Part 18

3.6K 427 8
                                    

-
-
-
-
-
-
-
-

Kini Ara sudah berada di balkon kamarnya. Menatap indahnya langit malam hari ini.

"Hey bulan, apa kabar"sapa Ara, kepada bulan yang bersinar terang di langit yang indah.

"Udh lama ya, aku ga ngobrol bareng kamu"

"Aku selalu sibuk, sampai aku lupa bercerita tentang masalah hidup ku ke kamu"


"Oh iya"ucap Ara sambil mengambil gitarnya."aku ada lagu nih, untuk keluarga aku, kamu mau denger?"

"Oke aku nyanyikan ya, khusus di dengar buat kamu aja"

Ara pun mulai memainkan gitarnya, dan bernyanyi menghadap bulan.

Di matamu aku tak bermakna
Tak punyai arti apa-apa
Kau hanya inginkanku saat kau perlu
Tak pernah berubah


Seketika saja mata Ara mulai berair, tatapan matanya masih menuju ke bulan, seakan akan ia mengaduh tentang keadaannya yang sekarang.

Kadang ingin 'ku tinggalkan semua
Letih hati menahan dusta
Di atas pedih ini aku sendiri
Selalu sendiri

Serpihan hati ini 'ku peluk erat
Akan 'ku bawa sampai 'ku mati
Memendam rasa ini sendirian
'Ku tak tahu mengapa aku tak bisa melupakanmu
Oooooo...

'Ku percaya suatu hari nanti
Aku akan merebut hatimu
Walau harus menunggu sampai 'ku tak mampu
Menunggumu lagi...

Dan satu tetes air mata Ara pun jatuh ke pipi mulusnya. Mengeluarkan semua kekesalan, kesedihan, dan penderitaan yang dialami olehnya.

Serpihan hati ini 'ku peluk erat
Akan 'ku bawa sampai 'ku mati
Memendam rasa ini sendirian
'Ku tak tahu mengapa aku tak mampu


Ara menyanyikan lagu itu di iringi oleh tangisannya. Menurutnya menangis di hadapan bulan bukan hal yang memalukan. Bercerita tentang masalah hidupnya, tidak akan bulan bercerita ke siapapun, terkecuali tuhan.





















Keesokan harinya...

Kini Ara sudah berada di meja makan, bersama mamah papah dan abang adiknya.

"Ara"panggil bobby."hari ini sampai Minggu depan saya berada di luar kota, untuk mengurus perusahaan saya. Dan saya harap kamu bisa mengurus sekolah dengan baik, kalau tidak, kamu tau akibatnya!"

"Iya".jawab Ara."ya udh aku pamit".

Ucap Ara lalu pergi meninggalkan ruang makan itu.

"Jadi anak ga ada sopan santunnya ya" ucap Shania.

"Emang kenapa mah?"jawab Deva.

"Tuh, kakak kamu tuh, bukannya salaman sama orang tuanya sebelum pergi, ini malah enggak"

"Bukanya kemarin kak Ara mau salaman tapi mamah sama papa ga mau ya?"-- batin Deva.





















Hari ini, Ara belajar olah raga, ia dan teman temannya pun mengganti pakaian di ruang ganti.

"Eh ra, itu gimana, udh dapet belum hatinya kak Chika"tanya zee.

"Belum lah Bambang, masih baru 4 hari nyong"jawab Ara.

"Kalau lu dapet, borong makanan di kantin ye, kalau perlu khusus untuk kita ber3"lanjut Olla.

"Lah, bertiga? Jadi gue yg bayar gak makan?"tanya Ara.

"Ya kagak lah".ucap Mira."lu kan tugasnya yg bayar doang, kita kita yg makan".

"Anjing, nyesek gue punya temen kayak lu pada"ucap Ara.

"Ra kalau sama temen itu..."ucap Mira.

"Tidak apa apa! Tidak apa apa!" Lanjut mereka bertiga, sambil menyilang kan tangannya, dan menggerakkan ke atas dan ke bawah.

"Nyesel gue punya temen kayak lu pada" ucap Ara lalu pergi meninggalkan mereka bertiga.

"Eh...! ATM berjalan ku mau kemana? Tunggu eikeh!!" Ucap Olla menirukan suara banci.















Di lapangan, semua murid kelas Ara sudah berkumpul. Hari ini mereka belajar tentang tata cara bermain basket.

"Panas panas main basket"ucap Mira.

"very hot"ucap Olla.

"Jangan pakai bahasa Inggris, sok ngerti lu"

"Ya Tuhan mir, sewot banget hidup lu ya"

"Ga cosplay jadi banci lagi la?"tanya zee.

"Iiihhh, eikeh bukan banci lah" ucap Olla sambil menirunkan suara banci.

"Njir, jijik gua" ucap Ara menatap jijik ke Olla.

"Jadi kalau lu bukan banci apa Samsul"tanya Mira.

"Be-n-co-ng!!" Ucap olla.

Sontak membuat Ara Zee dan Mira ketawa ngakak melihat tingkah random Olla.












Dan praktek memainkan basket pun di mulai. Masing masing murid bergiliran untuk memasukan bola basket ke ring dari jarak yang berbeda.

Pada saat giliran Ara, tanpa sengaja ia melempar kuat bola basket itu dan mengenai murid yg sedang lewat di koridor sekolah.

"Mampus gua!"ucap Ara panik.

"Mati anak orang lu buat"--olla.

"Ih... Pingsan dia Ra...!"ucap Mira.

"Mampus lu ra, anak orang sekarat"ucap Zee membuat Ara semakin panik.

"Anjir, ga usah bikin panik lu pada!"ucap Ara frustasi, melihat murid yg terkena bola kini terbaring pingsan.

"Samperin bege, bawa ke UKS"--mira.

"Tau Lu, malah melongo aja"--olla.

"Aaagggrrr!"
"Bikin ribet aja" ucap ara, berlari ke arah murid yang terbaring pingsan itu.

Saat Ara mendekati murid tsb...

"Ah elah..!! Dia lagi!"--batin ara.














































Tbc...



Tuhan Bolehkah Aku Bahagia?(Zahra Nur)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang