37

3.7K 426 38
                                    

4 atau 3 part lagi cerita ini bakalan tamat ngab😊
Cuman mau ngasih tau aja
Hehehe :v

























Setelah bell pulang sekolah berbunyi, terlihat Ara yg masih tidur, masih dgn posisi yang sama, manaru kepalanya di atas meja.

"Ara, bangun Ra, udah pulang"ucap Mira membangunkan Ara.

Ara pun membangkitkan kepalanya, terlihat mukanya masih pucat.

"Kepala lu masih sakit? Gue anterin pulang ya, motor lu bisa gue atur nanti"Mira.

"Ga usah, gue juga mau nganterin kak Chika pulang"Ara.

"Kak Chika biar gue suruh naik taksi aja, lo pulang sama gue"Mira.

"Ga ah, gue gak enak sama kak Chika"Ara.

"Ga usah bandel Ra"Zee.

"Iya, bandel banget jadi orang, kalau kak Chika sama lu, terus terjadi apa apa, mampus lu"Olla.

"Iya deh iya, gue pulang sama opung"Ara.
















DI PARKIRAN...

Terlihat Ara yg di bopong sama Olla dan Zee. Chika, dia sudah berada berdiri di samping motor Ara. Wajahnya terlihat kesalahan, ya gimana ga kesal, di tinggal ke kelas sama Ara tadi pagi, Ara gak nyamperin ia pas jam istirahat, terus gak ngebujuk ia pas lagi bete.

"Kak Chika"panggil Mira.

Chika menoleh, terlihat Ara yg di bopong sama Olla dan Zee.

"Ara kenapa?"tanya Chika khawatir.

"Gue ga papa kok kak"Ara.

"Gak papa gimana sih Ra, kamu mukanya pucet banget"Chika.

"Kak chika tenang aja, aku nganterin Ara pulang, kak Chika bisa naik taksi atau gak, sama Zee aja"Mira.

"Gue naik taksi aja, bareng ara"Chika.

"Gak Ara bareng gue"jawab Mira ga mau kalah dengan chika.

"Ssuuuttt! Udh mir, gue bareng kak chika aja, motor gue nanti biar pak Rendy yg ambil"Ara.

"Pak Rendy siapa?"Mira.

"Supir gue"Ara.

"Ya udh deh, kalau gitu, gue Olla dan Zee, pulang duluan ya"Mira.

"Iya, hati hati ngab"Ara.

Setelah teman temannya Ara sudah pergi, Chika membopong Ara menuju halte, supaya Ara tidak berdiri terlalu lama.

"Bentar ya, aku mesen taksi online dulu"ucap Chika dan di balas anggukan oleh Ara.

Setelah memesan taksi online, tak beberapa lama taksi itu pun datang, mengantarkan mereka berdua ke rumah Ara.











"Ara bangun, udah sampai"ucap Chika membangun Ara. Selama perjalanan Ara hanya tertidur, katanya kepalanya pusing.

"Udah nyampe?"tanya Ara, sambil mengumpulkan nyawanya.

"Udah, yuk turun"ucap Chika.













Chika membopong Ara sampai dalam rumahnya, saat Chika mengarahkan jalannya menuju sofa ruang tamu, Ara menolak, ia ingin masuk ke kamarnya saja.

"Itu mamahnya Ara kenapa kagak ada khawatirnya sama anaknya?"batin Chika. Melihat Shania yang biasa saja melihat Ara yg benar benar amat pucat.









DI KAMAR...

"Ara, ke rumah sakit yuk, aku temenin"ucap Chika sambil mengelus kepala Ara yg berbaring di paha Chika.

"Ga mau, takut di suntik"ucap Ara dgn mode bocilnya.

"Anak bandel tapi takut suntik"ejek Chika.

"Kalau Ara pergi jauh, kak Chika benci ga sama Ara?"tanya Ara tiba tiba.

"Emang kamu mau pergi kemana, jangan yg aneh aneh ya Ra.. aku ga mau jauh dari kamu"ucap Chika.

"Enggak, cuman nanya aja, kalau aku ga ada di samping kak Chika lagi, kak chika bakalan tetep sayang ga sama aku?"tanya Ara lagi.

"Ngomong apa sih Ra?!, Aku tuh ga suka kamu nanya nanya kayak gitu, seakan akan kamu mau ninggalin aku"ucap Chika kini matanya telah berkaca kaca.

"Kak Chika jangan nangis dong, Ara cuman nanya doang"ucap Ara, bangkit dari tidurnya dan menatap wajah Chika yg hampir ingin menangis karena pertanyaannya.

"Kamu punya gebetan baru ya makanya kamu bilang kayak gitu"kini Chika telah mengeluarkan air matanya.

"Eh? Enggak, siapa yg punya gebetan baru? Ara ga punya gebetan baru. Siapa yg bilang Ara punya gebetan baru?"tanya Ara khawatir, ia benar benar takut kalau Chika pergi darinya karena mengira kalau dirinya punya gebetan baru.

"Kamu jahat mau ninggalin aku"ucap Chika di selah tangisnya.

Ara menarik Chika kedalam pelukannya, mengusap lembut kepala Chika.

"Ssuuuttt, jangan nangis ya, Ara ga punya gebetan baru kok, Ara cuman sayangnya sama kak Chika doang"Ara.

"Bohong"ucap Chika sambil memukul pelan dada Ara.

"Ara ga bohong kak Chika, selama ini pernah kak Chika liat Ara dekat sama cewek lain? Ga pernah kan?"Ara.

"Pernah! Siapa bilang aku ga pernah liat, kamu jahat hiks!"tangis Chika lagi, sambil memaksa ingin terlepas dari pelukan Ara, namun tenaganya kalah kuat dari Ara.

"K-kapan kak Chika liat aku sama yg lain"ucap Ara gugup.

"Sama anak kelas 10 itu, hiks kamu Deket sama dia hiks"Chika.

Ara tahu kemana arah pembicaraan Chika, pasti adik kelasnya itu yg bernama sifah, ya namanya hampir sama dgn managernya.

"Owh itu, dia sifah, dia itu emang Deket sama Ara, karena Ara udh anggap dia seperti adik sendiri, kita berdua dekat udah lama, dari SMP, tapi kita pisah pas dia pindah keluar negeri"ucap Ara.

"Beneran, ga bohong?"tanya Chika mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah Ara.

"Beneran, Ara ga bohong"Ara.

"Sumpah demi apa?"Chika.

"Sumpah demi apapun"jawab Ara.

Chika pun memeluk erat tubuh Ara, entah mengapa, ia sangat menyayangi mahkluk menyebalkan ciptaan Tuhan ini. Ia sangat takut kalau Ara meninggalkan dirinya, karena selama ini gadis itu yg menjaganya, menuruti kemauannya, sabar dgn perubahan sikapnya, pokoknya sifat random Chika, Ara sabar banget hadapinya.


























Tbc...

Tuhan Bolehkah Aku Bahagia?(Zahra Nur)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang