9. Takut

1K 247 39
                                    

Dahimu terkerut, menggerutkan gigi dan mata yang terpejam tak nyaman. Rasa pusing dan tidak nyaman kembali mengganggu tidurmu. Dua hari ini benar-benar melelahkan, tidur sakit, bangun lebih lagi. 

Kau buka mata begitu terpaksa. Keringat yang kau produksi selama sakit menjadi berlebih, membasahi hampir seluruh wajahmu. Ramabutmu juga jadi lengket karena tidak keramas dan mandi selama dua hari. 

Dalam redupnya lampu tidur kamar, kau raba-raba sebelah ranjangmu. Kosong. Niat ingin membangunkan Shinichiro dan meminta tolong malah menjadi kekawatiran 

"Shinichiro ..." panggilanmu merengek. 

Mual tidak tertahan lagi, wajahmu kian memucat dengan keringat dingin yang menggantikan keringat hangat. Merasa masih tersisa tenaga untuk berlari dan pergi ke kamar mandi. Kau bungkukkan tubuhmu di atas washbowl berwarna putih tulang. 

Ukuran kamar mandi yang tidak terlalu besar membuat suara mualmu lebih bergema. Mengisi penuh pendengaranmu dengan gelombang suara, hingga rasa pusing dan lemas kembali menjalari tubuh. 

Perlahan, pertahananmu melemah, pendengaranmu berdengung mendominasi rasa pusing dan mual. Karena tidak tahan lagi, dengan gerakan tersendat kau mulai terduduk di atas lantai kamar mandi berwarna biru. Nafasmu memburu, begitu susah payah menghirup udara kamar mandi yang seolah menipis. 

"[Name]?" 

"[Name] ..."

"[Name]!" 



♡♡♡

Dalam rebah tubuh lemasmu di balik selimut tebal, tak pernah kau lepas barang kau longgarkan pelukan erat pada Shinichiro yang setengah duduk menyandar pada sandaran. Rasa takut akan sesuatu nyata terasa kian membesar sejak pagi tadi. Jantungmu berdegup kencang tidak nyaman, takut jika hal buruk akan menimpa hidupmu. 

"Sabar, ya, Emma dan Manjiro akan datang bersama dokter sebentar lagi," ujar pria itu dengan nada lembut seolah menenangkanmu. 

"Aku takut, Shinichiro." 

Rambutmu tiada henti diusap-usapi olehnya, terkadang naik dan turun membelai pipi dan mengusap air mata. Membuat rasa nyaman perlahan menggeser rasa khawatir dan takut yang semula kau alami. 

"Tidak perlu takut, ada aku di sini. Jangan khawatir, aku akan selalu di sampingmu." 

Kau tersenyum dan terkekeh pelan bahkan hampir tidak terdengar, "Kupegang janjimu ..." 



-------- Cuap2 Watashi

Hai, guys! Watashi bingung nih, endingnya mau angst apa hepi aja? Kalo heppi kayaknya nggak nyambung. Tapi kalo angst .... Hello! Hidup gue aja menyesakkan, masa bikin WP begitu juga. 

Tapi ... 

Aduh, gimana ini?! 

Drabble | Shinichiro SanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang