3. Bangun

1.8K 386 90
                                    

"Shinichiro, sudah siang
Ayo, bangun ...." 

Kau duduk di tepi ranjang, menggoyang-goyangkan tubuh suamimu yang terbalut selimut rapat. Hari sudah beranjak siang, tetapi suamimu tetap terlelap dalam tidurnya. 

"Hih, dasar kebo!" 

Karena kesal Shinichiro tidak kunjung bangun juga, kau merangkak menghampirinya, menarik lepas selimut yang Shinichiro pakai untuk menutup tubuhnya agar tidak kedinginan. 

"Shinichiro ... bangun, ini sudah siang." 

Kau duduk di samping rebahnya, mengelus lembut surai hitam halus tanpa pomade, terus sampai telinganya. Sedikit kesal. Padahal kau sudah rela bangun pagi dan membuat sarapan kesukaannya agar bisa dimakan bersama, tapi Shinichiro malah tidak mau bangun. 

"Shinichiro ..." 

Disela kau merengek sembari mengelus rambutnya, tiba-tiba kau merasakan sebuah tangan masuk ke dalam bajumu dan merangkul pinggulmu. 

"Sayang," gumam Shinichiro dengan suara serak setengah sadar. 

"Shin, kamu sedang apa?" 

Kau mengeluh, disusul dengan itu, tangan Shinichiro bertambah satu merangkul pinggulmu dan menarikmu ke samping tidurnya. 

"Temani aku tidur sampai bangun," ucapnya lagi, setengah sadar. 

"Tapi sekarang sudah siang, Shinichiro." 

"Sebentar lagi." 

Kau menghela nafas pasrah dan berakhir tidur dalam pelukannya. Membiarkan Shinichiro mendengkur di atas kepalamu. 

Beberapa menit saat kau bergerak-gerak tidak nyaman, Shinichiro bangun terduduk di sampingmu. 

Kau tatap dia dengan wajah khas tidurnya. Shinichiro mengerjap beberapakali menatapi seluruh tubuhmu dari kaki hingga rambut. 

"[Name]," panggil pria itu. 

"Kenapa?" 

Seringai tidak jelas terukir di wajah Shinichiro, pria itu lalu dengan cepat menaiki tubuhmu dan mengunci tanganmu di atas kepala. 

"Aku sudah bangun!" ujarnya senang. 

Kau mengerutkan dahi keheranan, "Maksudmu?" 

"Aku, bangun." 

"Eh-- Tunggu-- Shinichiro ...!!" 

"Shinichiro!!!" 

Drabble | Shinichiro SanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang