tapi nga bisa gini, lu manusia ren. Bukan hewan, hewan aja nga mau diperbudak secara paksa kayak tadi, apa lagi manusia" Aku hanya mendengarkan ucapan meysin.

"Hah~ untung pak angga minta gua dan nyuruh gua untuk pindah sekolah disini. Kalau engga, gua nga bakal tau ini semua. Bakal gua laporin ini semua ke pak angga" Aku hanya menatap meysin saja, meysin kalau sudah marah sangat menyeramkan.

"Gua bakal jagain lu ren, karna lu udh  kayak adik gua sendiri"



Thanks dah baca🙏💕
Maaf kalau jelek🙏
Maaf banyak typo🙏

Nata kembali hehe^^

Pliss yaa jangan panggil aku author, Thor, atau min. Min itu apa? Admin maksud nya.

Panggil aku nata aja, jangan panggil author apalagi admin atau mimin:)

Namaku nata, bisa juga reren, renren, nata, atau tata.

Oke, ganteng dan cantik nya nata

Silahkan vote jika kalian suka dengan cerita ini🙏

Next part.......

✔🔞•|• Sugar Daddy •|•🔞✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang