Part 16

3.9K 465 9
                                    

-
-
-
-
-
-

Entah kenapa ia ingin melangkahkan kakinya ke sana, seperti memiliki firasat kalau orang yang ia cari sedang berada di antara mereka.

"Kak Ara..." Ucap anak itu sambil terus melangkah ke arah mereka ber4.

"Mampus gue ketahuan!" - pikir ara.

Anak itu pun terus melangkahkan kakinya ke arah 4 cewek tsb.

"Tuh bocah siapa Ra, kok dia tau nama lu?"--zee

"Dia adik gua, makanya lu pada tutupi muka gua sekarang!"

"Emang kenapa dah?" Ucap Olla dgn melirik anak kecil itu.

"Banyak tanya lagi lu, udh tutupi gua bege!" Ucap Ara sambil menarik tubuh Zee dan Olla untuk menutupi mukanya.

"Kak Ara...! Aku tau ya kakak disitu!" Ucap anak kecil itu dgn meninggikan nada suaranya.

"Ya Tuhan... Tamat sudah riwayat hamba.."--batin ara.

Anak itu pun langsung menggeser tubuh Mira dan Zee yg menutupi muka Ara. Dan bertapa kagetnya ia melihat wajah kakaknya yang babak belur.

"Jangan bilang kak, kalau papah yang buat?" Ucap anak itu dgn wajahnya datarnya.

"E-enggak kok bukan papahnya yang buat deva, hehe"

"Buset, nih anak masih aja bisa ketawa" ucap Mira sambil menoyor kepala Ara.

"Jangan noyor kepala Kakak aku" ucap Deva sambil mengelus kepala kakaknya.

"Tau nih dek, jahat dianya sama kakak" ucap Ara sambil memanyunkan bibirnya.

"Eh... Jangan Ngadi Ngadi lu ye.."--mira

"Udh udh, malah berantem sama bocil lagi lu mir"--zee

"Dia duluan nyari ribut"--mira.

"Tontonan yang asik nih gess!" Ucap Olla yg duduk di bangku dan menonton pertengkaran antara opung dan adiknya ara.

"Eh...Siti Badriah! Lu malah enak nonton pula, sini lu!"--zee.

"Anjing! Nama gue cantik cantik diganti Siti Badriah" ucap Olla sambil berjalan menuju Zee.

"Adek kok bisa di sekolah kakak?" Tanya Ara.

"Tadi papah telfon kepsek aku, izin pulang ada acara, ga tau deh acara apa"

"Owh.. terus kenapa ga pulang, kenapa malah mampir ke sini?"

"Ga tau deh"

"Ya udh gih, ke ruangan papah, nanti kamu di cariin lagi"

"Tapi kak Ara gimana?"

"Tuh, ada 3 anak curut yang bantuin kakak" ucap Ara sambil menunjuk Olla, Zee dan Mira.

"Dia minta bantuan di juga yg ngehina"--zee.

"Sabar banget Ra gue punya temen modelan kayak lu"--mira

"Ya udh deh, deva ke tempat papah" Deva pun berjalan untuk keluar kantin, tapi beberapa langkah sebelum ia keluar, Deva membalikkan badannya dan menatap sinis ke arah Mira Olla dan Zee.

"Jagain kakak aku, kalau gak awas aja" Deva pun pergi meninggalkan kantin itu.

"Njir! Tuh Adek lu galak banget deh ra" ucap Olla sambil melongo menatap kepergian Deva.

"Tau deh" ucap Ara, sambil membangkitkan tubuhnya.

Ara pun kembali duduk, di ikuti oleh Mira Olla dan Zee.

"Eh Ra, serius lu sekarang yang urus nih sekolah?"ucap Mira masih tak percaya apa yang ia dengar tadi.

"Hhmm"

"Gila sih, lu masih bocil dah ngurusin sekolah Segede gaban ini"--olla.

"Tapi ga papa, kita bisa minta free less nih sama Ara"--zee

"Tapi kayaknya itu ga bakalan terjadi"--ara.

"Lah kenapa?"--mira.

"Gue juga di tuntut untuk jadi ketos, dan otomatis gue ga bakalan biarin anak murid sekolah ini dan juga kelas gue, itu jadi anak yang bandel"

"Dih.. kayak Lo ga bandel aja"--olla.

"Serah deh gue capek, dah ah, gue mau ke ruang OSIS, tugas gue numpuk, Bey!" Ucap Ara seraya meninggalkan ke tiga temannya itu.

"Kasian ya Ara, beban hidupnya berat banget" ucap Mira yang merasa kasian kepada temannya itu.

"Aneh ya bokapnya, dan gue lebih merinding pas bokapnya Ara bilang kalau masih mau hidup, nurut sama kata kata saya "--zee.

"Sekejam itu bokapnya Ara, gue liat liat Ara itu kayak babu bokapnya aja, kayak kagak ada roman roman anak sama bapaknya"--olla.

"Kasian gue sama tuh anak, walaupun suka ngeselin tingkah nya"


Tak berapa lama, seseorang cewek cantik primadona sekolah itu pun menghampiri meja Mira Olla dan zee.

"Ara kemana ya?"ucap cewek tsb.

"Eh,,, kak Chika, cari Ara ya?" Ucap Mira yg di balas anggukan oleh Chika.

"Ara di ruang OSIS, banyak kerjaan katanya"

"Oh, makasih ya" ucap Chika, kalau meninggalkan mereka bertiga.

"Dengaren, tuh cewek nyari Ara"--zee.

"Sepertinya udh ilang deh julukan dia sebagai cewek tercuek di sekolah ini"--olla.

"Bodo ah, peduli amat lu pada sama kakel itu"--mira.













Chika berjalan menuju ke ruang OSIS, sambil membawa kota P3K. Ia merasa kasihan kepada Ara yg di tampar berkali kali oleh papahnya itu.

Kini Chika sudah di depan pintu ruang OSIS. Ia membuka pintunya dan terlihat Ara yg sedang fokus menatap ke arah leptopnya.

Chika pun masuk, dan menghampiri Ara, Chika duduk tepat di sebelah ara yg masih sangat amat fokus memandangi layar leptopnya. Bahkan dia juga ga tau kalau Chika ada di sebelahnya.

"Serius amat mang!" Ucap Chika yg membuat Ara terkejut.

"Anjing kaget!" Kaget Ara karena tiba tiba di sebelahnya ada orang, padahal tadi dia hanya sendiri.

Chika menatap tajam ke arah Ara."seburuk itu ya muka gue sampai lu katakan anjing?"

"Eh... Enggak kakak, sorry refleks tadi"

"Hhmm"

"Jangan marah dong kak, kak Chika juga sih, ngepain coba tiba tiba di samping aku"

"Gue cuma mau ngobatin lu di pipi Lo"

"Cie... Perhatian"ucap Ara sambil menaiki turunkan alisnya.

"Apaan sih, ga usah ge'er deh, gue cuman kasian sama keadaan Lo" ucap Chika dgn tangannya yang ingin menempelkan Betadine di pipi Ara.

Ara menahan tangan chika yg ingin mengobati lukanya itu."ga usah di obati, gue ga papa, dan juga lu ga usah kasihan sama keadaan gue, gue bukan orang yang minta di kasihani sama orang lain". Ucap Ara sambil menutup leptopnya, membereskan berkas berkas yg ada di meja dan membawanya keluar meninggalkan chika yg masih berada di dalam.

Chika sedikit merasakan sakit di hatinya, yg tadinya Ara mengunakan embel-embel kakak, tau pun aku kamu, dan secara tiba tiba Ara menggantinya menggunakan kata Lo, gue.

Ya, Ara tipe orang yang ga suka di kasihani, karena menurut Ara, orang yang banyak di kasihani oleh orang lain, merupakan orang yang sangat lemah, dan Ara ga mau di anggap lemah karena suatu alasan.
























Tbc....

Tuhan Bolehkah Aku Bahagia?(Zahra Nur)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang