9. Rumah tetangga

3.3K 1.1K 239
                                    

"Adaaaww."

"Aaww."

"Hwaaa."

"Mama Nagita Slapinaa, aww."

"Help meee!!! Rapatar ngamookk."

"Heh, Sep! Liat gue, Sep!"

Akhirnya, akhirnya Bayu berhenti melemparinya dengan kulit kacang. Pria itu sekarang duduk bersila pada sofa di sebrangnya. Tapi Asep masih belum bisa tenang karena sebungkus kacang berlogo burung itu masih ada di pangkuan Bayu. Jadi Asep nurut aja buat pelototin mukanya Bayu.

"Apa coba Sep kurangnya gue?"

"Kurang waras- awww."

Ditimpuk lagi dia. Kali ini bukan pake kulit kacang kosong, tapi masih ada isinya. Lumayan kena kening jadi merah. Derita si Asep.

"Bisa-bisanya gue kecolongan. Jangan-jangan si Royan sebenernya udah tau kalau Ayu tetangga gue. Jadi dia sengaja ngelamar pekerjaan ke gue. Bisa-bisa nanti dia nikung gue ngelamar si Ayu."

"Emang lo kenal cowok itu dimana?"

"Gue pasang iklan di youtube, terus dia kirim email ke gue."

"Emang cuma dia yang ngirim?"

"Ya enggak lah. Ada ratusan."

"Nah, terus siapa yang milih dia? Lo, kan? Jadi, siapa sebenernya yang ngundang dia buat join sama lo? Lo sendiri, kan? Tapi lo malah nyalahin dia. Dasar idiot lo- awww."

"Lo nih sahabat dia atau sahabat gue, sih?"

"Kalo dia gak nimpugin pala gue pake kacang, gue mau jadi sahabat dia aja."

Bayu hanya memberinya tatapan sinis, tidak melempar kacang lagi padanya. Sepertinya ancamannya berhasil.

"Mungkin mereka udah ditakdirkan untuk bertemu. Jadi meski satu cara gak berhasil, akan ada seribu satu cara takdir untuk mempertemu- hwaaaaa."

Srak srak

"Mamam noh kacang!"

"Hwaa, eta sia babaturan laknat!"

Nasib Asep sekarang... Bermandikan kacang yang Bayu guyurkan padanya. Salah sendiri tidak bisa membaca suasana hati Bayu yang sedang panas.

Bayu sendiri sudah pergi menuju kamarnya. Kejadian tadi masih terus terngiang-ngiang di pikirannya. Bayu mulai menyesal. Harusnya dia saja yang mengantarkan Ayu. Dia kan bisa langsung ambil motor tadi. Tapi malah sok-sokan ikhlas lihat Ayu dibonceng cowok lain. Tapi meskipun dirinya mengambil motor, belum tentu Ayu juga mau naik. Pasti dia tetap akan memilih naik bus karena merasa tidak enak pada Royan.

Haaahh... Sebenarnya yang tadi dia lakukan sudah benar. Hanya saja hati ini rasanya tidak ikhlas.

Ayu, apa kamu masih begitu jauh untuk digapai?

***

"Helm lo gak ada di motor gue."

"Hah, serius? Tadi gue taro di spion."

"Gak ada, beneran. Lo balik jam berapa?"

"Gak tau, belum kelar. Lo udah mau pergi?"

"Iya. Helm lo gak ada. Terus gimana?"

"Lo gak lagi ngerjain gue, kan?"

"Astaghfirullah, subhanallah, allahu akbar, su'udzon aja lo sama gue."

"Hahaha, maaf maaf. Yaudah pergi aja. Nanti gue cari helm gue."

"Emang helm nya gimana? Yang bogo coklat itu?"

Bay-Yu [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang