Chapter 5. Taruhan

39.2K 278 4
                                    

Setelah sempat ribut akibat drama ML (mobile legend) Alex, akhirnya rombongan mahasiswa ini sampai ke Desa Kasmaran tempat dilaksanakan kegiatan KKN. Dalam kegiatan ini ada 20 orang mahasiswa dan 1 orang dosen

"Dri, kita sudah sampai...hey heyyy" panggil Joni kepada Adrian

"Gar..gar ini Adrian kesurupan, coba tolong lo doakan biar arwahnya tenang"

"Apasih lu lex, gue masih hidup anjir ngapain arwah gue didoakan segala" kesal Adrian

"Habisnya lu senyum-senyum gaje, mana dipanggil gak merespon lagi. Kita sudah sampai, skuy turun"

Semua mahasiswa turun dari bis dan disambut oleh kepala desa Kasmaran.

"Tut, kamu bantu teman teman dari mahasiswa buat ke rumah kepala desa dan rumah pak Rahmat ya" panggil Kepala Desa kepada Tuti

"Inggih pak, sebelumnya perkenalkan nama saya Tuti. Saya yang akan menemani mas dan mbak selama disini nanti. Ada yang mau ditanyakan?" kata Tuti

"Permisi, maaf saya mau bertanya" kata Alex sambil menganggat jari telunjuknya

"Iya?"

"Ada nomor WA, IG, twitter, facebook atau alamat blognya juga boleh" tanya Alex lagi

"Alex, jangan aneh-aneh kamu bikin malu saya didepan kepala desa saja" kata Dosen mereka

"Canda pak, habisnya cantik sih hehe" kata Alex tanpa tau malu

Diikutin dengan sorakan dari mahasiswa lainnya. Adrian, Tegar dan Joni pura-pura tidak tau dan serempak berkata "gak kenal gak kenal bukan teman gue"

"Sudah sana ti, mereka mungkin lelah karena perjalanan jauh tadi" perintah kepala desa kepada Tuti

"Nggih pak, mari mas dan mbak-mbak ikut saya"

Ditengah perjalanan tidak henti-hentinya Alex menggoda Tuti. Mulai dari menggoda receh, seperti Bapak mu tukang listrik ya, Bapak mu tukang Batu dan blablala. Tuti sendiri ikut bingung kenapa profesi ayahnya bisa berubah-ubah padahal seorang petani wkwk

Ditengah perjalanan Adrian masih saja memikirkan sosok gadis yang dia lihat sebelum tiba di Desa ini. Cantik hanya satu kata saja dimuncul dari benak Adrian karena hal tersebut juga yang membuat sempat melamun di dalam Bis dan tidak sadar jika sudah sampai di desa ini

"Dri, gar" panggil Joni kepada mereka berdua

"Apa jon" balas Adrian dan Tegar

"Gue lihat-lihat si Tuti ini semok ya sebelas dua belas dengan Lita. Engga ukuranya sama sih ini"

"Ukuran apa maksud lu" tanya Tegar

"Itu payudaranya, pasti ukuran D sih itu gue perhatiin pasti Bra-nya kekecilan itu" tebak Joni

Dilihat sekilas Tuti memang kelihatan punya ukuran payudara diatas rata-rata walaupun Ia mengenakkan kaos oblong besar berwarna kuning

"Pertama, tau darimana lo dia punya ukuran gitu. Gue lihat standar aja sih ukurannya, memang sekilas agak besar. Kedua, lu tau dari mana branya kekecilan, baju dia gak transparan gitu?" tanya Adrian yang mulai tertarik

"Waduh, abang Adrian mulai tertarik ni romanya" kekeh Joni

"Pertama, Gue yang bikin Lita punya payudara sebesar itu, jelas gue sudah hafal detailnya gimana. Tutup mata juga sudah tau asal gue grepe-grepe ya"

"Sok tau lu jon" kata Tegar

"Sudah-sudah kalo lu pada kaga percaya sih, gue yakin itu ukurannya pasti D. Buat jawaban pertanyaan kedua lu, kenapa gue yakin branya kekecilan balik lagi berdasarkan pengalaman gue sama Lita. Nyari ukuran cup D itu susah tau di Indonesia di mall-mall gak ada yang jual. Lita aja sampai harus custom Bra, apalagi di desa kecil kaya gini, pasti jelas gak ada yang jual"

"By the way mau taruhan kalo benar ukuran si Tuti cup D, gue minta 10 juta dari lo pada" ajak Joni lagi

"Gila lo jon, gue laporin kelakuan lo ke Lita ya" kata Tegar lagi

"Ayoo Jon" kata Adrian menerima taruhan dari Joni

Pandangan Adrian terhadap Tuti kini berubah, rasa penasaran luar biasa muncul akibat pikiran dari si Joni

"Ini baru teman gue, lu saksinya ya gar" kata Joni sambil memegang tangan Adrian yang berartikan taruhnya disetujui kedua belah pihak

"Memang gak ada yang waras lo pada" kesal Adrian sambil berjalan mendahului mereka berdua

Tanpa terasa akhirnya mereka sudah sampai di penginapan. Cowo menginap di rumah kepala desa sedangkan cewe menginap di rumah pak Rahmat

"Kayanya gue jatuh cinta pada pandangan pertama ni" kata Alex

Adrian, Joni dan Tegar pura-pura tidak dengar

"Woyy, lu pada dengar kaga sih apa kata gue?"

"Dengar lex" balas Tegar

"Kok gak ada tanggapin sih, sahabat macam apa ni" kata Alex pura-pura sedih

"Gue kasih tau lu ya lex, tiap ketemu cewe lu memang gini, dikit-dikit bilang jatuh cinta. Pake bilang janji ini akan jadi cewe terakhir lu tapi buktinya apa?" kesal Tegar yang mewakilkan perasaan Adrian dan Joni

"Yaelah namanya bukan jodoh mau gimana lagi habisnya gue bosan juga hehe"

"Tapi beda, saat sama Tuti gue merasa dia memang rumah tempat gue berpulang" tambah Alex lagi

"Lu berpulang kuburan lex bukan ke Tuti, aneh aja lo jadi human" kata Adrian

"Itu umpama dri, yaelah pantas aja lu diputusin gitu aja gak tau"

"Udah-udah mending kita istirahat" kata Joni

"Ohiya malam ini ada pasar malam, tadi Tuti ngasih tau gue. Lu pada mau ikut kaga?" tanya Alex

"Ikutlah pasti" kata Joni dengan semangat

"Lu gimana gar dri?"

"Ngikut aja lex" kata tegar dan dia langsung memejamkan mata

"Lu dri gimana?"

"Ikut gue lex, mau lihat pasar malam di desa gimana" jawab Adrian

Mereka berempat langsung tidur untuk beristirahat

Gadis Desa MesumkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang