2. Call Me Daddy

48.1K 2.5K 281
                                    

🔞🔞🔞

"Nghh...."

Jaemin melenguh pelan. Membiarkan Jeno mengambil alih permainan dan mendominasi dirinya. Bibir Jeno terus bergerak, melumat mulai dari lembut hingga perlahan berubah menjadi penuh nafsu karena desahan-desahan kecil yang mengalun indah di telinganya.

Sesekali Jeno mengecup bibir tipis Jaemin yang lipstik merahnya kini sudah berantakan hingga ke pipinya. Pria tampan itu menggigit bibir bawah Jaemin. "Akh!"

Jaemin membuka sedikit mulutnya untuk meringis kecil, yang langsung digunakan dengan baik oleh si dominan. Lidah Jeno tanpa basi-basi melesak masuk, menjelajah bebas di dalam sana semaunya. Mengabsen deretan gigi Jaemin yang rapi, lalu mengajak lidah pemuda manis itu untuk berperang.

"Mmh.... Shh," Jaemin melepas tangannya yang mengalung di leher Jeno, berpindah meremat kemeja Jeno hingga cukup kusut. Tangannya semakin meremat erat saat lidah Jeno menggelitik langit-langit mulutnya, rasanya aneh. Jaemin tidak pernah diperlakukan begini ketika bercumbu.

Sial, lidah dan bibir pria Jung ini ternyata sangat ahli.

"Menikmatinya, sayang?"

Jeno berbisik dengan deep voice-nya tepat di depan wajah Jaemin, menghentikan segala aktivitasnya. Mata tajamnya memperhatikan pemuda manis itu yang menyeringai, "Yes, kau sangat hebat mister bawel."

"Stop calling me mister," sela Jeno. Alisnya yang sedikit mengerut menunjukkan bahwa dia tidak menyukai panggilan itu.

Jaemin jadi semakin ingin menggodanya.

Pemuda manis itu menggerak-gerakkan jarinya dengan pola acak, memberikan sensasi geli pada dada Jeno yang membuatnya menggeram rendah. "Lalu aku harus memanggilmu apa?"

"Use master instead," perintah Jeno.

Tapi Jaemin menggeleng kecil sebagai balasannya, "No, no, no." Telunjuknya bergerak menyentuh bibir Jeno seperti menyuruhnya untuk diam, "Aku tidak suka panggilan itu."

"Why?"

Jaemin merotasikan bola matanya malas, "Kau tidak perlu tau."

"Tell me atau aku akan memaksamu," ucap Jeno telak. Tubuh berototnya semakin menghimpit Jaemin di tembok wastafel.

"Pemaksa."

"Memang."

Ugh, ini tidak akan berakhir. Jaemin berdecak pelan, "Aku tidak suka itu...."

"Karena?"

"Membuatku terlihat lemah di bawah kuasa orang lain, aku tidak suka," aku Jaemin. Rautnya terlihat kesal, dan Jeno menyadarinya. Pria tampan itu tertawa.

"Hidung perosotan terdengar bagus."

Dan tawa Jeno seketika berhenti mendengar ucapan Jaemin yang tiba-tiba. Wajahnya menatap pemuda manis di hadapannya dengan bingung, "Maksudmu? Kau meledekku?"

"Tidak, itu usul untuk panggilanmu. Hidungmu sudah sangat kembar dengan perosotan."

Jeno tersenyum hingga kedua matanya tenggelam membentuk sabit, tapi auranya memancarkan hawa yang berbeda; menusuk. Tangannya meremas kuat pantat sintal Jaemin hingga Jaemin memekik. "Sudah cukup acara bermain-mainnya, baby," bisiknya.

Ekspresi kaget tidak bisa tertutupi dari wajah cantik Jaemin selama sepersekian detik saat Jeno mengangkat tubuhnya, sebelum akhirnya kembali normal. Jeno lalu mengarahkan kakinya untuk melingkar manis di pinggang pria tampan itu.

Sugar Daddy [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang